PART 2 | MEREKA MENGIRA KILLA SEPERTI ITU

95 15 15
                                    

Haii!! Siapa yang udah nungguin cerita ini update lagi??

Siapa yang udah ga sabar buat baca part baru di cerita ini??

Siapa yang udah siap buat baca part ini??

Makasih banyak buat antusias kalian di cerita ini, yaa!! Jadinya aku bisa update sebelum tanggal 5 Juni 2021 hehe 😜

-Happy reading!!-

Jangan lupa vote, komen, dan share ceritanya ke temen-temen kalian, yaa!! 🖤

***

“Enak aja! Lo mau masuk ke kelas? Cewek centil dan caper ke Hanif kayak elo mau masuk ke kelas lagi?? Masih punya muka lo?”

—Silvia Adelia

***

ARIS kembali ke kantin dengan tergesa-gesa—sebab jam istirahat hampir selesai dalam sepuluh menit, sedangkan dia belum menikmati waktu istirahatnya sama sekali karena Killa. Tapi tidak masalah, Aris senang menolong Killa, dia tak merasa keberatan ataupun kesal dengan menolong Killa, walaupun waktu istirahatnya harus terpotong banyak.

Rupanya teman-temannya masih di tempat penjual bakso Pak Ayem. Aris mulai duduk di meja teman-teman Alaskarnya, kemudian mengambil segelas es teh milik Yusuf dan meminumnya. Membuat teman-temannya menatapnya nanar, termasuk Yusuf.

“Lah? Kok, es teh gue diminum, sih?” ucap Yusuf tak terima. Menatap Aris dongkol.

Aris mulai menoleh ke arah Yusuf. “Entar gua ganti, tenang aja,” sahut Aris enteng. Membuat Yusuf mendengus pelan.

“Oh iya, gimana keadaan cewek tadi itu? Dia udah sadar?” tanya Devano sambil menatap ke arah Aris. Membuat Aris mengangguk sambil menghela napasnya panjang.

“Iya, dia udah sadar,” sahut Aris singkat.

“Tapi kalo dipikir-pikir, cewek tadi cakep juga. Lo nggak deketin dia, Ris?? Kan, elo masih jomlo dari SMP,” ujar Nathan. Membuat Aris menoleh ke arahnya.

“Lo ngaco? Gue sama dia aja beda. Dia kelas sepuluh, gue kelas sebelas. Nggak mungkin kali, gue deketin junior, terus cinta sama junior?” ucap Aris dengan sedikit penekanan. Membuat beberapa temannya menghela napasnya.

“Ya mungkin aja kali, Ris. Cinta itu nggak memandang elo kelas sebelas, dia kelas sepuluh,” sahut Nathan cepat. Membuat Rifky menjentikkan jarinya seketika.

“Nah, bener banget, tuh. Lagian itu cewek, kan, juga cakep, gue yakin dia juga baik. Masa elo nggak mau coba deketin dia? Lo mau sampe kapan jomlo terus?” ucap Rifky. Membuat Aris mendengus pelan.

“Lo nggak ngaca? Lo sendiri aja nggak punya pacar, lo juga jomlo, kan?” ucap Aris. Menatap tajam ke arah Rifky.

Rifky menyengir. “Ya, gini-gini, gue pernah punya pacar pas SMP. Walaupun pacaran sehari langsung putus, sih,” ucap Rifky. Membuat teman-temannya tertawa pelan, termasuk Yusuf.

“Cie, raja ngutang ngenes banget percintaannya. Sehari pacaran, langsung diputusin,” cibir Yusuf sambil tertawa pelan. Membuat Rifky mendengkus.

Killa, Luka, dan Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang