Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hindari plagiat !
Sudah terlalu dalam dia tenggelam. Hingga kini, dia kehabisan nafas dan tenaga untuk bebas dari air yang menjeratnya.
___________________________________
Hari ini di mansion Oh, Sehun sudah bersiap-siap guna berangkat bekerja. Dia merapikan dasinya di depan cermin. Memastikan benda itu terpasang dengan baik pada tempatnya. Selesai dengan perkara dasi, Sehun mengambil jas hitamnya. Memakaikan pada tubuh tegap tersebut. Pemuda Oh berjalan menuju lemari kaca, guna mengambil salah satu jam tangan dari banyak koleksi yang dia punya. Jatuh pada jam tangan Rolex seharga 672 Juta.
Sehun keluar dari ruangan berpakaian. Berjalan mengambil tas kerja yang ada di atas meja dekat kasur. Kemudian berlalu keluar kamar. Di depan, dua pelayan sudah menunggu untuk menyambut Sehun. Mempersilahkan tuan muda pergi, selagi mereka akan merapikan kamar terlewat besar itu.
Sehun melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga. Berjalan menuju ruang makan, dimana ibu dan ayahnya sudah menunggu untuk bergabung. Pemuda Oh mengambil tempat di seberang sang ibu. Tersenyum hangat menyapa wanita dan pria patuh baya yang menjadi pahlawan dalam hidupnya.
"Eomma mengizinkan mu untuk berangkat ke kantor dengan syarat jangan terlalu lelah. Pulanglah lebih awal sampai kondisi mu jauh lebih baik, Hun." Ucap Nara pada putra satu-satunya.
"Iya, Eomma. Sehun akan pulang lebih awal." Sahut Sehun lalu meneguk tehnya.
"Oh...Appa ingin memberitahu jika semua karyawan dan kolega-kolega kita sudah mendengar kabar kecelakaan serta kondisi kamu saat ini. Jadi, nanti tidak usah sungkan-sungkan bertanya jika kamu tidak tahu." Kali ini sang kepala keluarga yang berbicara.
Sehun mengangguk. Tangannya mulai menyuapkan sepotong roti panggang dengan selai kacang. Dia terbiasa untuk tidak memakan makanan sarapan yang berat. Karena pemuda Oh satu ini sangat memperhatikan bentuk tubuh dan kesehatannya. Baginya, sarapan terlalu berat hanya akan membuatnya mudah mengantuk. Jadi, secukupnya adalah pilihan paling tepat. Terkadang roti dengan teh. Atau mungkin salad dengan susu.
"Jangan lupa, sepulang dari kantor, jemput Junmyeon untuk fitting baju. Okay ?" Ingat Nara pada Sehun.
"Sehun tidak akan lupa Eomma."
Setelah selesai sarapan, Sehun dan Sang Yoon bergegas menuju kantor. Seperti biasa, Sang Yoon pergi memakai mobil hitam dan Sehun dengan mobil putih. Kedua pria Oh berlalu meninggalkan Nara di mansion yang besar juga megah. Wanita bermarga Jung itu melangkah keluar. Menghampiri sang supir yang telah menunggu. Memarkirkan mobil begitu kedua mobil mewah milik Sehun dan Sang Yoon pergi.
Nara masuk ke dalam mobilnya begitu pintu dibukakan. Dia juga memiliki urusan dengan seseorang. Hari ini, dia telah membuat janji bertemu di sebuah restoran ternama. Mengingat rencana pertunangan antara Sehun dan Junmyeon berhasil, dia juga harus membuat undangan untuk keluarga besar juga teman-teman terdekat baik teman terdekatnya, suaminya, anaknya dan teman baik Junmyeon juga.
Bagi keluarga Oh, menyiapkan pesta pertunangan bukanlah hal yang sulit. Mengingat mereka memiliki banyak kenalan di sana-sini yang siaga membantu mereka. Mulai dari hal-hal paling kecil sampai paling besar. Nara sudah terbiasa mengandalkan kenalan-kenalannya yang handal dalam membuat sebuah pesta tanpa harus diawasi olehnya. Wanita 50-an itu tampak bersemangat hari ini. Meski rasa cemas terus bersarang di dalam hatinya. Dia takut jika ingatan Sehun kembali sebelum semuanya selesai. Sebelum Sehun dan Junmyeon menikah atau bahkan sebelum keduanya bertunangan beberapa hari ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Lie ✓
FanfictionLengkap dengan prolog + 21 part + epilog + Lanjutan Apapun alasannya, kebohongan bukanlah jalan satu-satunya kan ? Karena ketidakbenaran mampu melukai hati siapapun. Tapi, bagaimana jika kebohongan itu terasa indah dan membahagiakan ? Hingga sulit u...