PART 27 | PERHATIANMU

64 9 6
                                    

Haii! Ada yang nunggu cerita ini update lagi??

Gimana reaksi kalian pas tau cerita ini update lagi??

Jam berapa ketika kalian mau membaca part ini??

Siapa yang udah siap buat baca part ini??

Siapa yang udah siap menguras emosi di part ini??

—Happy reading—
••Jangan lupa vote, komen, dan share ceritanya ke teman-teman kalian, ya!!••

***

“Kamu dan perhatianmu adalah dua hal yang membuat aku semakin suka sama kamu.”

—Killa Putri Amalia

***

KILLA mulai membuka pintu kelasnya. Suasana pagi ini sangatlah sepi. Belum banyak orang yang datang. Killa mulai menghela napasnya. Beberapa detik kemudian, setelah dia membuka pintu kelas, Killa terperanjat kaget begitu melihat laba-laba tergantung di atas pintu—dari ventilasi udara. Killa menegukkan salivanya. Dia mulai memundurkan langkahnya, selangkah demi selangkah. Hingga akhirnya, dia terhuyung ke belakang karena tersandung tali sepatunya yang terlepas. Namun, tiba-tiba seseorang menanggapi tubuhnya. Membuat Killa menoleh ke arah belakang.

Killa menatap Aris intens. Tatapannya fokus satu titik dengan Aris. Jantung Killa mulai berdebar kencang dari biasanya. Perlahan, Killa mulai membenarkan posisi berdirinya sambil tersenyum kikuk.

“Ma—makasih, Kak,” ucap Killa yang membuat Aris tersenyum tipis, kemudian melihat ke bawah—melihat tali sepatu Killa yang terlepas—sebab tadi, sebelum Killa hampir terjatuh, dia melihat tali sepatu gadis itu terlepas seperti sekarang.

Aris menghela napasnya. Dia mulai berjongkok. Tangannya mulai mengikat pita tali sepatu Killa. Sementara Killa, gadis itu masih terdiam. Sekujur badannya bergetar karena hal ini. Keringat dingin menyambutnya di pagi hari seperti ini.

Setelah selesai, Aris mulai bangkit berdiri. Menatap Killa intens. “Lain kaki, tali sepatu diiket yang bener. Biar elo nggak tersandung. Lagian kenapa elo mundur-mundur gitu, sih?” tanya Aris. Memandang Killa nanar.

Killa menghela napasnya. Dia menundukkan kepalanya sebentar. Kemudian dia kembali mengangkat kepalanya. “I—itu karena ada laba-laba di dekat pintu,” sahut Killa bergetar seraya menoleh ke arah belakang. Sementara Aris menatap laba-laba itu dengan kening yang mengerut, sebelum akhirnya dia mendekat ke arah laba-laba tersebut.

Aris menghela napasnya. Dia menarik laba-laba tersebut. Ini adalah laba-laba mainan, bukan laba-laba asli. Bahkan, tali putih itu bukan jaringnya, melainkan benang wol berwarna putih. Dia mulai menoleh ke arah Killa sambil mendekat ke arah gadis itu dengan membawa laba-laba mainan di tangannya. Sementara Killa mulai bergetar ketakutan karena hal tersebut.

“Maksud elo laba-laba ini?” Aris menyodorkan laba-laba tersebut dan membuat Killa memundurkan langkahnya sejenak—menjauhkan diri dari Aris dan laba-laba tersebut.

“I—iya,” sahut Killa sambil menegukkan salivanya.

Aris terkekeh. “Ini cuman laba-laba mainan, Kil,” kata Aris. Membuat Killa membulatkan matanya sempurna. Siapa yang tega menjahilinya seperti ini? Kan, pipinya merona bukan main saat ini.

Killa, Luka, dan Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang