01. EggaBot

8.6K 589 68
                                    

"Huuaaa ... tolong aku, Boboiboy!" Gopal yang berguling di lereng langsung berteriak. Laki-laki gempal berkulit cokelat itu tak bisa mengendalikan tubuhnya, berguling-guling di atas salju, hingga menyerupai bola salju besar.

Merasa namanya terpanggil, laki-laki bertopi oranye yang tengah memegang bola kekuatan bulat berwarna putih langsung menoleh. "Gopal! Kekuatan elemental! Boboiboy Es!"

Boboiboy langsung membuat lintasan dari es, menolong sahabatnya yang kebingungan karena berguling-guling di lereng bersalju.

Tak berselang lama, Gopal berhenti berguling. Tubuh gempalnya mendarat di atas salju dengan posisi terbalik. Bongkahan salju yang menutupi tubuhnya masih ada di beberapa bagian, sementara di bagian lain hilang karena terbentur pohon cemara.

Melihat hal itu, Boboiboy langsung menghampirinya. "Kau tak apa-apa, Gopal?"

Gopal bangkit, memegang kepalanya yang terasa pening. Detik berikutnya, belum sempat Gopal menjawab, mereka kembali berlari saat penguin besar di belakang mengejar lagi. Ini semua karena Gopal yang membawa telurnya dengan alasan lapar.

Tak memikirkan perutnya lagi, Gopal berteriak sembari melempar telur yang tadi dipegangnya, tepat ke arah penguin raksasa. Boboiboy sendiri langsung membawa Gopal ke pesawat antariksa kebenaran yang sudah menunggu.

Pesawat itu memacu dengan kecepatan penuh, meninggalkan area bersalju yang sangat dingin. Di dalam, Fang, Yaya, dan Ying tersenyum senang melihat EggaBot di tangan Boboiboy.

"Itulah, Gopal! Kalau ada di tempat orang jangan ambil barang sembarangan!" Ying berbicara dengan cepat, mengabaikan Gopal yang sejak tadi mengaduh kesakitan karena terguling-guling cukup lama.

Yaya yang berdiri di dekat Ying ikut menimpali, "Betul, Gopal. Kamu harus berhati-hati. Jika tidak, kamu bisa celaka."

Berbeda dengan Yaya dan Ying yang sibuk memarahi Gopal, Fang menghampiri Boboiboy, memegang pundak temannya pelan. "Kau tak apa-apa?"

"A-aku tak apa-apa." Boboiboy tersenyum tipis. Keduanya berjalan terlebih dahulu menuju ruang kendali pesawat, meninggalkan Gopal, Yaya, dan Ying yang masih saling bertengkar. Gopal yang memang tipe tidak mau mengakui kesalahan selalu saja mengelak membuat Ying dan Yaya semakin sebal.

***


Di ruang kendali, Komandan Ko Koci menghubungi, menanyakan pasal misi mereka. Di dekatnya, Laksamana Tarung mengenakan jaket biru tua terlihat tampak gagah tengah menatap senang ke arah EggaBot yang berada di pelukan Boboiboy.

"Heh, bagus! Kalau begitu, cuti ke Bumi yang kalian nanti-nanti ... disetujui!"

Semuanya bersorak riang, sementara Fang hanya tersenyum. Tanpa sadar dia ikut ke Bumi, padahal asalnya bukan dari sana. Sesekali dia melirik si topi oranye yang selalu tersenyum karena akhirnya bisa menemui sang kakek. Ada getaran tersendiri saat melihatnya bahagia.

Namun, siapa sangka jika ini bukan awal yang baik? Fang hanya bisa termenung di pesawat saat yang lain memeluk keluarganya---kecuali Gopal yang sudah berlalu menuju rumah, meninggalkan sang ayah yang menunggu.

Di saat yang lain bersorak gembira, Fang termenung menatap langit. Langit terlihat cerah, kontras dengan perasaan si pengendali bayangan.

"Fang, apa yang kau lakukan?" Entah sejak kapan, tiba-tiba Boboiboy duduk di sebelahnya, menatap Fang lembut seperti biasa. Fang tidak ingin berpikir ini sebagai perhatian, dia tahu Boboiboy baik pada semua orang.

Beberapa detik menunggu, Fang tak merespons. Hanya suara embusan angin yang menerbangkan helaian rambut ungu Fang sebagai jawaban, Fang yang diajak bicara tetap bergeming, kembali memandang langit setelah menoleh ke arah Boboiboy.

Menghela napas, Boboiboy memegang pundak Fang, berusaha menarik perhatian kawannya. "Ayo, lebih baik kau ikut kita pulang. Nanti kau tidur di rumah Tok Aba saja." Boboiboy tetap tersenyum, nada bicaranya sangat lembut.

Fang juga tidak ingin menganggap ini sebagai bentuk perasaan. Boboiboy memang selalu bertutur kata lembut. Dia hanya akan berucap kasar apabila dalam mode Boboiboy Halilintar atau Boboiboy Solar. Tok Aba bilang, cara Boboiboy bertutur kata menurun dari ayahnya yang memang tak pernah membentak siapa pun. Pada orang jahat saja tutur katanya masih lembut.

Menepis tangan Boboiboy yang ada di pundaknya, Fang langsung berdiri. "Tak perlu. Aku akan tidur di sini, menjaga semua bola kekuatan yang masih di bawah penjagaan kita." Kakinya melangkah, suara tapak kaki dari sepatu boots-nya terdengar cukup nyaring di tengah keheningan antara keduanya.

Melihat kepergian Fang, Boboiboy mengikutinya ke dalam pesawat, berjalan di belakang laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Jangan begitu, Fang. Ayolah, kau harus bersenang-senang. Besok kita harus ke pantai, 'kan? Aku akan mengajakmu bersenang-senang. Tenanglah, aku akan menemanimu selama di Bumi. Bagaimana?"

Fang terus berjalan, mengabaikan Boboiboy yang mengikuti langkahnya bersama bola kekuatan Ochobot.

"Tok Aba bilang akan memasak sup wortel hari ini. Jika kau tidak di rumah, siapa yang akan memakannya? Aku tidak mungkin bisa menghabiskan itu."

Senyum Boboiboy terukir kala kaki Fang tak lagi melangkah. Si pengendali bayangan itu langsung berbalik, wajah tampannya menghadap Boboiboy dengan mata berbinar. "Sup wortel? Kau serius? Tunggu aku! Aku akan mengambil barang-barangku dan membantu kau dan Tok Aba membereskan warung."

"Terbaik," ujar Boboiboy sambil terkekeh pelan. Ochobot yang terbang di dekatnya juga ikut terkekeh melihat tingkah Fang.

____________________________________

Pembuka memang 85% mirip kayak di film Boboiboy Movie 2. But, ke belakang bakal beda.

Ini homo, yang nggak suka homo bisa minggir.

Partner (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang