🌼 C.19 🌼

219 37 5
                                    

Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hindari plagiat !

Kebohongan belum terbuka, bukan takdir yang lambat bekerja. Justru, kamu sedang dipermainkan. Tarik dan ulur waktu sama saja bermain api.

_____________________________________

[ Takdir adalah rahasia Tuhan. Kamu mau percaya silahkan, mau tidak juga bukan masalah. Tidak satupun manusia di dunia ini tahu apa yang akan terjadi pada kehidupannya. Tapi, manusia tahu apa yang akan menjadi akibat dari setiap perbuatannya. Sama halnya dengan kamu menanam pohon, jika kamu menanam bibit apel, akan tubuh pohon apel. Seperti hidup, kamu bersikap jujur maka kejujuran akan berbuah kebaikan.

Semua tentang bagaimana kamu mengawalinya bukan ? Awali dan akhiri. Terkadang kamu mudah mengawalinya tapi sulit untuk mengakhirinya. Layaknya seorang penulis, menulis akhir cerita jauh lebih sulit daripada mengawalinya.
Setiap kali kamu menarik ulur waktu, kamu tidak tahu kapan sumbunya akan habis terbakar. ]

Mobil mewah milik Sehun terparkir dengan apik disalah satu parkiran restoran ternama. Pemiliknya turun dengan penuh wibawa, masih rapi dengan kemeja putih dan jas hitamnya. Sayangnya, dasi tidak lagi terlihat melengkapi di kerah kemeja. Pemuda Oh melepaskannya bahkan sebelum berangkat ke tujuan.

Dia lirik jam tangannya, mendapati dirinya tidak terlambat sama sekali. Dengan keyakinan, Sehun melangkah masuk ke dalam restoran. Disambut oleh pelayan dengan seragam biru muda berwajah ramah. Menyapa Sehun, lalu menawarkannya bantuannya.

Begitu dia menyebutkan nama Do Kyungsoo, pelayan tersebut segera menuntunnya ke suatu tempat. Pemuda Oh di bawa ke lantai dua restoran. Dimana mereka pemesan kelas satu akan makan biasanya. Lantai dua memiliki tempat makan yang be-ruang. Digunakan untuk rapat atau acara kumpul dimana tetap menjaga privasi.

Awalnya, Sehun tidak merasakan gugup. Tapi, dia tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Begitu langkah mereka semakin mendekat pada ruang tujuan. Tiba-tiba saja tubuhnya bereaksi aneh. Jantungnya berdegup serta rasa gelisah yang tidak bisa diatasi. Sehun tidak tahu kenapa reaksi tubuhnya seperti itu setiap kali bertemu dengan Kyungsoo. Yang pasti, kali ini jauh lebih parah.

Langkah berhenti di ruang pesan nomor sepuluh. Pintu di buka oleh pelayan, lalu Sehun masuk dengan perlahan. Matanya yang setajam elang  tidak menemukan siapapun di dalam ruangan. Hanya ada meja makan bundar dengan beberapa sajian berbeda. Dia memperhatikan dengan teliti satu persatu dari menu.

Mulai dari pasta, spaghetti, pancake, salad buah hingga puding. Semuanya terlihat berpenampilan lebih mewah tampak kelas atas. Belum lagi ada wine kesukaannya di sana. Sehun menjelajahi ruangan yang tidak begitu luas dan pandangan jatuh pada sebuah amplop putih di dekat gelas wine. Diraihnya benda putih tersebut, kemudian dia buka.

Kamu menemukannya ? Bahwa kamu ada di setiap rasa makanan tersebut ?

Keningnya berkerut. Tatapannya kembali tertuju pada semua hidangan.

Sehun meninggalkan amplop begitu saja. Dia merasa ada yang salah. Pemuda Oh berpikir bahwa pelayan salah membawanya ke tempat reservasi. Karena yang dia temui hanya ruangan kosong, ruangan menanti sebuah kejutan.

Sehun baru saja akan memutar kenop pintu ketika benda berwarna abu-abu
tersebut bergerak. Tubuhnya reflek mundur dan mendapati seseorang masuk dengan pakaian kerja berwarna natural gelap. Siapa lagi jika bukan Kyungsoo ? Wanita itu datang membawa sebuah kotak lumayan besar di tangannya. Rambutnya terikat rapi, berjalan masuk tidak lupa menutup pintu.

 A Beautiful Lie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang