Chapter 33

2.7K 433 28
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) melihat tim voli putra Itachiyama yang sedang berlatih. Karena mereka belum ada manager, jadi (Name) yang akan menjadi manager sementara bagi mereka. Tim voli putra akui, kalau hanya (Name) saja yang diperbolehkan oleh Sakusa untuk dekat dengan dia. Padahal kan, Sakusa itu punya semacam phobia yang namanya germaphobe (kalian cari aja di Google apa artinya itu).

Kata Sakusa sih, (Name) itu orangnya bersih dan selalu pakai hand sanitizer. Tidak sembarangan orang yang bisa dekat dengan Sakusa. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa dekat dengan dia. Kalau ada yang mencoba mendekati Sakusa tanpa adanya izin dari pemuda itu, maka dia tidak segan-segan menyemprotkan air ke wajah orang tersebut.

(Nane) mengeluarkan buku catatan kecilnya yang sering dia bawa dan mencatat semua kelebihan sekaligus kelemahan dari setiap pemain di tim voli putra Itachiyama. Setiap gerakan, posisi, serangan, pertahanan, teknik, semua telah tersimpan dengan baik di dalam otaknya. Mungkin ini bisa dijadikan sebagai referensi bagi tim voli putra Karasuno.

(Name) juga memberikan dukungan semangat kepada mereka dan itu membuat semua anggota termasuk Sakusa menjadi blushing. Mereka tidak percaya karena mendapatkan dukungan semangat dari seorang gadis cantik. Sakusa menaruh tangannya di dada dan bisa merasakan jantungnya berdetak sangat cepat.

Beberapa dari teman tim Sakusa termasuk Komori tertawa melihat wajah sang ace kini memerah padam hanya karena mendapatkan dukungan dari (Name). Sedangkan gadis yang membuat wajah Sakusa menjadi merah padam, sedang mencatat di buku catatan kecilnya.

Timeskip saat sampai di hotel

(Name) berbaring di atas tempat tidurnya sambil merenungkan sesuatu di dalam pikirannya.

'Hidup di dunia ini, tidak terlalu buruk juga bagiku.' (Name) tersenyum kecil.

Perlahan-lahan dia memejamkan kedua matanya dan masuk ke dalam alam mimpinya. Waktu terus berjalan dan tak terasa pagi hari telah tiba. (Name) melihat ke arah jam dinding hotel yang masih menunjukan jam 6 pagi. Masih ada 1 jam lagi untuk (Name) pergi mencari barangnya. (Name) kembali melanjutkan tidurnya dan masuk ke dalam alam mimpinya sekali lagi.

Beberapa jam telah berlalu, terlihat (Name) kini sudah rapi dengan mengenakan pakaian jalan-jalannya yang terlihat cocok di tubuhnya. (Name) mengambil tas kecilnya yang di dalamnya ada dompet dan ponselnya. Setelah itu dia berjalan pergi mencari barang yang dia cari-cari.

(Name) bisa saja menggunakan kekuatannya hanya untuk membuat barang tersebut. Tapi apa gunanya uangnya yang bertumbuk dan meninggi seperti gunung kalau hanya disimpan begitu saja. Lebih baik dia gunakan saja untuk membeli barang-barang yang di perlukan saja untuk dirinya juga untuk kebutuhan perusahaannya.

Sepertinya dewi keberuntungan kali ini tidak memihaknya, karena dia bertemu dengan tim voli putra dari Fukurodani. Dalam hati dia merasa senang karena bisa bertemu dengan Akaashi, tapi mentalnya belum siap menghadapi kebisingan dari Bokuto. Apalagi kalau dia berteriak "Hey, hey, hey". Itu sangat berisik dan memekak di telinga.

"Hey, hey, hey, Akaashi! Apa itu (Name)-chan!!?" teriak Bokuto kepada setternya.

Nah kan, baru di omongin sudah datang orangnya. Panjang umur untuk Bokuto. (Name) langsung menyiapkan mentalnya saat mau berhadapan dengan Bokuto sekarang ini. Tidak lama setelah itu, terdengar suara seperti orang yang berlari menghampirinya dan hampir saja (Name) jatuh ke tanah kalau dia tidak menahan badannya, akibat pelukan maut dari Bokuto.

"(Name)-chan! Akhirnya kita bisa bertemu lagi!" Bokuto mencium semua wajah kecuali bibir (Name).

"Kou-kun, apaan sih, malu tau dilihatin orang banyak." tegur (Name) dengan wajah yang memerah karena malu.

"Biarin, biar mereka tahu kalau kamu hanya punyaku seorang saja." Bokuto memeluk erat tubuh (Name) dan tidak mau melepaskannya.

Akaashi batuk sebentar untuk menghilangkan rasa cemburunya melihat kedekatan (Name) juga Bokuto.

"Bokuto-san, tidak sopan kalau langsung memeluk orang lain tanpa menyapanya dulu." omel Akaashi yang menegur sikap Bokuto yang menurutnya tidak sopan.

Bokuto memayunkan bibirnya ke depan dan melepaskan pelukannya dari (Name). Gadis Uchiha itu bersiap  untuk mau melarikan diri dari mereka, tapi dia berhasil di tangkap oleh Bokuto kemudian di gendong seperti karung beras saja. Sepertinya untuk kedua kalinya lagi, dia culik. Yang pertama adalah Shiratozawa, sekarang adalah Fukurodani.

Jangan-jangan nantinya dia akan culik lagi oleh Nekoma atau Nohebi. (Name) langsung menggelengkan kepala dan berdoa agar dirinya tidak tertangkap lalu diculik lagi seperti sekarang. Sudah cukup dirinya diculik sebanyak 2 kali, dia tidak ingin merasakannya lagi. Bisa-bisa urusannya di Tokyo bisa ribet dan tidak selesai-selesai.

(Name) meminta tolong kepada yang lainnya untuk membebaskan dirinya dari Bokuto. Tapi mereka hanya menggelengkan kepala saja termasuk Akaashi sendiri.

~~~ Bersambung ~~~

Bijuu dan Voli (Haikyuu x Female Uchiha Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang