Sadie menerawang, menatap lamat-lamat pada kedua pria dewasa beda umur yang baru saja berkenalan itu, Bumi dan Damon.
Kedua pria berbadan kekar itu terlihat nyambung meski umurnya terpaut 6 tahun, lebih tua Damon pastinya. Damon dengan alasan ingin menebus rasa bersalahnya mengajak Sadie berkunjung ke salah satu mall di Bandung, tak lupa mentraktir wanita itu.
Dengan timing yang pas ini, Sadie juga mengajak Damon dinner dan berkenalan dengan Bumi yang sedari awal sudah memiliki janji sepihak dengan dirinya.
"Kamu mau kemana lagi?" Tanya Damon dengan garpu juga tenderloin di genggamannya.
Sadie menghentikan acara makannya lalu tampak berpikir, "Kayaknya pulang aja, besok ada interview."
"Oke."
Kini Bumi membuka suara, "Kerja lo? Kirain jadi piaraan om-om."
Memutar bola mata jengah, si Bumi ini selalu merusak suasana! "Ada sih om-om yang nawarin gue jadi budaknya cuman langsung gue tolak, najis banget mukanya kayak babi!"
Bumi yang tau arah pembicaraannya kemana langsung mendecak, "Halah lo aja keenakan sama kontol babinya sampe merem melek!"
"Naluri alamiah bro, kalau gak bereaksi gak normal!" Balas Sadie sambil mengibaskan rambutnya.
Damon hanya diam menikmati makanannya sambil menyaksikan obrolan tak berbobot manusia berbeda jenis tersebut.
"Alesan! Tinggal bilang enak susah amat!"
"Hah enak? Masih banyak kontol yang enak! Punya si Damon juga enak!"
Damon menghentikan acara makannya saat nama pria itu disebut-sebut, "Sade kita belum—"
"10 inchi panjangnya! Lima ronde baru nge crot!" Lanjut Sadie dengan bangganya, bahkan Sadie tak tahu seberapa panjang 10 inchi itu jika di convert ke centimeter.
"Halah tipu-tipu lo bangsat!"
"Siapa yang nipu? Mau bukti lo?!"
"Awas aja lo Sade, gue bikin lo bertekuk lutut buat minta kontol gue!" Kata si Bumi yang kejantanannya agak tersentil.
"Ngimpi lo anjing!"
Telinga Damon rasa-rasanya akan pecah kalau obrolan bising itu tetap berlanjut, diurutnya pangkal hidung mancung tersebut, dua orang itu seperti remaja yang sedang kasmaran.
"Stop it, kalian ini saling suka apa gimana? Berantem terus saya lihat-lihat." Damon membuka suara dengan tangan menghadang view Sadie ke Bumi begitupun sebaliknya.
Sadie terperangah tak percaya dengan kesimpulan yang dibuat sahabat barunya itu, "Ngawur lo Dam! Dikira gue mau punya pacar modelan babi kayak dia?!" Suara cempreng itu melengking tinggi dengan telunjuk yang mengacung ke arah muka tak kalem milik Bumi.
"Heh Mon, berantem bukan berarti suka! Mana cocok gue sama cewek modelan tai kuda gitu!"
Jujur saja, ketika Damon berkenalan dengan Bumi, ia kira pria berumur lebih muda 6 tahun darinya itu adalah cowok kalem nan cool ternyata oh ternyata sang rembulan berkata lain, sangat blak-blakan apalagi dengan mulut pedasnya yang tak pandang bulu meskipun aura machonya tak luput hanya saja kalau sudah membuka suara lebih terlihat seperti tetangganya yang suka nyinyir tak jelas.
"Mon? I'm not so called Doraemon."
Raut muka Sadie yang tadi mengkibarkan bendera perang kini malah tertawa terpingkal-pingkal sampai ada suara babinya, Bumi yang mendengar perkataan Damon hanya mengusap tengkuknya, bingung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadie a Lil Baddie
Chick-Lit• Good girls go to heaven. Bad girls make you feel like you are in heaven. • Menceritakan kehidupan seorang Sadie Drakaina yang memiliki mindset modern nan logis dan prinsip hidupnya, "Marriage is my plan B." Dua hal yang ia suka, pria dan ranjang...