Sampai di rumah sakit jehan buru2 menggendong aru masuk ke dalam, mengabaikan si gembul yang tadi baru selesai menangis dan hampir melanjutkan tangisannya lagi.
"om kita mau kemana ciiiih?" rengek aru. Tiba2 saja dia merasa tidak nyaman berada di tempat ini.
"bentar ya sayang ya, ini kita mau nemuin ayah kamu" jawab jehan tergesa-gesa
"gamauuu, mau cama budaaaa" balas si gembul mulai menangis. Mungkin memang ikatan batin seorang anak dan ibu selalu kuat.
"iya ini mau kesana"
"buda kenapa bica dicini om?" tanya aru lagi. Jehan memilih untuk bungkam.
Karena tadi arga sudah memberi tahu jehan kalau dera langsung dibawa ke ruangan rawat inap, mereka langsung kesana.
Jehan membawa aru masuk ke dalam ruangan, dan hal itu membuat arga kaget. Buru2 membawa aru dalam gendongan
"makasih banyak ya han" ucap arga. Jehan mengangguk
Mata Jehan kini tertuju pada dera yang tengah menahan sakit di tempat tidur.
"sakit banget ya ra?" tanya jehan pelan. takut aru mendengar walau yakin betul nanti si gembul pasti bertanya kenapa bunda bobo di rumah sakit dengan wajah menahan sakit seperti itu.
Dera hanya mengangguk.
"ar, lo urus dera aja deh. Biar gua bawa aru jalan2" ketika jehan mengatakan itu spontan aru mengeratkan pelukan nya pada leher arga. Matanya mulai berkaca, apalagi dengan posisi seperti ini ia bisa langsung melihat bunda nya begitu kesakitan.
"buudaaaaaa........" tangisan aru pecah. Ia menangis dengan keras sampai membuat jehan dan arga kewalahan.
Dera yang mendengar suara putra kecil nya itu langsung menoleh, dera pun tersenyum. Entah seberapa kuat seorang dera. Bahkan di situasi seperti ini ia sempat2nya tersenyum.
"mau cama budaaa ayaa, kenapa budaaa diciniiiii, ayo bawa buda puyaaannnggg" tangisannya semakin kencang, mencoba keras mendekat ke arah dera.
"aru, jangan gini nak, jangan nangis" ucap arga menenangkan aru sembari mengelus punggung nya.
"mau cama buda ayaaaa" rengek aru lagi.
Arga bingung bukan main, orangtua dan mertua dia sedang dalam perjalanan, dan aru bersikeras ingin di dekat dera. Melihat kondisi, arga ngga mungkin buat aru di dekat dera.
Ketika arga ingin memindahkan aru ke dalam gendongan jehan, aru mati2an memeluk leher arga kencang.
"mau camaa buudaaaa, abang mau temani buda ayaaaa" teriaknya lagi. Wajahnya sudah basah karena air mata
"bunda gabisa di ganggu sayang, nanti abang sakitt"
"damau! Abang mau cama budaaaa" bantahnya lagi.
Melihat itu dera akhirnya buka suara
"kak" panggil dera lemah. Mencoba mati2an menahan rasa sakit di badannya, terutama bagian punggung sampai kaki. Rasanya seperti ribuan batu tajam tengah menghujani badannya.
Arga menoleh, dan yang lebih luar biasa lagi. Mendengar suara dera, aru langsung berhenti menangis.
"aru nya disini aja, temenin bunda" ucap dera lembut.
Jehan menatap dera lekat. Dera-nya sama sekali ga berubah, baik hatinya, sifat tulus dan kasih sayangnya, bahkan di keadaan dimana nyawa dia akan segera di pertaruhkan, dera tetap ga biarin anaknya menangis.
Bisa bayangkan bagaimana sakitnya jehan? Di depan mata nya sekarang, wanita yang dia cintai tengah berjuang untuk melahirkan anak kedua dari lelaki lain. Dan sebuah kenyataan pahit sampai sekarang adalah perasaan jehan masih sama untuk dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ARU-III
RomanceArga & Dera story kembali berlanjut!! season ketiga dari cerita pertama dan kedua mereka. membagi kisah romansa pasangan suami istri dalam merawat putra kecil mereka. tentu dengan sedikit bumbu kehidupan yg bisa dijadikan pembelajaran. Stay tune c...