9. Crib

3.5K 123 15
                                    

Sadie berpamitan pada teamnya setelah pekerjaannya selesai, seperti biasa ia akan menaiki lift menuju basement tempat motornya di parkirkan. Tapi tak jauh dari motornya, Sadie melihat Bumi sedang bersandar di kap mobil milik pria itu sambil bersiul ria.

"Sialan! Ngapain lo kesini (ba) Bi?" Tanya Sadie dengan gerutu yang khas itu.

Pria yang tengah berdiri itu langsung beranjak dan masuk kedalam mobil audy hitam legam nya lalu menurunkan sedikit kacamata hitam yang ia pakai dan berkata, "Naek (kuda) Nil, cepet!"

"Dih ogah! Motor gue mau di kemanain,"

"Ntar dianterin ke rumah lo sama supir gue, ngotak dong! Bego banget itu otak mentang-mentang ada di lutut!"

Sadie menatap tajam pria yang sedang memukul-mukul stir mobil yang ia jadikan gendang bak sedang bernyanyi di atas panggung, Sadie dengan segera berjalan ke arah motornya lalu menyalakan motor matic tersebut dan menancap gas secepat mungkin, melesat meninggalkan Babi tua bernama Bumi.

"Heh heh! Si bangsat!" Bumi memukul stir mobilnya lalu menyalakan audy itu dan mengejar Sadie, sangat mudah baginya untuk mengejar motor beat yang tak berbanding dengan mobil mahalnya, bahkan mobil Bumi sudah berada di samping motor Sadie yang tengah membelah jalan raya.

"Hai manis," katanya sambil melambaikan tangan kearah Sadie yang bahkan wanita itu tak melihatnya, hanya fokus ke arah jalan raya yang sedang lenggang.

Katakan Bumi gila, karena langkah yang ia ambil selanjutnya adalah menabrak motor beat tersebut, meskipun Sadie hanya terpental beberapa meter dan mengalami luka ringan, tetap saja perlakuan Bumi tak baik dicontoh dan sudah memasuki ranah percobaan pembunuhan.

Sadie mendesis kala body mobil itu menabraknya sampai badan semoknya terpental dua meter dan motor maticnya ringsek, "Anjing maksud lo apaan hah?!" Teriaknya menggelegar di jalan raya yang sepi tak bersaksi itu.

Bumi keluar dari mobilnya dengan santai, bahkan ia memain-mainkan kunci mobil dengan tangannya, tak ada niat membantu Sadie bangun dari posisi terduduknya.

"Kayaknya make out di tengah jalan boleh juga," katanya sambil berjongkok di hadapan Sadie.

Sadie mendesis kembali lalu berkata, "Dare me."

Sadie bangkit dari posisinya, bersiap menendang kejantanan laki-laki itu tapi sepertinya gerakan yang ia buat mudah dibaca, Bumi memegang sebelah kaki dengan heels ularnya begitu mudah.

"Sialan Bumi! Lepasin!"

"Curang banget lo pake cara sampah gini," Bumi bangkit dari posisinya dengan tangan yang masih menggenggam kaki Sadie, ditempatkannya Sadie di depan tubuh pria jangkung itu, digeseknya kemaluan yang sudah membesar itu ke punggung Sadie, "You feel that?"

Smirk terpatri di mimik muka Sadie, gerakannya sangat tiba-tiba, kaki yang tadinya digenggam oleh Bumi kini sudah bergelayut di pinggang pria itu, dikalungkannya kedua tangan lentik tersebut dileher Bumi, "Uhum I felt that, hot Babe."

Gerakan selanjutnya yang Sadie lakukan adalah mengangkat tangannya lalu dengan sekali hentakan dia meluncurkan tangannya sekuat mungkin kearah hidung Bumi, membuat wajah pria itu mendongak kuat menatap langit senja yang indah.

"ARGH! Anjing lo Sade!" Bumi mengaduh, merasakan tulang hidungnya yang terasa sakit dan ngilu, sepertinya tulang hidung mancung itu patah.

Sadie mengambil kunci mobil audy hitam itu dari saku celana Bumi, berjalan ke arah mobil meninggalkan Bumi dan motor ringseknya lalu melaju dengan kecepatan penuh menuju rumah tercintanya.

Sadie a Lil BaddieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang