PART 6 | SEMAKIN SUKA

51 10 6
                                    

Haii!! Siapa yang nungguin cerita ini update part baru lagi??

Siapa yang seneng pas tau Novel ini update lagi??

Siapa yang udah nggak sabar buat baca part ini??

Siapa yang udah siap menguras emosi di part ini??

—Happy reading—
Jangan lupa vote & komennya. Kalo berkenan, tolong share ceritanya ke temen-temen kalian, yaa!!:)

✨Selamat malam minggu✨

***

“Ngeliat Kak Aris kayak gini, malah bikin aku semakin suka dan cinta sama dia.”

—Killa Putri Amalia

“Kenapa gue jadi ngerasa nyaman dan seneng kalo sama cewek itu, ya?”

—Aris Aldiansyah

***

SILA masuk ke dalam kelas dengan keadaan yang berkeringat. Hari pertama membimbing peserta didik baru benar-benar melelahkan. Ditambah lagi dengan kejadian yang terjadi hari ini di kelas yang dibimbingnya—membuat Sila semakin dibuat gerah karena hal itu.

Sila menyadari bahwa Yusuf masih ada di dalam kelas. Sila melihat Yusuf yang mulai memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas punggung cowok itu. Sila bisa menangkap adanya sorot wajah lesu pada Yusuf. Apa mungkin ini semua karena hal tadi?

Sila menghela napasnya. Kemudian dia mulai melangkah mendekat ke arah Yusuf, usai mengambil tas punggungnya dari kursinya. Yusuf yang menyadari adanya seseorang di dekatnya—langsung menoleh ke arah Sila berada saat ini—di dekatnya. Hal itu membuat Yusuf mulai bangkit berdiri. Menatap Sila nanar.

“Sila? Lo—“

“Gue minta maaf.” Sila mengulurkan tangan kanannya ke arah Yusuf. Membuat Yusuf mengangkat sebelah alisnya sejenak. “Maaf soal perilaku gue yang tadi, Suf. Gu—gue tau, gue salah. Harusnya gue nggak kayak tadi. Kalo lo aja bisa maklumi kedekatan gue sama Ridho sejauh ini, seharusnya gue bisa maklumi kedekatan elo sama Naya, walaupun secara perlahan. Tapi sayangnya gue nggak bisa nahan cemburu, Suf. Dan maaf soal gue yang nolak tawaran makan di kantin tadi, soalnya tadi waktunya mepet,” jelas Sila menyambungkan ucapannya. Sila berusaha menatap Yusuf intens.

Yusuf menghela napasnya panjang. Menatap Sila dalam seraya menyambut uluran tangan Sila sejenak. “Hm. Gue, kan, pernah bilang, kalo gue bakal tetep bertahan sama lo dan sikap lo, Sil. Lo coba berubah pelan-pelan aja kalo misalkan nggak bisa berubah total sekaligus,” sahut Yusuf. Membuat Sila tersenyum tipis dan mulai menjauhkan tangannya dari Yusuf.

“Yu—“

“Yusuf, anterin gue pulang.” Naya baru sampai di ambang pintu kelas Yusuf dengan napas yang menderu. Sebab dari kelasnya Naya—XI-MIPA 10—gadis itu berlari hingga sampai di kelas Yusuf—XI-MIPA. Kini pandangan Yusuf dan Sila sama-sama teralih ke arah Naya yang berada di ambang pintu—memakai goddie-bag di bahunya dan juga tas punggung yang tidak terlalu besar. Ketiganya terdiam sambil menatap satu sama lain. Termasuk Naya yang masih terkejut dengan hal ini—Yusuf berduaan dengan Sila lagi. Bukankah tadi keduanya bertengkar? Lalu, mengapa sekarang terlihat seperti akrab dan tidak terjadi apa-apa??

Killa, Luka, dan Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang