PART 9 | PIPI YANG MERONA

54 9 2
                                    

Haii!! Siapa yang lagi nungguin cerita ini update part baru lagi??

Gimana reaksi kalian pas tau cerita ini update lagi??

Siapa yang udah siap banget buat baca baca part ini?

Siapa yang udah siap menguras emosi di part ini??

Sebelum baca, jangan lupa vote part ini, yaa! Jangan lupa komen & share ceritanya ke temen-temen kalian

-Happy reading!-

✨ Selamat malam minggu✨

***

"Aku rasa, setiap ada di deket Kak Aris, aku ngerasa kayak senam jantung, karena tatapan sama kegantengan Kak Aris itu bikin aku deg-degan sendiri."

-Killa Putri Amalia

***

NAYA memutuskan untuk ke kelasnya Yusuf dengan membawa sekotak bekal berisi roti selai coklat kesukaan Yusuf. Seharusnya Naya memberikan bekal ini saat istirahat, tapi dia memutuskan untuk memberikannya kepada Yusuf selagi ada jam kosong di seluruh kelas. Naya yakin, Yusuf ada di kelasnya.

Tak butuh waktu lama bagi Naya agar sampai di ambang pintu kelasnya Yusuf. Sebab jarak kelasnya dengan Yusuf tak terlalu jauh-Naya di kelas XI-MIPA 2, sedangkan Yusuf ada di kelas XI-MIPA 5.

Naya menelisik ke dalam kelas XI-MIPA 5. Dia mendapati Yusuf tengah berkumpul dengan teman-temannya di barisan pojok kanan-di meja urutan ketiga. Naya mulai menegukkan salivanya seiring melangkah dekat ke arah Yusuf. Sementara itu, beberapa anggota Alaskar menyadari kehadiran Naya-mulai berbisik-bisik ke arah Yusuf.

"Suf, itu sepupu lo," bisik Rifky.

Yusuf mengernyit. Menatap Rifky nanar. "Maksud lo?"

Rifky mendengus pelan. "Itu, liat ke samping, dia mau ke sini," bisik Rifky yang membuat Yusuf menoleh ke arah samping. Dan benar saja, Naya sedang berjalan mendekatinya saat ini.

"Yusuf." Naya membuka mulutnya begitu dia berada di dekat Yusuf. Naya menatap Yusuf intens.

Yusuf mulai bangkit berdiri sambil tersenyum tipis. Menatap Naya seraya mengangkat alisnya sebelah. Dia melihat Naya membawa sekotak bekal di tangannya. Apakah itu bekal untuknya?

"Eh, Nay. Ada apa?" tanya Yusuf kikuk. Membuat beberapa temannya berbisik-bisik karena hal ini.

Naya menghela napasnya, kemudian tersenyum ke arah Yusuf. "Ini, gue kasih bekel buat lo. Isinya roti selai coklat kesukaan lo. Lo mau, kan, terima bekel gue?" tanya Naya. Membuat Yusuf menghela napasnya panjang, kemudian meraih kotak bekal yang dipegang oleh Naya.

"Iya, gue terima. Thanks, ya," ucap Yusuf yang membuat Naya mengangguk pelan.

"Oke. Jangan lupa dimakan, yaa. Gu-gue mau balik ke kelas dulu," ucap Naya. Dia masih menatap Yusuf intens. Kemudian dia berjinjit untuk mengucapkan sesuatu di telinga Yusuf. "Dan jangan pernah berubah, Suf. Karena gue nggak mau lo berubah," bisik Naya.

Yusuf terdiam. Menatap kepergian gadis itu dalam diam. Kata-kata Naya sepertinya ada benarnya. Sepertinya, selama ini dia jarang peduli kepada Naya karena dia mementingkan perasaannya kepada Sila.

Tapi, masalahnya dia sekarang ada di posisi serba salah. Kalian pasti tahu itu. Jika dia kembali perhatian dan peduli dengan Naya, maka Sila akan marah dan sangat cemburu kepadanya. Jika dia melakukan sebaliknya, maka Naya yang akan tersakiti.

Killa, Luka, dan Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang