PART 4 | MUNGKIN SAJA

74 14 7
                                    

Haii!! Siapa yang nungguin cerita ini update lagi??

Siapa yang kaget pas dapet notif update cerita ini??

Gimana respon kalian pas tau cerita ini update sebelum hari Sabtu?? 😌

Yapp! Aku update sebelum hari Sabtu karena target 20 pembaca di part 3 kemarin terpenuhi. Makasih banyak antusiasnya yaa! 🖤

-Happy reading!!-
Jangan lupa vote & komennya:)
Kalo berkenan, share juga ceritanya ke temen-temen kalian:)

***

"Aku nggak tau, kenapa setiap ada di dekat kamu, aku selalu merasa gugup, merasa senang, dan merasa nyaman secara bersamaan. Mungkin ketiga hal itu aku rasakan karena aku mulai mencintai ke kamu."

-Killa Putri Amalia

***

ARIS menghela napasnya. Dia kembali ke tempat duduknya beberapa saat yang lalu, ketika Bu Endang-wali kelas ini sekaligus guru matematika wajib masuk ke dalam kelas. Sekarang ini, Bu Endang tampak menjelaskan materi bab pertama di kelas sebelas-logika matematika . Ya, walaupun hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kemarin, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. Aris sungguh bosan dengan hal ini. Bukankah harusnya di hari pertama masuk, semua murid tidak belajar?

Aris menatap ke arah Bu Endang yang tengah menulis rumus logika matematika di papan tulis, dengan tatapan kosong. Dia tampak mengantuk dan tidak bersemangat untuk menyimak pelajaran matematika kali ini. Untunglah, Aris duduk di bangku paling belakang-di pojok kanan ruangan. Jadi, Aris bisa tidur tanpa disadari seisi kelas-termasuk Bu Endang-jika dia beruntung.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Aris semakin tak kuat menahan rasa kantuk di dalam dirinya. Perlahan, dia mulai menelungkupkan kepalanya di atas mejanya. Kemudian, dia mulai memejamkan matanya. Rasa kantuk ini benar-benar tidak bisa membuatnya konsentrasi sedikit pun atau pun menambah minatnya untuk menyimak pelajaran kali ini.

"Oke, Ibu rasa, pelajaran matematika wajib tentang logika matematika cukup sampai di sini, ya. Kita lanjutkan nanti saat ada jadwal pelajaran matematika wajib, di hari Kamis." Bu Endang menatap sekeliling kelas sambil tersenyum tipis. Sementara seisi kelas mulai menghela napasnya lega.

"Baik, Bu," sahut seisi kelas serempak.

Namun, tiba-tiba saja, sorot mata Bu Endang fokus pada seorang murid yang tengah menelungkupkan kepalanya di tempat duduk-urutan ketiga-barisan pojok dekat pintu kelas. Bu Endang menatap salah satu muridnya itu dengan tatapan nanar.

"Itu siapa di pojok? Lagi tidur atau ngapain?" tegur Bu Endang. Membuat seisi kelas yang tadinya sedikit riuh, menjadi hening seketika. Semuanya menatap ke arah pojok ruangan yang dimaksud Bu Endang.

Sementara itu, beberapa di antara anggota Alaskar mulai berbisik-bisik satu sama lain. Bahkan, termasuk Yusuf yang duduk di depan tempatnya Aris. Mereka khawatir jika Aris benar-benar tertidur dan membuat guru matematika wajib ini marah di hari pertama masuk sekolah. Maka dari itu, Yusuf mulai yang duduk di belakang Aris mula, dan menepuk-nepuk bahu Aris.

Killa, Luka, dan Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang