Chapter 31

2.9K 468 71
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) meminta tolong kepada Tsukishima untuk menemaninya pergi ke toko untuk membelikan beberapa barang yang akan digunakan oleh para anggota voli putra Karasuno. Awalnya pemuda berkacamata tersebut menolaknya, tapi ketika mendengar kalau kakak kelasnya itu akan mentraktirnya, jadi dia terima saja ajakannya. Siapa yang tidak mau menolak yang namanya ditraktir oleh seseorang.

Tsukishima juga (Name) berjalan ke arah toko olahraga untuk membeli beberapa barang di sana. Tsukishima terkadang mengatakan kata-kata garamnya lagi dan (Name) tidak mempedulikan taburan garam dari adik kelas laknatnya itu. Setelah cukup lama berbelanja di toko olahraga, (Name) tidak menemukan barang yang dia cari. Mereka juga singgah di sebuah toko yang menjual macam-macam produk di sana.

Di saat (Name) sedang melihat-lihat, dia melihat ke arah Tsukishima yang sedang melihat sebuah gantungan kunci dinosaurus. Langsung saja dia berjalan menghampiri Tsukishima dan mengambil gantungan kunci dinosaurus yang dari tadi dilihat oleh Tsukishima.

"Ambil saja, nanti aku bayar," kata (Name) dengan tersenyum kecil.

Wajah Tsukishima menjadi sedikit blushing dan dia cepat-cepat memalingkan wajahnya, "A-Arigatou senpai."

Setelah selesai membayar gantungan kunci dinosaurus untuk Tsukishima, mereka berdua berjalan pulang ke rumah. Tetapi saat mau menyeberang jalan, Tsukishima tidak memperhatikan mobil yang cukup laju sedang menuju ke arah dia. (Name) yang menyadari akan hal tersebut, langsung mendorong tubuh Tsukishima ke seberang jalan dan tidak sempat menghindari kecelakaan yang seharusnya dialami oleh Tsukishima.

(Name) tidak ingin menggunakan kekuatannya, atau identitasnya yang sebenarnya akan ketahuan oleh Tsukishima. Jadi untuk sementara dia bertingkah layaknya manusia pada umumnya saja. Sedangkan Tsukishima masih terkejut dan melihat ke arah tubub (Name) yang terlempar cukup jauh setelah mendapatkan tabrakan dari mobil.

Tsukishima secepatnya berlari menghampiri tubuh kakak kelasnya itu dan bisa dilihat darah keluar dari kepala, mulut, lutut dan di tangan. Tanpa berbasa-basi lagi, dia langsung menggendong gadis itu dengan ala bridal style menuju ke rumah sakit yang terdekat. Beruntung saja tempat mereka tidak jauh dari rumah sakit, jadi dia masih bisa menyelamtkan nyawa gadis itu.

Sebagian dari sweater yang dipakai oleh Tsukishima menjadi berwarna merah karena darah yang keluar dari tubuh (Name). Tsukishima terus berdoa agar dirinya masih bisa menyelamatkan (Name). Hingga akhirnya dia berhasil sampai juga di rumah sakit dan tidak peduli yang namanya malu, dia langsung berteriak meminta tolong kepada semua para perawat di sana.

Para perawat yang ada di sana merasa terkejut dengan kedatangan sosok pemuda berkacamata yang berteriak meminta tolong sambil menggendong seorang gadis yang sedang berada dalam keadaan penuh dengan darah. Mereka langsung saja membawakan sebuah brankar dan menaruh tubuh (Name) di atas. Mereka kemudian membawa gadis itu menuju ke ruang ICU dan tentu saja Tsukishima di larang masuk ke dalam.

Tsukishima hanya bisa menunggu kabar dari dokter juga para perawat yang sedang menangani kondisi (Name). Dia juga melihat gantungan kunci dinosaurus yang di berikan gadis itu kepadanya, kini di lumuri oleh darah. Seandainya saja dia berhati-hati saat menyebrang jalan tadi, mungkin saja (Name) tidak akan kecelakaan sekarang ini. Dirinya merasa menyesal karena selalu memperlakukan gadis yang merupakan kakak kelasnya dengan tidak baik. 

Gadis itu sama sekali tidak ada berniat untuk membalasnya dengan kejahatan, malah justru gadis itu selalu membalasnya dengan kebaikan. Bahkan gadis itu sampai menyelamatkannya dari kecelakaan yang m mungkin saja merenggut nyawanya. Dia berharap kalau (Name) cepat sadar dari kondisinya itu dan dia bisa meminta maaf kepada gadis itu.

Saat (Name) sedang berada di dalam, para perawat mulai mengobati luka yang ada di tubuh gadis itu dan menjahit luka yang ada di kepala (Name). Butuh sekitar setengah jam akhirnya para perawat juga dokter selesai juga menangani beberapa luka yang ada di tubuh gadis itu.

Timeskip beberapa jam kemudian

(Name) akhirnya membuka kedua kelopak matanya dan melihat langit-langit ruangan berwarna putih. Bau obat-obatan juga menyeruak masuk ke dalam penciumannya. Berarti dirinya sedang berada di rumah sakit. Tapi siapa yang membawanya ke sini dan dia merasakan ada sesuatu yang menggenggam tangan kanannya dan segera saja dia menolehkan kepalanya.

Ternyata itu adalah Tsukishima yang sudah duduk di samping ranjangnya sambil menaruh kepala di atas kasurnya dan menjadikan kedua tangan sebagai bantal. (Name) mengelus puncak kepala Tsukishima dan membuat pemuda berkacamata itu terbangun dari tidurnya.

"(Name)-senpai!" Tsukishima terkejut karena melihat gadis yang dia tunggu itu telah bangun.

"Eehh? Tumben manggil (Name)-senpai? Biasanya tuh manggil Chibi-senpai." ledek (Name) sambil terkikik geli.

Tsukishima memalingkan wajahnya karena merasa malu dan sekejap saja dia memeluk tubuh gadis itu. Yang tentu saja membuat (Name) terkejut. Siapa yang tidak mau terkejut, melihat adik kelas kalian yang selalu mengeluarkan kata-kata sindiran yang selalu kena di hati, sekarang memeluk kalian.

"T-Tsukishima-kun?"

Tsukishima lalu melepaskan pelukannya dan memegang erat kedua bahu (Name), "Gara-gara aku, senpai jadi seperti ini! Kalau saja aku lebih berhati-hati tadi, mungkin senpai tidak akan seperti ini."

Air mata mulai keluar dari kedua mata milik Tsukishima.

'Tsukishima Kei menangis?!' jerit batin (Name).

Ini pertama kalinya bagi dia, melihat Tsukishima Kei menangis. Sebuah sejarah yang patut di abadikan, secara diam-diam (Name) mengambil ponselnya dan memotret Tsukishima yang sedang menangis dan setelah itu dia kembali menyimpan ponselnya sebelum ketahuan oleh Tsukishima. (Name) menepuk pelan kepala Tsukishima sambil memasang senyum kecilnya.

"Iie, daijobu Tsukishima-kun! Lagipula ini bukan salahmu, ini sebenarnya juga salahku karena tidak memperingatimu dari awal tadi."

Tsukishima lalu melepaskan kedua tangannya dari kedua bahu (Name) dan memalingkan wajahnya yang menjadi merah padam.

"A-Ano, (Name)-senpai."

"Hm?"

Sekali lagi Tsukishima Kei membuat Uchiha (Name) kembali terkejut, karena pemuda tinggi berkacamata itu tiba-tiba saja mengecup keningnya.

"A-Arigatou Gozaimasu, karena sudah mau menyelamatkanku tadi."

"Hehehe~ doitta Tsukishima-kun."

~~~ Bersambung ~~~

Bijuu dan Voli (Haikyuu x Female Uchiha Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang