part 19:)

94 27 2
                                    

Tak terurai kata indah...
Biar saja air mata ini menguap ke udara
Hingga menggumpal menjadi mendung
Dan hingga akhirnya membanjiri rumah mu yang indah itu.

Amanda keyli aurel.

>>>>>>>

Dito, pria parubaya itu kini duduk dibalkon kamar putri nya, bekas kamar key. Ia sering kesini jika ia sedang merindukan sosok putri kecilnya itu.

'paa, panggil key manda ya' sungut key kecil.

'kenapa manda, kan panggilan key adalah key' dito menyentil hidung mungil didepannya.

'biar key tau kalau ada yang manggil key manda, itu papa'

'oke, manda nya papa'

Dito menghela napas panjang mengingat senyum manis yang terbit diwajah putri nya itu. Perasaan bersalah selalu mejalar dilubuk hatinya terdalam.
Juga rahasia yang sama sekali tidak satu pun orang tau, hanya dirinya seorang. Terikat rapi dalam benaknya, ia tahu sewaktu waktu akan ada tepatnya akan ia ungkap rahasia itu.

Semenjak key pindah ke kota tidak ada lagi kontak dari putrinya itu. Tapi setiap bulan dito selalu mengirimi surat untuk key. Meskipun dia tahu bahwa surat surat itu tidak akan santi beri pada key.

Ia menghisap lagi ceruput ditangannya, lalu menghembuskannya.

"PAaa" suara rengekan dibelakang dito adalah elin sang anak tirinya.

Elin mendekat kearah dito yang tidak menoleh itu.
"papa, elin mau dibeliin mobil paa" rengeknya. Dito menoleh kearah anak tirinya.

"kan bisa papa antar sekolah" ujarnya.
Elin berdecak.

"nggak enak pa, temen temen elin udah pada pakek mobil sendiri Lo" bujuk gadis manja itu. Dito menatap jengah gadis tak tahu malu didepannya.

"nggak pokoknya enggak" tolak dito mentah mentah.

Elin merungut, lalu pergi dengan kesal,
Ia terus ngedumel tidak jelas seiring langkahnya.

"tua bangka, mati aja sana pelit banget" omelnya.

"udah tua masih aja pelit" ia menghentak hentakan kakinya ketika sudah dikamar mita, membuat mita yang sedang asyik berdandan itu menoleh bingung.

"kamu kenapa?" tanya wanita itu.
Elin menoleh sambil merengut

"tuhh tua bangka masih pelit aja" sungutnya tajam.

" mintak dibeli mobil juga, kan elin malu kalo masih diantar juga" elin kembali menghentak hentakan kakinya.

Mita berdecak.
"kamu nggak pandai bujuk," ujarnya, elin mendelik menatap mamanya.

"dah kamu duduk sana, bikin pusing aja. Nanti biar mama urus" ujarnya lagi.

Elin menurut duduk, tak lama senyum nya seketika terbit.

"yesss"

______________

Santi duduk ditaman sebelah rumah sambil menyeruput tehnya pelan,
Wanita itu sudah sejak tadi disana
Dengan mora disampingnya.

"maa, 2 hari lagi ulang tahun mora" ucap gadis itu sambil memainkan handphonenya. Ia kemudian meletakan handpohone itu ketika tidak mendengar respon dari santi, gadis itu menoleh.

"maa, bentar lagi kita ulang tahun" ualngnya dengan kesal, mora melotot atas ucapannya barusan. 'kita' hahaha.
Santi menoleh kearah anak gadisnya.

"hmmm" ucapnya baru sadar bahwa mora sedang bicara.
Mora sedikit berdehem.
"bentar lagi ulang tahun mora" ucapnya lugas.

l'm Fine :) [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang