20. Tantangan Baru

1.6K 180 7
                                    

"Perlombaan apa yang akan kita ikuti, Fang?" Boboiboy menoleh ke arah Fang yang mengemudikan pesawat antariksa disertai helm keselamatan yang mirip jamur.

Menoleh sebentar, Fang kembali fokus ke depan. "Semua yang ada di sana."

"Apa? Semua?! Ha ... habislah aku. Aku ingin pulang saja, Boboiboy. Aku ingin pulang ...," Gopal merengek, memegang lengan Boboiboy yang sibuk membaca informasi misi.

Matanya membulat seketika saat melihat jumlah perlombaan yang ada di sana. Untuk mendapatkan bola kekuatan, tim harus memenangkan minimal 75% perlombaan. Perlombaan yang diadakan tidak tanggung-tanggung jumlahnya membuat Boboiboy pening sebelum menjalankan.

"Ini tidak salah, Fang? Seratus lima puluh perlombaan? Dan kita harus mengikuti semuanya demi bola kekuatan?" Boboiboy memastikan, menatap Fang yang masih tampak tenang, tak terkejut dengan jumlah bilangan yang lumayan.

Alih-alih Fang, Gopal yang terkejut sampai mendramatis suasana lagi. "Apa? Seratus lima puluh? Huhu, lebih baik aku ikut ujian matematika Pak Guru Papa daripada perlombaan ini."

"Kalian beruntung. Perlombaan di Planet Turn hanya diadakan setiap lima tahun sekali. Lima tahun yang lalu, ada tiga ratus jenis perlombaan yang harus diikuti. Dan sialnya aku dan Kapten Kaizo yang jadi perwakilan." Fang menghela napas, pandangannya tetap fokus ke depan sambil memegang kemudi pesawat antariksa.

"Tiga ratus? Matilah aku," celetuk Gopal sambil membenturkan kepalanya pelan pada meja besi di depannya. Dia tak ingin membenturkannya terlalu kuat. Sakit. Ini besi, bukan tahu. Kalau tidak percaya, silakan coba sendiri.

***

"Kenapa Komandan tidak meminta kita untuk mengikuti perlombaan saja?" Yaya bertanya pelan, menatap tablet berisi informasi misi tentang menyelamatkan bola kekuatan yang berada di Planet Hoq. Secara kemampuan akademik, Yaya dan Ying tak perlu dipertanyakan lagi. Gadis cantik dari Bumi itu memang sudah ahli dalam ujian dan perlombaan.

Menoleh ke arah Yaya, Ying membenarkan kacamatanya. "Aku rasa sebab Fang sudah berpengalaman. Ya, mungkin dulu Fang pernah ikut misi ini, jadi tidak diragukan lagi. Atau karena perlombaan di Planet Turn tidak seperti yang kita bayangkan."

Seperti biasa, cara bicara Ying yang cepat dan berlogat China tidak membuat Yaya kesusahan memahaminya. Dua gadis ber-IQ tinggi itu tak pernah bosan belajar, selalu menyukai hal baru. Berbeda dengan Gopal yang asyik mengeluh sepanjang jalan.

Papa Zola yang memang kelelahan sudah mengatur jalan yang aman dan setir otomatis, sementara dirinya tidur karena entah sudah beberapa hari tidak tidur, mondar-mandir planet sana planet sini untuk mengantar anak muridnya menjalankan misi.

Ya, walaupun pangkatnya kapten, dia yang hanya memiliki kemampuan menyetir akan terlihat seperti supir. Lebih tepatnya hanya kapten pesawat. Papa Zola tak memiliki kekuatan apa pun, dia hanya sering berpikir kritis dalam menyelesaikan krisis. Selebihnya, dia sama seperti alien mop.

Yaya dan Ying menatap rute perjalanan di layar, masih cukup jauh. Mungkin mereka bisa istirahat terlebih dahulu, tetapi rasanya tidak mungkin. Jika mereka beristirahat, siapa yang akan membangunkan Papa Zola saat pesawat hendak tiba nanti? Ah, ini menyusahkan.

_____________________________________

Ya, memang pendek. Males ngetik banyak. Abis bab ini udah sampe di planet tujuan aja. Sengaja up dua kali, besok gue ada acara haha.

Btw cerita ini hampir tamat. Yeay, bisa publish cerita baru ahahah.

Partner (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang