17. Misi [Part 4]

1.9K 187 20
                                    

Punggung terasa sakit, lengan sedikit tergores. Fang berusaha bangkit, memegangi punggungnya yang terasa sulit digerakkan. Hempasan makhluk itu benar-benar luas biasa.

"Boboiboy So---aaa!" Boboiboy gagal berubah, makhluk besar itu terlebih dahulu menyerangnya sampai terpental jauh dari Fang. Mata Fang yang memang kesulitan melihat di dalam gelap hanya bisa meraba sekitar, tak mampu menggunakan pemindai kacamatanya.

Menoleh ke sana kemari, seberkas cahaya mucul, membentuk bola cahaya di atas. Fang berkedip sejenak saat matanya sakit ketika cahaya itu muncul. Dia bisa melihat dengan jelas setelah beberapa detik. Bisa melihat di mana lokasi Boboiboy Solar dan bagaimana wujud musuhnya.

Musuhnya terlihat seperti manusia yang mengenakan kostum laba-laba. Tidak, ini bukan Spiderman atau Spiderwoman. Alien berjenis kelamin laki-laki---berterima kasih pada janggut di dagunya karena wajah si alien lebih menyerupai wanita---itu berbadan seperti alien lain di luar sana dari kepala hingga pinggang. Dari bawah pinggang seterunya berbentuk tubuh laba-laba besar berwarna hitam.

"A-apa itu?" Fang bangkit, memegang bagian punggungnya yang sakit.

"Lihat, Fang! Ada bola kekuatan di punggungnya!" Boboiboy Solar menunjuk bola kekuatan yang digendong seperti ransel.

"Jangan banyak bicara!" Alien itu langsung berjalan cepat, menghampiri Boboiboy dan Fang. Sesekali dia menggunakan jaringnya untuk memerangkap, tetapi hasilnya nihil. Fang menggunakan kekuatan penembus, melindungi tubuhnya dan Boboiboy Solar.

Menggeram sebentar, si laba-laba merasa seperti dipermainkan. "Beraninya kau!" Dengan satu gerakan, kacamata Fang yang kebetulan tengah menonaktifkan kekuatan penembus langsung terlempar jauh ke dekat kaki si laba-laba.

Mata Fang membulat seketika, tak bisa melakukan apa-apa tanpa kacamatanya. Dia tak mampu menggunakan kekuatan bayangan tanpa sinar. Di luar sana pun rembulan seakan-akan turut bersembunyi.

"Boboiboy kekuatan tiga!" Boboiboy berpecah menjadi tiga, Boboiboy Solar, Blaze, dan Duri.

Boboiboy Blaze melompat, menyalakan bola api untuk membuat sinar. "Fang, Duri, sekarang!"

"Akar berduri!" Si laba-laba terpojok di dinding gua, diikat menggunakan akar berduri dengan sangat kuat. Semakin meronta, akar berduri itu akan semakin kuat membelitnya.

"Naga bayang! Semburan naga bayang!" Fang menyemburkan api dari mulutnya, membakar si laba-laba yang menjerit. Ternyata laba-laba ini hanya mampu menyerang dalam gelap, saat ada cahaya, dia akan kalah, terlebih saat perlawanan tak seimbang. Empat lawan satu.

"Tembakan solar gerhana berganda!"

"Bola api maksimal!"

Boboiboy Solar dan Boboiboy Blaze mengakhiri pertarungan, menyerang si laba-laba secara bersamaan. Laba-laba raksasa itu berubah ke bentuk asli, di mana hanya sesosok alien biasa yang tergeletak di atas tanah dengan keadaan tak sadarkan diri.

Boboiboy berbalik, menatap teman-temannya satu per satu. Blaze masih setia menjadi lampu bohlam, sementara Solar membantu Fang melepaskan tawanan. Boboiboy Duri sendiri menghampiri lawannya, melihat di bagian sana dan bagian sini, entah apa yang dia cari.

Baru saja selesai membebaskan tawanan, belum membangunkan, Fang menoleh saat merasa ada seseorang yang mencolek punggungnya. Wajah menggemaskan Boboiboy Duri tampak saat dia membalikkan badan.

Laki-laki berwajah terlalu imut itu tersenyum manis, terlihat lebih menggemaskan berkali-kali lipat. "Aku sudah mendapatkan kacamatamu. Sini, aku bantu."

Fang tak menolak, tetap diam saat Boboiboy Duri memakaikan kacamata padanya. Permintaan apa pun Boboiboy Duri akan sulit ditolak. Wajah imutnya menjadi andalan untuk memohon pada seseorang, ditambah lagi sikap naïf dan kekanakan yang sangat berbeda dari kekuatan elemental Boboiboy lainnya. Dan Fang sangat menyukainya.

Masih tersenyum, Boboiboy Duri yang baru saja selesai mengenakan kacamata pada Fang langsung menampilkan deretan gigi. "Sudah selesai."

"Te-terima kasih." Melihat wajah Boboiboy Duri, Fang tak tahan untuk sesantai biasanya. Jantungnya berdetak lebih cepat seiring dengan senyuman Duri yang semakin lebar.

Tak mampu menahan gejolak dalam tubuhnya, Fang langsung memeluk Boboiboy Duri bersamaan dengan laki-laki imut itu yang menyatukan diri kembali setelah berpecah tiga.

Di dalam gelap, saat yang lain memejamkan mata, dua remaja itu saling merasakan kehangatan tubuh masing-masing, memeluk beberapa lama, seakan-akan dunia milik berdua. Aroma tubuh yang begitu harum tercium, membuat keduanya betah untuk berlama-lama. Toh, misi sudah selesai, yang lain belum sadar, dan di sini gelap.

***

Planet Darkha.

"Mana ini, Probe? Kau bilang di sini ada kekuatan besar. Aku harus mendapatkannya untuk mengalahkan Boboiboy supaya bisa kurampas semua bola kekuatan tanpa susah payah." Adu Du yang duduk di atas Probe dalam mode mobil terus mengoceh. Iris kotaknya mengedar ke sana-sini, melihat-lihat ruang bawah tanah yang diterangi obor.

Sudah dua hari Adu Du dan Probe di sini, tetapi tidak ada hasil. Selain tidak ada satu pun makhluk yang mereka temui, kekuatan yang kuatnya melebihi kekuatan dari bola kekuatan ini tak kunjung ditemukan, seakan-akan semakin dihampiri semakin menjauh.

Probe yang ditanyai tak menjawab, bingung mencari jawaban. Dia ikut menoleh ke sana kemari, sampai pandangannya tak fokus dan menabrak sesuatu.

"Apa yang kau tabrak, Probe?" Adu Du mendongak, sementara Probe tampak gemetar. Di sana, sebuah kursi besar dari tanah tampak gagah, ditambah lagi sosok yang duduk di sana.

Mata Adu Du menganga, menatap sosok alien yang juga tengah menatapnya. Matanya merah, rambutnya hitam legam, mengenakan jubah besar, juga memiliki taring.

"Itu ... itu ... itu Vartakka!"

_________________________________

Demi apa pun, kepala gue puyeng habis baca cerita BoyFang yang katanya mau nikah, Boboiboy mengakui diri sebagai calon istri Fang. Ya Tuhanku! Sejak kapan gay dibebaskan di Malaysia? :"

Oke, gue baru balik ke rumah sejak pagi tadi, makanya baru sempat nulis+update.

Partner (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang