part 10:)

116 41 5
                                    

Langkahnya ia percepat, takut yang akan ia temui sudah pulang terlebih dahulu.
Siswa siswi yang bergerombol saat pulang menghambat langkahnya.

Ia menerabas kerumunan.
"pelan pelan dong"

"sabaran bangke"

"heeeee itu kaki bukan kain pell, loo injek aja"

Siswa berkata sengit pada mora yang tampak biasa saja dan tetap melanjutkan langkahnya.

Cessa sedari tadi mengejar dengan langkah tertatih tatih gadis didepannya, ia agak kewalahan mengejar langkah mora.

Setelah menangkap objek yang ia lihat, gadis bergegas mendekatinya.

Mora langsung mendorong tubuh key yang sedang berjalan hingga tersungkur ketanah, tangan nya dengan halus mengikis semen lapangan yang kasar
Membuat tangan nya dan lututnya lecet panas.

Key meringis Dan langsung menoleh kearah pelakunya, beberapa siswa yang melihat kejadian itu menoleh kepo dan sengaja berhenti hanya sekedar menonton.

"loo gila yah" kata key tajam sembari mengelus lututnya yang perih dan panas.

"iya emang" kata mora datar, ia menatap sengit mata key yang juga menatapnya setengah tajam dan heran.

Cessa yang berhasil menerobos melongo melihat apa yang baru saja terjadi. Tinky sedari tadi juga disana langsung mendekat kearah key.

Tinky membantu key bangkit lalu ia menoleh tajam kearah mora.

"masalah loo apa sih?" katanya tajam

"bukan urusan loo, nggak usah ikut campur" kata mora lagi datar.

Mora kembali beralih menatap key.

"kenapa sihh lo datang cuma buat sial doang" katanya tajam.

"nggak dirumah, nggak disekolah lo nggak ada untung untung nya ya buat gue. Sengaja loo yah!" kata mora sedikit berteriak diakhir kalimat.

Key mengernyit heran
"maksud loo apa"

"sok sok an nggak tau lagi, jangan sok lugu loh yah, anak kayak lo nggak pantes ada di kehidupan keluarga gue"

Key menggertakan gigi gerahamnya, siswa/i disana berbisik bisik, cessa mencoba memahami apa yang terjadi begitu pun tinky.

"loo yang nggak pantas ada di kehidupan gue" kata key balik.

"loo yang anak sial bukan gue, loo yang buat semua ini jadi serumit ini, loo dan juga wanita itu" kata key tajam.

Mora menatap key dengan mata merah, ia maju mengikis jarak dengan key,  tangannya terangkat keudara.

Plakkkk...

Semua orang disana terkejut, key memegang pipinya yang agak perih karena pukulan mora.

"loo pantes dapat itu sialan"
Mora mengangkat tangan nya lagi, namun sebuah tangan berhasil mencekal tangannya membuat mora meringis.

Steven menatap mora tajam.
"udah gue kira loo gila!" mora terkejut menatap steven yang entah sejak kapan berada di belakangnya.

Steven menghempaskan tangan mora lalu beralih menarik tangan key yang bebas.
Mora menganga tak percaya akan kejadian barusan. Ia mencoba mengontrol emosinya pelupuk matanya sudah tergenang air. Siswa disana perlahan bubar.

Mora menatap punggung kedua orang itu dengan nanar, air mata keluar dari pelupuk matanya. Tangannya yang membentuk tinju memutih .

Tinky tersenyum miring melihat ekspresi mora lalu melenggang pergi.

l'm Fine :) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang