Pagi ini arga harus dibuat kelimpungan bukan main karena ketika bangun ia sudah mendengar suara istrinya tengah muntah sambil nangis2 di kamar mandi
Di tambah lagi si anak rewel karena susu buatan ayah rasanya aneh dan dia ngga di kasih ayah nen ke bunda.
Ya jadi marah aru nya
Berujung dengan aksi diam2an hampir setengah hari karena si ayah yang lelah ngurus bunda dan aru yang susah nya minta ampun untuk sekedar di kasih tau
"bang, makan dulu ya sayang." entah ajakan yang keberapa terlontar dari mulut arga demi menyuruh putra sulungnya itu untuk menyantap makanan yang sudah susah payah ia buatkan
Sedangkan yang di ajak bicara lebih memilih berguling2 dari sudut ambal ke sudut ujungnya dan sama sekali ngga menghiraukan suruhan sang ayah
Arga memijat pelipisnya. Heran bukan main, kenapa di antara banyaknya orang yang dekat dengan aru. Kenapa harus ayah yang paling ngga aru dengarkan
Ke bunda aru sudah pasti nurut, apalagi kakek nenek atau opa oma nya, ke abi sama uma nurut bukan main, ke om kembar dia bisa di ajak kompromi, ke aunty pacar (read: melani) dan om saingan (read: farel) aru juga nurut
Kenapa giliran ke ayah sendiri si anak malah susah di Bilangin giniii?? :((
"bang dengerin ayah kali ini bisa sayang?" terdengar suara jenuh pada nada bicara nya
"mau buda~" rengeknya lagi. Masih dengan kegiatan berguling dari sudut ke sudut
"bunda lagi istirahat. Bunda kecapekan nak, nurut sama ayah ya?"
Tidak ada jawaban. Arga mendengus
"abang sayang sama ayah ngga sih?" pertanyaan itu keluar begitu saja sampai membuat si anak langsung berhenti dan duduk bersila. Pandangannya ke bawah dengan mata berkaca
Dia paham betul. Kalau ayah udah bertanya hal itu pasti si ayah udah marah. Bibirnya di gigit kecil demi menahan tangisan
"jawab bang" timpal arga
Perlahan makhluk mungil itu mengangguk.
"kalo gitu nurut sama ayah mau ya? Nanti kalo abang udah makan, udah mandi, kita samperin bunda ke kamar" jelasnya panjang lebar.
Si anak mengangguk lesu, benar2 takut kalau sang ayah marah. Karena walau ia belum pernah di marahi, ia tau ayahnya tipe orang yang pasti sangat tegas
Tangannya terentang
"endong aya" ujarnya pelan. suaranya bergetar hampir menangis
Arga tersenyum kemudian membawa putranya ke dalam gendongan
"jangan nangis, abang ga salah kok" ucap arga lembut sembari menghapus air mata aru yang sedikit2 jatuh dari sudut mata
"maap aya, abang buat aya cucah" timpal sang anak lemah. Membuat arga malah merasa bersalah
"ngga sayang. Cuma nanti jangan di ulangi ya? Kalo ayah kerja sendiri gini abang jangan susah di bilangin"
"iya aya, maap"
Cup
Satu ciuman si bubuhkan pada pipi tembam putranya yang kemudian duduk di kursi pribadinya sembari menikmati bubur buatan sang ayah yang alhamdulillah rasanya 11 12 dengan buatan bunda
;
"udah mendingan?" tanya arga ketika untuk yang ke 6 kalinya dera memuntahkan isi perutnya di kamar mandi. Raut wajah cemas terlihat jelas di wajah arga
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ARU-III
RomanceArga & Dera story kembali berlanjut!! season ketiga dari cerita pertama dan kedua mereka. membagi kisah romansa pasangan suami istri dalam merawat putra kecil mereka. tentu dengan sedikit bumbu kehidupan yg bisa dijadikan pembelajaran. Stay tune c...