part 7:)

142 50 21
                                    

Tinky melipat kertas yang di berikan oleh buk senja tadi, ia menatap kosong kedepan. Berjalan gontai tanpa ada minat sama sekali

'kalau belum dilunasin tink, kamu nggk bisa ikut ujian lo' suara lembut wanita muda itu menatap iba tinky yang hanya bisa menghela napas kasar nya.

'iya buk, nanti tinky usahain, moga moga juga tinky dapat kerjaan, tinky pamit yah buk' tinky meninggalkan ruangan putih dengan jejeran piala tersebut.

Vino yang sedang menperhatikan tinky mendekat. Tapi tinky tetap menunduk.

" haii.. Tink" sapanya ceria

Tinky mengangkat kepalanya menoleh kearah vino, cowok itu dapat menangkap mata sendu milik tinky.

"ada apa tink?" vino bertanya dengan khawatir .
Tinky tidak menjawab ia melalui vino yang masih menunggu jawabannya.

Vino sempat menangkap tangan tinky
"jawab dulu dong" tinky menoleh
"bukan urusan lo" katanya tajam sambil melepaskan tangan vino.

Vino menatap sendu kepergian tinky,
Ia mengacak rambutnya gusar.
Bagaimana ia akan meluluhkan hati tinky, ia sudah terjerat dalam cinta gadis itu.

__________

Glen memasuki kelas yang hampir tak berpenghuni, chiko ahh... Manusia satu itu biasalah sedang merayu bidadarinya si cessa.

Ia melangkahkan kakinya menuju meja. Glen melemparkan senyum kearah key yang sedang duduk sendiri. Disebelahnya ada steven yang sejak tadi berkutat dengan pikirannya sendiri, maksudnya ia melamun.

Key membalas senyum manis pria didepannya.
"glendino roberto panggil aja glen" glen menyulurkan tangan nya. Key menyambut tangan glen dengan smoot smile  "amanda keyli aurel, panggi aja key"

Steven melirik kearah mereka yang sedang asik berbincang, ia hanya fokus pada key dan tak berniat melihat muak glen. Ahhhh... Mungkin kah dia.

Steven tersenyum kecut.
Nggak mungkin.

Mora masuk dengan angkuh nya bersama cessa disana juga ada chiko.

Gadis itu tampak membawa makanan yang diplastikan dan minuman.
Ia mendekat kearah steven, key memperhatikan gerak gerik mora.

Ia lalu menyodorkan plastik serta minuman itu kearah steven,
"buat lo" kata mora tersenyum kearah steven.
Bukannya menggambil nya steven berangkat dari kursinya lalu berlalu meninggalkan mora yang terpaku di tempat, mora menggengam botol minum itu dengan kuat.

Ia melirik key, tepat key melihat pergerakannya. Mora sangat malu di tolak di depan key, key hanya tersenyum meremehkan.

__________

Steven duduk di balkon kamarnya, ia melirik kalung yang dipegang nya, kalung berbandul bintang.

Ia menatap siluet malam yang indah,
Ia beranjak lalu duduk di pinggir ranjang nya.

'steven janji yah gak ngadu sama mama aku kan' kata gadis kecil dihadapannya, steven belum tau namanya.

Steven kecil mengangguk anggukan kepalanya.

"hmmm"

Kenangan itu terngiang lagi, ia menghela napas beratnya.

Pintu kamarnya dibuka perlahan
Menjembul dari balik pintu seorang wanita muda cantik.
Steven melengos, ia nggan melihat wajah menyebalkan itu.

"steven, mama sudah buatin kamu makanan, ayo kebawah makan" katanya lembut.

Steven mengangkat alisnya sebelah
"jangan pernah ngaku ngaku jadi mama gue, gue nggak punya mama. Kalo mau makan, makan aja sendiri. Tiap makan masakan lo gue sakit perut tau nggak" steven menatap tajam senja mama tirinya.

l'm Fine :) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang