Selesai arga mandi. Ternyata dera masih ada di kamar tengah menyiapkan pakaiannya. Aru udah lari di bawa terbang sama melani ke ruang tengah, temen2nya masih disana. Katanya pulang jam 11 aja.
Arga duduk di pinggiran ranjang, handuk masih bertengger di sepanjang jejeran pinggangnya. Memperlihatkan perut kotak2nya yang terbentuk sempurna
Arga duduk membelakangi dera. Sang wanita menghela nafas, dera sadar betul masih ada atmosfer berbeda ketika suaminya dan jehan bertemu.
Dera mengambil handuk kecil di lemari kemudian menghampiri arga. Rambutnya basah karena keramas tapi entah kenapa arga sama sekali ngga ada niat untuk mengeringkannya.
Karena dera istri yang peka. Jadilah dia yang sekarang tengah mengeringkan rambut arga dari depan.
"kakak kenapa?" tanya dera lembut. Ia dapat jelas mendengar kalau arga baru saja menghela nafas.
Arga ngga memberi tanda2 untuk menjawab. Matanya terlihat kosong, ada hal yang sedari tadi mengganjal perasaannya dan enggan mengungkapkan
Bahkan sampai dera selesai mengeringkan rambutnya arga masih tetap tak bergeming. Dera kesal tentunya, tapi sadar kalau mood suaminya ini pasti sedang down
Dera beralih mengambil kaos singlet arga, memakaikan nya dengan telaten seolah ia tengah mengurus seorang bayi besar yang rewel memakai baju.
Bahkan setelah kaos singlet terpasang apik di tubuhnya arga tetap saja melamun. Dera beralih mengambil baju kaos lengan panjang milik arga berwarna hitam. Kembali memakaikannya sampai akhirnya pun arga tetap melamun
Sudah cukup. Dera kesal beneran
Dera mensejajarkan tinggi badannya dengan arga yang tengah duduk di pinggiran ranjang. Badannya bertumpu pada lutut, dan dengan gerakan cepat bibirnya tengah menggigit bibir bawah arga sampai tertarik dan si pemilik bibir akhirnya mengaduh kesakitan
"AW! dek! Sakit!" pekik arga memegangi bibir bawahnya yang berdarah.
"kakak kenapa sih?! Kalo ada masalah tuh cerita! Jangan melamun gini aja! Aku ngga bisa baca fikiran orang! Sampe2 baju mu selesai aku pakaikan kakak tetap ngga sadar! Mau aku pakein juga celana dalemnya?!" amarahnya meledak. Mengomeli arga dan mengungkapkan semua isi hatinya adalah jalan terakhir supaya tidak arga tidak ikut naik pitam
Terbukti, kini arga hanya bisa diam memandangi wajah dera yang semakin cantik ketika marah.
Kedua tangannya mencakup wajah mungil istrinya, dengan gerakan cepat bibirnya yang masih sedikit berdarah itu melumat bibir dera kasar, penuh tuntutan, dera sadar kalau sedang seperti ini arga mencoba menghilangkan emosinya
Bahkan ketika pasokan udara pada dera menipis arga sama sekali tidak berniat menghentikan ciuman sepihak ini. Sampai akhirnya dera menepuk2 dadanya dan pagutan itu terpisah, memperlihatkan bibir bawah dera yang juga ikut2an berdarah
Nafasnya tidak beratur. Arga hanya diam dan mengamati wajah dera yang memerah ini tengah mencoba mengatur nafas, sampai akhirnya args kembali menyatukan bibir mereka.
Namun kali ini. Dengan gerakan lembut, sangat lembut seolah bibir dera adalah sebuah manekin yang terbuat dari kaca. Sukses membuat dera terbuai dan ikut menyelaraskan pagutan
Ciuman hangat penuh cinta yang berlangsung kurang lebih 30 menit itu menjadi ciuman paling manis bagi keduanya
Sampai akhirnya ciuman terpisah. Dan arga yang kini malah memeluk dera erat dan menenggelamkan kepala nya di ceruk leher sang istri
"ikut kakak ke australia aja gimana?" ucap arga tiba2. Pelukannya turun melingkari pinggang dan mengangkat dera ke pangkuan nya seperti seorang anak tengah mengangkat boneka nya
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ARU-III
RomanceArga & Dera story kembali berlanjut!! season ketiga dari cerita pertama dan kedua mereka. membagi kisah romansa pasangan suami istri dalam merawat putra kecil mereka. tentu dengan sedikit bumbu kehidupan yg bisa dijadikan pembelajaran. Stay tune c...