12. sudah jadi

17.4K 678 32
                                    

Perut nya masih terasa mual. Kepala nya pusing dan sampai sekarang arga menghilang entah kemana. Udah jam 4 sore dan yang bisa dera lakukan hanya berbaring di tempat tidur dan setiap 25 menit lari ke kamar mandi karena merasa mual

Bahkan dia ngga tau apa anak dan suami nya udah makan.

Air matanya kembali menetes. Tangannya sibuk mengelus perutnya yang masih datar namun ada kehidupan di dalamnya.

Dera sama sekali ngga benci sama janin yang ada dalam kandungan nya karena udah sukses ngebuat dia sakit berkepanjangan bahkan sampai hampir seharian penuh

Dia cuma benci sama dirinya sendiri yang ngga bisa kuat bahkan untuk sekedar keluar kamar, bikinin susu untuk anaknya dan dadar telor untuk suaminya

Dera rindu aru. Seharian dia sama sekali ngga bisa mendekat ke anaknya itu karena sumpah aroma bayi itu sukses buat dia pusing.

15 menit yang lalu melani baru izin pulang duluan sama farel.

Dera sendirian lagi di kamar karena mungkin arga sibuk ngurusin aru. Ini jam mandi sore nya aru

Ngga berapa lama dera mendengar suara tawa anaknya menggelegar. Ada rasa lega dalam hatinya karena arga berhasil buat suara favorit nya itu menggema. Se enggak nya dera tau kalau anaknya udah ngga sedih lagi

Suara pintu kamar terbuka. Derap langkah kaki terdengar dan itu refleks membuka dera menahan nafas karena ngga mau buat anaknya kembali merasa kecewa

Samar2 dera mendengar suara anaknya yang tertawa dan sesekali merengek

"iiiiii ayaa! Janan delitik peyut! Delikk!"

"ih, bau nya kaya orang tua, gemes. Jenggotnya mana kek?"

"abang byum tua aya! Butan tatek!"

"ih, orangtua"

"ayaaaaa!"

Dan ketika dera menghirup nafas melalui hidung. Indra penciuman nya di penuhi bau favorit nya; bau tubuh arga

Dera langsung bangkit dari tidur nya dan ngeliat aru yang tengah di gendong sang ayah. Tangannya terentang begitu melihat bunda nya di tempat tidur

Pastinya dera langsung menerima. Anaknya itu di peluk erat sembari di beri ciuman beruntun. Senang karena akhirnya dia bisa meluk anaknya tanpa mual lagi

"melani yang ngasih tau ayah. Biar aru bisa deket bunda, parfumnya di ganti dulu pake punya ayah." jelas arga seolah tau isi fikiran dera

"buda uda cembuh?" tanya aru

"udah dong. Karena abang meluk bunda, bunda langsung sembuh. Sini peluk lagi"

Jadi lah arga yang jadi penonton ketika melihat dua makhluk mengemaskan kesayangannya ini tengah saling memeluk erat.

"tapi buda, mpum aya nda buat abang hangat." ulasan itu keluar dari bibir mungil putranya.

Dera terkekeh ketika mendengar penuturan aru ketika bilang parfum sebagai 'mpum'. Satu ciuman di bubuhkan di pipi kanan.

"ya udah sini peluk bunda lagi"

"peyuk budaaaa"

Arga rasanya harus cek kesehatan ke dokter. Kalo setiap hari di beri tontonan menggemaskan kelewat menis begini ngga menutup kemungkinan dia kena penyakit gula :")


















;

Coba tebak apa yang membuat arga lari pontang panting di kamar sore hari menjelang maghrib ini?

BABY ARU-III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang