Bumi memutar stir kemudinya lalu membelok ke kanan, memasuki pekarangan rumah Sadie yang telah lama tak ia kunjungi. Seorang pria menyembul dibalik pintu rumah wanita itu.
"Ada tamu Sade?" Tanya Hugo yang berada di kursi belakang, yang dibalas anggukan oleh Sadie.
Ketiga orang itu keluar dari balik mobil, berjalan kearah pria dengan rambut acak-acakan, tepatnya kearah pintu rumah Sadie. "Wah, siapa lagi nih?" Tanya Bumi dengan alis yang naik sebelah.
"Gue gak no life jadi banyak temen,"
"Gigolo kali bukan temen,"
Sadie merotasikan matanya, "Bacot anjing ah."
"Kenalan dulu lah sob," Bumi mengulurkan tangannya kearah Daffa, "Bumi."
Daffa menyahut tangan didepannya, "Daffa."
"Hug, lo gak kenalan sama nih anak?" Tanya Bumi untuk kesekian kalinya.
"Udah kenal,"
Bumi mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, "Pernah threesome ya kalian?"
"Haduh please deh, capek gue Bumi! Nanya mulu lo babi."
"Santai dong bos,"
"Sade, gue minta waktu lo." Kata Daffa dengan tatapan yang tak terbaca.
"Oke, masuk dulu kedalem lo semua!" Seperti anak itik yang menuruti perkataan induknya, ketiga pria itu masuk kedalam rumah minimalist milik Sadie.
Tepat setelah mereka duduk diatas sofa, Bumi bertanya pada Daffa yang berada disampingnya, "Mau ngewe ya lo?"
"Cot."
"Dih bodat,"
"Bahas gituan mulu, kenyang lo?"
"Hah? Gue belum makan, jadi gak kenyang."
"Bahasa Bali itu." Kata Sadie dengan nampan yang berisi tiga gelas minuman dingin ditangannya, lalu menaruhnya diatas meja secara berjajar rapih.
"Lo tau?" Tanya Daffa sambil menegak minumannya.
Sadie duduk di depan ketiga pemuda itu, "Gue kan up to date."
"Artinya apaan dong?" Tanya Bumi dengan mimik yang sangat lucu, berbanding terbalik dengan badan besarnya.
Sadie mengangkat jari telunjuknya ke atas, seakan mengerti Bumi menjawab, "Oh, ngaceng—"
"Gue butuh tempat yang lebih private." Bumi berdecak malas kala omongannya terpotong oleh si Bodat Jawa.
Sadie berdiri dari tempatnya lalu mempersilahkan Daffa untuk mengikutinya masuk kedalam kamar menyisakan dua insan sesama jenis yang sama-sama terdiam hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Lo kenal Sadie udah lama?" Tanya Hugo yang baru membuka mulut.
Bumi terdiam sebentar menyorot Hugo dengan alis yang terangkat sebelah lalu menjawab, "Lama dan udah sedekat itu."
"Oh I see."
...
"Jadi?" Tanya Sadie yang duduk di tepi ranjang bersama Daffa dikamarnya yang berada dilantai dua.
Daffa menundukan kepalanya, "Anya tetep gamau balikan."
Sadie lamat-lamat memperhatikan raut wajah pria disampingnya, "Terus lo mau ngapain?"
"Memperbaiki diri,"
Sadie mengernyit, "Demi Anya?"
"Iya,"
"Mending jangan,"
"Lo gak suka gue jadi lebih baik?"
"Maksudnya jangan berubah demi orang lain, kalau lo mau berubah jadi lebih baik ya lakuin, tapi demi diri lo dan kebahagiaan lo sendiri, bukan untuk dan demi orang lain. Karena belum tentu Anya masih mau sama lo meskipun lo udah berubah, gue gak mau saat itu terjadi lo malah makin edan."
Daffa termenung, pikirannya terbagi kemana-mana, menghembuskan nafas berat lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan kedua tangan merentang bebas. "Pusing gue anjing."
"Makanya jomblo aja biar bahagia,"
"Gak semua jomblo bahagia,"
"Seenggaknya gak tersakiti."
"Serah."
...
Bumi menatap kedua orang beda kelamin yang sedang menuruni tangga secara bersamaan lalu berkata, "Gue numpang dulu di rumah lo."
"Hah?! Gak punya rumah lo?" Tanya Sadie sesaat setelah ia mendudukan pantatnya di sofa ruang tengah dirumahnya.
Kedua pemuda itu membungkam, hanyut dalam pikirannya masing-masing. "Bilang aja pengen ngesex, gak usah terbelit-belit sampe ngomong numpang segala," Sadie memutar matanya.
"Rumah gue pasti di isi dedemit,"
"Hah? Apa sih anjing, jaman sekarang masih percaya yang kayak begituan?"
"Itu loh si Jadei, masa lupa lo."
"Oh," Sadie mengangguk-anggukan kepalanya pelan, "Tapi kok bisa?"
"Bisa apa?"
"Ituloh terjerat hubungan perjodohan."
"Gatau lah anjing, tiba-tiba pas gue nyampe di event nya langsung ada pengumuman peresmian soal tunangan gue sama tuh demit."
"Sepihak dong?"
"Ya jelas, gue sih bodo amat sama dia. Toh tunangan gue sebelumnya juga nyerah dan mundur sendiri."
"Gila ya, jaman sekarang masih ada yang dijodohin gitu."
"Lo gak kesel sama tuh demit?"
"Biasa aja sih, udah banyak kok orang yang bilang gue murahan. I know I'm a bitch, dan gue bersyukur udah menjadi diri gue yang sekarang. Daripada harus pura-pura sok baik kan? Ew not my style,"
"Omongan gue yang pas dibandara—"
"Santai Bumi, gue gak baperan."
"That's good."
Setelah mendengar percakapan tak penting tersebut, Daffa memutuskan untuk segera meninggalkan rumah Sadie berdalih banyaknya tugas ospek yang harus ia selesaikan. Sadie mengantar Daffa sampai kedepan rumah lalu melambaikan tangannya, motor besar milik Daffa pun menghilang ditelan gelapnya malam. Masuk kembali lalu duduk di antara kedua pria yang sedang menonton acara bulu tangkis.
"Lo mau nginep juga?" Tanya Sadie pada Hugo yang mendadak jadi pendiam seperti orang kena sariawan.
Hugo mengangguk, "Iya kayaknya, takut lo digondol maling."
"Hah, apa sih gak jelas lo."
"Kalau ditinggal berdua yang ada ntar kenthu." Bumi menimpali.
"Ogah banget kenthu sama monyet."
Bumi menyesap minumannya, "Bacot deh yang sering squirting pas ngewe sama gue."
Perkataan itu hanya ditanggapi rotasi mata dari Sadie, lalu ia pun beranjak dari sofa menuju lantai dua bernuat mengistirahatkan tubuhnya dari hari yang panjang setelah duduk berjam-jam demi menjemput Bumi di bandara.
"Kalian tidur aja dikamar tamu, cari sendiri kamarnya." Ucap Sadie yang diangguki keduanya.
Sesampainya dikamar, Sadie membersihkan dirinya lalu menuju ke meja kerjanya, meninjau kembali laporan yang ia buat untuk launching produk di Vietnam.
Menghela nafas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi lalu mengambil ponselnya, menjelajah media sosial beberapa menit dan menyimpan benda pipih itu kembali. Mendekat kearah kasur dan membaringkan tubuhnya, seketika mata indah itu terpejam beriring detik yang terus berjalan menuntut Sadie kedalam mimpinya.
...
Hi! Long time no see.
Hectic banget gue di rl, dan lagi gak ada ide.
Niat pertama bikin cerita si Sadie itu cuman sex story eh malah merembet kemana-mana.
Hope u like it!
Kritik dan saran dipersilahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadie a Lil Baddie
ChickLit• Good girls go to heaven. Bad girls make you feel like you are in heaven. • Menceritakan kehidupan seorang Sadie Drakaina yang memiliki mindset modern nan logis dan prinsip hidupnya, "Marriage is my plan B." Dua hal yang ia suka, pria dan ranjang...