11. Planet Darkha [Part 2]

2K 202 1
                                    

"Siap, Fang?" Boboiboy menoleh ke arah Fang yang berdiri di sampingnya. Laki-laki dengan pakaian didominasi warna ungu itu tampak mengangguk, menatap penuh keyakinan ke arah Boboiboy.

"Ayo, kita harus berpencar, sampai jumpa di lokasi." Fang dan Boboiboy menatap hutan gersang di hadapannya.

Memegang pundak Boboiboy, Fang membuat atensi pemuda itu langsung teralih sepenuhnya pada iris ungu agak pink miliknya. "Hati-hati, Boboiboy. Sampai jumpa lagi." Fang langsung mengeluarkan elang bayang, sementara Boboiboy langsung mengeluarkan kekuatan elemental topan, menaiki hoverboard untuk menjalankan rencana yang mereka pikirkan.

Saat di dalam pesawat antariksa tadi, mereka berpikir keras untuk mencari cara. Mereka tak boleh membuang waktu, harus segera bergerak sebelum hal-hal buruk terjadi pada tiga temannya.

Sebenarnya mereka bisa menggunakan kekuatan penembus milik Fang, tetapi itu sedikit merepotkan jika tiba-tiba suku tadi menyerang diam-diam dari belakang. Fang juga tidak bisa membantu melawan karena dia tak bisa menggunakan dua kekuatan sekaligus, terlebih kekuatan penembus Fang memerlukan instruksi yang tidak yakin bisa Fang lakukan dalam keadaan secara tiba-tiba.

Ochobot sudah memindai segala penjuru planet, mencari tempat-tempat penting yang harus mereka kunjungi untuk mendapatkan bola kekuatan dan menyelamatkan teman-teman.

Awalnya mereka sama-sama bingung. Sudah mendapatkan berbagai informasi, bahkan seluk beluk planet, tetapi belum ada cara paling efektif untuk melawan. Suku itu terlalu kuat dan tangkas. Sejenak, Boboiboy teringat akan dua bola kekuatan yang sedang mengisi daya. Mungkin mereka siap membantunya.

Boboiboy berhenti di tempat yang sudah disepakati. Tidak perlu waktu lama karena dia terbang menggunakan kekuatan.

"Kekuatan asap," Boboiboy berucap lirih, matanya menoleh ke arah Fang yang berjongkok di dahan pohon seberang. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya lalu mengangguk memberi isyarat.

Dia memusatkan perhatian penuh, di tangannya memegang pistol laser yang tampak canggih, terlihat seperti senjata dari masa depan. Mata kirinya memejam, sementara jari telunjuknya siap menekan pelatuk. Dalam sekejap mata, dua penjaga itu tumbang. Tak ada suara yang keluar dari pistol itu. Sangat keren, begitu pikir Boboiboy.

Boboiboy mengacungkan jempol ke arah Fang, keduanya turun, menapak tanah yang terlihat lebih subur daripada di luar sana.

"Kekuatan elemental! Boboiboy Duri! Akar pengikat!" Boboiboy mengikat kedua penjaga itu ke batang pohon, lalu bertos dengan Fang sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam, masih dalam mode elemental duri. Elemental yang paling menggemaskan di antara yang lain.

Ruangan di dalam lebih luas dari yang mereka bayangkan. Semua terbuat dari kayu, terlihat begitu tradisional untuk zaman sekarang. Beruntungnya, suara derap langkah mereka bisa diredam karena lantai rumah yang merupakan tanah, bukan kayu seperti dinding-dinding lainnya.

Dinding bangunan besar berbentuk kotak itu terasa seperti labirin. Seolah-olah tak memiliki ujung. Setiap bagiannya terdapat celah-celah kecil membuat penyusup mudah melihat apa yang terjadi di dalam sana. Baik sekali penduduk planet ini.

Tengah berjalan sambil mewaspadai sekitar, Fang tiba-tiba menarik Boboiboy Duri, mengajaknya bersembunyi di celah-celah kecil ruangan yang hanya selebar lemari gantung. Di luar sana, beberapa alien muncul, tengah membincangkan pasal Gopal, Yaya, dan Ying.

"Ya, dua anak bumi itu lebih baik dilenyapkan, bukan? Kenapa ketua menolak? Aneh sekali. Padahal dagingnya sedap dimakan."

Boboiboy Duri hampir saja berteriak jika Fang tidak membekapnya. Tangan Fang menutup mulut Boboiboy Duri, sementara kepalanya sesekali menyembul, memperhatikan alien-alien itu. Alih-alih pergi, tiga alien itu duduk di bangku yang ada di sana, tengah meminum minuman yang mereka bawa.

Salah satu yang membelakangi posisi Fang dan Boboiboy Duri mengangkat cangkir kayunya. "Betul kata kau, Jo. Apalagi anak gendut itu sangat menggugah selera. Sayang sekali ketua lebih memilih menuruti moyang yang entah seperti apa rupanya."

"Ya, sudahlah. Lagi pula, tidak mungkin kita melawan ketua. Ayo, lebih baik kita segera pergi untuk mengganti giliran jaga."

Mereka bangkit, menjauh dari lokasi Fang dan Boboiboy Duri bersembunyi. Fang langsung menoleh ke sana kemari, memastikan sekitar aman. "Tidak ada pilihan lain. Kekuatan penembus!"

Menggenggam erat tangan Boboiboy Duri, Fang langsung berlari cepat, menarik Boboiboy Duri menembus dinding-dinding kayu yang menghalangi jalannya. Dia yakin, cepat atau lambat tiga alien tadi akan tiba di luar, menyadari bahwa teman-temannya sudah dikalahkan dan diikat menggunakan akar berduri yang akan kesulitan untuk dilepas atau dilonggarkan.

Walau sulit mengimbangi langkah yang sangat cepat tanpa kekuatan, Boboiboy Duri tetap balas menggenggam tangan Fang, tak ingin terlepaskan. Bukan karena takut terpisah, tetapi jika genggaman itu dilepaskan dia akan jatuh tersungkur.

Berlari sangat cepat, tiba-tiba berhenti begitu saja membuat tubuh Boboiboy Duri yang memang kesusahan menyeimbangkan langsung jatuh, menubruk Fang yang di dekatnya.

"Aduh, sakitnya." Boboiboy Duri hendak bangkit, tetapi Fang menahan, mendorong kembali kepala Boboiboy Duri agar menunduk di balik kayu yang tampak seperti pohon tumbang.

Mengintip dari balik kayu sebentar, mereka melihat Yaya, Ying, dan Gopal yang diikat layaknya sebuah persembahan tumbal. Mata Boboiboy Duri dan Fang terbelalak. Di dekat mereka sebuah bola kekuatan berwarna hitam terbang, tampak menunduk karena diperlakukan seperti pembantu.

"Ke rencana B," bisik Fang tepat di telinga Boboiboy Duri. Bekerja sama dengan laki-laki menggemaskan ini tidak buruk juga rupanya.

Menoleh ke arah Fang, Boboiboy Duri mengangguk sekali. "Kekuatan elemental! Boboiboy Gempa! Golem tanah!"

Raksasa batu muncul dari bawah tanah, mengunci pergerakan penjaga di sana.

"Jari bayang!" Fang mengeluarkan jari bayang, menarik paksa tiga teman-temannya yang diikat pada tiang kayu dan mengunci pergerakan bola kekuatan bulat hitam dengan mata merah menyala itu.

"Beraninya kalian!" Alien-alien lain datang, menyerang secara bersamaan menggunakan tombak dan jarum berukuran besar.

"Kekuatan penembus! Sekarang, Boboiboy!"

Mengangguk sekali, Boboiboy langsung paham. "Tumbukan tanah! Bertubi-tubi!"

Banyak tanah yang timbul, langsung  menusuk alien-alien jahat yang hampir membunuh mereka.

"Kekuatan elemental! Boboiboy Halilintar!" Boboiboy membawa teman-temannya pergi, termasuk Fang yang masih menggunakan kekuatan penembus agar bisa menembus segala hal yang menghalangi tanpa takut diserang.

***

Di dalam gua gelap, sebuah batu tampak bergetar hebat. Batu besar berwarna merah berkilau layaknya batu ruby itu perlahan retak, sedikit demi sedikit serpihannya jatuh ke tanah, sebelum akhirnya hancur berkeping-keping, menampilkan sosok alien bertaring dengan rambut panjang sepunggung.

Mata yang tadinya memejam langsung terbuka. Iris semerah darah itu menatap tajam ke tanah di atasnya. Dia merasakan ada benturan keras seperti sebuah pertempuran yang menyebabkan batu yang mengurungnya pecah. Siapa pun si pemukul yang sangat kuat itu, dia berterima kasih sudah membebaskannya, bisa membuat dia melanjutkan rencana. Menguasai alam semesta.


_____________________________________

Nggak tau kenapa tiba-tiba mereka malah nyari bola kekuatan di planetnya para sekte sesat :v

Partner (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang