Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hindari plagiat !Lucu rasanya ketika sesuatu yang bukan milikmu, kau menjaganya seperti kaca yang kapan saja bisa pecah.
_________________________________
Sudah hampir satu jam, Junmyeon masih tetap dalam posisi yang sama. Duduk di sebelah ranjang Sehun, dengan tangannya digenggam erat oleh si pemuda. Wanita bermarga Kim itu hanya bisa mendesah panjang karena sesuatu yang telah terjadi hari ini cukup mencemaskan. Begitu dia datang membawa Sehun yang mengeluh sakit kepala, nyonya Oh langsung mengambil alih dengan panik. Paling lucu adalah, dia tidak diizinkan untuk pulang. Sampai Sehun melepaskan genggaman tangan nya sendiri.
Waktu sudah memasuki jam makan siang. Sehun masih terlelap akibat obat yang mengandung pereda nyeri dan bius karena sedari tadi dia mengaku gelisah. Junmyeon masih dengan pakaian yang sama. Belum mandi, belum sarapan juga makan siang. Perutnya terasa perih menahan asam lambung yang naik. Tapi, dia tidak tega jika harus meninggalkan Sehun. Pemuda yang terus memintanya untuk disisinya.
Pintu kamar inap Sehun terbuka. Menampilkan Seohyun dengan sesatu di tangannya. Wanita berperawakan tinggi itu menghampiri Junmyeon, tersenyum manis padanya.
"Aku belikan baju ganti dari toko baju terdekat. Sekaligus pakaian dalam mu juga. Jangan khawatir soal ukuran, sepertinya aku berhasil menebaknya. Dan ada kebutuhan mandi juga di dalamnya. Mandilah." Seohyun memberikan tas tenteng dengan tulisan merek di depannya.
Junmyeon menganguk. Melepaskan perlahan tangan Sehun darinya meski sulit. Dia segera beranjak untuk mandi. Bersyukurlah dia berada di kamar inap super VIP. Karena kamar mandinya begitu nyaman juga cukup luas. Tanpa membuang waktu, dia segera membersihkan diri.
Sekitar setengah jam, Junmyeon keluar dengan rambut dark brown nya yang basah. Wajah putihnya tampak sangat segar daripada yang sebelumnya. Handuk kecil masih dia gunakan untuk mengeringkan rambut.
Seohyun tersenyum melihat Junmyeon sudah lebih baik. Dia meminta agar gadis Kim mengeringkan rambutnya segera. Karena sebentar lagi dokter akan berkunjung. Junmyeon menganguk patuh, mempercepat kegiatannya. Lalu segera menyisir rambut basah tersebut.
Tak berapa lama, dokter datang bersama perawat pribadi Sehun. Bersamaan dengan Nara juga Sang Yoon. Kedua orang tua itu tampak baru saja memutuskan sesuatu dengan dokter.
Junmyeon sebenarnya tidak paham kenapa dia harus berada di sana. Terlibat lebih jauh bersama keluarga Oh. Dia tahu semua alasan dari kebohongan ini, hanya saja dirinya masih merasa seperti di dalam perahu tengah badai. Terombang-ambing mengikuti gerakan kapal. Junmyeon berdiri di sebelah Seohyun, mendengarkan semua penjelasan dokter mengenai kondisi Sehun.
"Saya sudah meninjau lebih jauh. Kecelakaan yang terjadi pada tuan muda Sehun juga menimbulkan traumatik pada kepalanya. Untuk itu, diusahakan agar tuan muda Sehun tidak berpikir keras lebih dahulu. Hindari pekerjaan yang berat atau menguras tenaga. Selain itu, pastikan dia tidak memaksakan untuk mengingat sesuatu. Itu justru akan menimbulkan efek bahaya. Lakukan pelan-pelan saja." Jelas dokter.
Semuanya mengangguk paham.
"Untuk saat ini, yang dibutuhkan tuan muda Sehun adalah kenyamanan, perhatian juga kasih sayang. Terutama dari orang yang dia cintai." Lanjut dokter dan menatap pada Junmyeon secara khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Beautiful Lie ✓
FanfictionLengkap dengan prolog + 21 part + epilog + Lanjutan Apapun alasannya, kebohongan bukanlah jalan satu-satunya kan ? Karena ketidakbenaran mampu melukai hati siapapun. Tapi, bagaimana jika kebohongan itu terasa indah dan membahagiakan ? Hingga sulit u...