26. A Hard Day's Night

1.1K 40 5
                                    

•YunGi/MinYun•

🔞

.

"Gi, kepala gue mau pecah banget rasanya"

"hmm, kenapa, Yun?"

"pak dekan marah, gara-gara timeline proker BEM mundur, harusnya bulan ini engineering week udah jalan, tapi ini proposal aja masih mandek, dananya belum turun karena revisi terus proposalnya. Pusing gue"

Mingi menepuk-nepuk bahu pacarnya itu, "ya atuhlah segera diselesaikan, anak buah lo banyak, sayang kalo gak dimanfaatkan"

"tau tuh pada hilang, kayaknya pada takut gue omelin deh"

Mingi terkekeh, Yunho memang terkenal sebagai ketua BEM yang dingin, galak, serta garang di mata seluruh staffnya. Mingi selalu mengingatkan Yunho untuk bersikap ramah, tapi Yunho mengatakan kalau itu bagian dari profesionalitas. Terserah lah, kata Mingi pada akhirnya.

Tapi setidaknya image itu hanya di mata staff BEM, di mata Mingi tidak. Lihat saja, sekarang ini, Yunho duduk di antara kedua kaki Mingi yang terbuka lebar, sambil menghadap Mingi dan memeluk Mingi. Dagunya ia sandarkan pada bahu Mingi. Mingi sendiri sejak tadi menepuk-nepuki bahu Yunho, menyalurkan rasa aman dan nyaman pada sang kekasih.

"Gi, help me to do my jobdesc"

"idih, ogah gue jadi kahim! Jadi mahasiswa biasa aja udah ngendas"

"at least, help me solve my problem..."

Mingi menghela nafas, "oke, gue bantuin lo revisi proposal lo"

Yunho langsung menatap mata Mingi, matanya berbinar-binar, "benarkah????"

"iye, udah buruam kita ke BEM. Pake komputer BEM aja ngerjainnya"

"ay ay, sir!"

Yunho dan Mingi pun bangkit dari duduknya, lalu mereka berdua keluar dari perpustakaan dan menuju ke ruang sekretariat BEM. Sampai di ruang BEM, benar saja, kosong. Yunho merasa geram, bisa-bisanya di keadaan genting begini sekret BEM malah kosong? Apakah proker hanya mainan saja di mata para staff nya?

"anjing kan emang nih staff gue?!!"

Mingi menabok bibir Yunho, "lambemu! Yaudah, kalo lo marah-marah gak akam selesai itu proposal. Sekarang kita kerjain ya barengan?"

Yunho mengangguk, berikutnya mereka berdua duduk di hadapan komputer BEM. Mingi dengan telaten mengerjakan revisi proposal Yunho, sementara Yunho hanya duduk di sebelahnya. Memang Mingi lebih telaten dan cekatan daripada Yunho, sangat disayangkan Mingi menolak mentah-mentah untuk menjadi sekertaris Yunho, katanya takut jadi bahan gunjingan orang karena mereka pacaran. Padahal tak apa, kalau begini juga ujung-ujungnya Mingi yang kerja?

Tapi Mingi gak masalah, selama dia mampu mensupport Yunho, akan dia lakukan. Mingi merasa itu adalah tugasnya sebagai pacar Yunho, dan Yunho merasa sangat beruntung memiliki pacar yang sangat supportif seperti Mingi.

.

Pukul sembilan malam, Mingi baru selesai mandi. Dia baru aja sampai apartemennya. Mingi tinggal sendiri di Seoul, karena kedua orangtuanya ada di Incheon. Sebetulnya hampir setiap hari Yunho menginap disini, tapi malam ini Yunho ada rapat di BEM, jadi dia tidak menginap dulu.

Seusai mandi, Mingi menjemur handuknya, lalu beralih menuju ke kulkas di dapur. Diambilnya satu batang es krim di freezer, dan dibawanya ke dalam kamarnya. Mingi pun duduk di kasur sambil menonton tv, sembari mulai memakam es krimnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar.

"halo, Yun, kenapa?"

"Gi..."

Shoot OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang