part 26:)

77 7 0
                                    

Aku hanya diam ketika suara suara lembut itu tak lagi terdengar di telinga ku, dan tergantikan oleh remukan suara lain.

Amanda keyli aurel.

______________

Kakinya terjepit ranting disekitarnya. Namun dengan sekuat tenaga sambil menyeret tempurung yang berat, kura kura itu mencoba melepaskan tubuhnya dari lilitan ranting pohon.
Key tersenyum, sedari tadi ia fokus memperhatikan hewan yang disebut sebut sebagai hewan terlambat didunia itu.

Key mencoba mendekat kearah hewan tersebut yang masih tampak mendorong dorong tubuhnya dalam jepitan ranting akar pohon.

"sini aku bantu yaa" ujarnya lembut. Key menarik akar ranting pohon itu agar kura kura dapat dengan muda meloloskan tubuhnya. Setelah terlepas gadis itu menarik tubuh kura Kura yang sempat ingin kabur itu.

"sini dulu" ujarnya seolah berbicara pada hewan itu. Key mengelus elus tempurung keras hewan ditangannya.
"rumahnya dimana?" tanya nya, sedang hewan yang dipegangnya tampak meliuk liuk mintak dilepaskan.

Gadis itu tersenyum, surai lembutnya melayang layang dihembus pelan angin sepoi di dekat danau.
"Kamu udah makan belom " ujarnya lagi.
Masih dengan mengelus elus tempurung hewan ditangannya.
Gadis itu melepaskan pelan kura kura ditangannya, kura kura itu tampak bergegas mencakar tanah untuk kembali kedanau.

"dada" key kembali tersenyum, ia mengerjap ejapkan matanya lalu mendongak ke langit yang tampak sedikit mendung pertanda tak lama lagi hujan.
Key memutuskan untuk duduk dibawah pohon flamboyan yang ada didekatnya.
Ia menghela napas pelan sembari menatap danau yang tampak tenang didepannya.
Ia mengingat lagi kejadian tadi.

STEVEN...

Sejak kecil key tak pernah ada teman, hanya mora yang mempunyai banyak teman. Key ingat saat mereka berulang tahun yang keempat tahun.
Saat sedang berlangsung acara key duduk di taman belakang rumahnya sambil menangis karena santi sama sekali tidak memberinya kado maupun ucapan selamat.
Key duduk sendiri ditaman itu, tanpa ada orang pun karena saat itu semua tamu menyaksikan acara peniupan lilin yang sedang berlangsung.

Flassbackk..

Key kecil menggurat ukiran kursi yang didudukinya sembari menangis.
"kenapa nangis?" key menoleh, seorang anak laki laki seusianya ikut duduk disebelah key. Entah kapan anak itu berada disana.

"pergi sana!, kamu juga nggak mau kan temenan sama aku?" ucapnya tanpa menoleh.
" aku mau kok" ucap anak laki laki itu.
Key kecil menoleh .

"bohong!!" tegasnya.

Anak laki laki itu kemudian merogoh sakunya.
"nih buat kamu" ucapnya, anak laki laki itu menyodorkan sebuah permen.
Key menatap permen yang telihat imut dan menggoda itu. Ia kemudian balik menatap anak laki laki dihadapannya.

"buat aku?" tanya nya. Anak laki laki itu mengangguk.

Key tersenyum mengingat kejadian pertama kali ia bertemu dengan steven, teman pertamannya. Yah steven teman pertamanya.
Dan sekarang cowok itu sudah besar dan terlihat berbeda.

Key menunduk berusaha menahan air yang akan jatuh dari matanya.
Namun saat ia menunduk rasa pening menjalar dikepalanya, key meringis memegangi kepalanya.
Penglihatannya menghitam dan kabur, ia berusaha berdiri dengan memegangi batang pohon didekatnya.
Gadis itu merasakan sesuatu yang hangat keluar dari hidungnya, ia meraba.
Matanya seketika melotot.

"ddaaaraahh.." pekiknya tertahan, dengan cepat gadis itu menghapus lelehan darah merah yang mengalir di hidungnya. Ia pun beranjak meninggalkan tepian danau dengan rasa pening masih menusuk nusuk kepalanya.

l'm Fine :) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang