🌼 C.16 🌼

188 30 0
                                    


Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hindari plagiat !

Saatnya melupakan atau tetap bertahan ? Memaksa keadaan hanya akan melukai banyak hati.

_____________________________________

Matahari telah terbit sejak jauh waktu. Tapi, seseorang tampak masih terlelap di dalam balutan selimut nan hangat. Membuatnya enggan untuk beranjak bahkan bergerak sekali pun. Alasan lainnya adalah pada kepalanya yang pusing mengakibatkan matanya berat untuk terbuka. Namun, aroma sedap kini mengusiknya. Perlahan, matanya membuka menyesuaikan sesuai dengan cahaya kamar. Tubuhnya juga bergeser menjadi terlentang.

Wanita itu mencoba membangkitkan tubuhnya. Memegang kepalanya yang masih pusing. Dia merasakan nafasnya tidak lagi beraroma minuman, menuai keheranan. Wanita ini sedang berusaha mengingat kejadian yang terjadi semalam. Tapi, dia cuman ingat bahwa dia datang untuk minum dengan temannya.

Kakinya dia langkahkan dengan tertatih. Berjalan keluar dari kamar menghampiri sumber aroma. Dia melihat punggung tegap seorang pria membelakanginya. Matanya mengernyit heran.

Sehun ?

Matanya seketika membola terkejut saat melihat siapa gerangan orang yang berdiri di depan meja makan sembari menata sesuatu. Pria itu berbalik lalu memberikan senyuman manis padanya. Aroma sup menguar, bersama dengan beberapa aroma lainnya. Kyungsoo menghela nafas lalu melanjutkan langkah. Dia menggelengkan kepalanya, menepis pemikiran sebelumnya.

"Kau sudah bangun Kyung ? Ini pukul sebelas siang. Selamat....pagi atau siang Kyung." Ucap Jongin. Pria pemilik senyum menawan itu.

"Hai Jongin. Kenapa kau bisa ada di sini ?" Tanya Kyungsoo dengan suara serak. Memilih duduk di salah satu meja lalu meneguk air putih hingga tandas.

Jongin tersenyum kecut. Dia menyodorkan satu mangkuk Haejangguk (sup penghilang mabuk) pada Kyungsoo. Meletakkan sendok bersama secangkir teh madu hangat yang baru saja dia seduh.

"Kau memasak ?"

Jongin menggelengkan kepalanya.

"Aniya. Aku membelinya dari kedai sup tempat biasa. Kalau soal teh madu, aku membuatnya sendiri. Bukankah kau sendiri yang mengajarkan ku membuatnya ?" Ucap Jongin ikut duduk di hadapan Kyungsoo.

Kyungsoo mengangguk. Tangannya mulai meraih sendok dan mengambil satu suap penuh kuah Haejangguk. Perlahan memasukkan sendok kedua dan seterusnya hingga sup itu kini mulai berkurang. Berhenti dengan sup, Kyungsoo menyeruput teh madu di cangkir. Menghangatkan tubuhnya dan menghilangkan pusing pada kepalanya yang berat. Kyungsoo kini beralih melihat satu porsi nasi goreng spesial, dia melirik ke arah Jongin.

"Kau juga harus makan bukan ? Jadi, makanlah ini. Kau habis mabuk dan semua isi perut mu pasti terbuang semua kan ?" Ucap Jongin.

Kyungsoo beranjak pada nasi goreng di depannya. Memakan perlahan sembari merasakan kenikmatan yang tidak asing. Nasi goreng ini sudah pasti Jongin yang membuat, karena ini adalah resep pertama Kyungsoo untuk si Kim.

"Oh ya...apakah semalam kau yang..."

"Tidak. Bukan aku, teman mu yang lain. Aku datang karena Seung-wan meminta bantuan membawakan mu ini saat bangun tadi." Sela Jongin sebelum pertanyaan Kyungsoo keluar lebih jauh.

 A Beautiful Lie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang