#19 | Membantu Macan?

26 9 17
                                    


Jangan lupa vote dan jangan sungkan krisar di coment, ya gaes~

Happy reading~

__________________

"Se-sebentar ... apa ada yang bisa aku bantu Fauzan?" tanya Rei pada Fauzan.

Tangan Rei masih berada di pundak Fauzan, hingga sorot mata Fauzan yang awalnya kaget, sekarang berubah menjadi tajam kepada Rei.

Dengan satu tangan yang tidak dipegangi oleh Rei, Fauzan menepis tangan Rei.

"Ada apa ini? Kau berani memegang pundakku?" Fauzan langsung mencengkram kerah baju Rei.

"B-bukan gitu ... aku ingin menolongmu, Zan," jawab Rei.

"Bisa bantu apa kau, ha ...?!" Fauzan berkata lantang kepada Rei dan cengkramannya semakin kuat. Rei tampak sedikit tercekik dibuatnya.

"Kalau kamu gak cerita, bagaimana aku bisa tahu ...?!" Rei mengucapkannya juga dengan lantang, hampir sama keras dengan suara Fauzan.

Fauzan menaikkan satu alis matanya, melotot Rei, sembari mencerna kata-kata Rei.

"Kau benar juga. Baiklah, akan kuceritakan," ucap Fauzan sembari melepaskan cengkramannya pada kerah baju Rei.

Rei sedikit mengurut lehernya dan merapikan kerah bajunya yang agak kusut.

Lalu, Fauzan menambahkan,"Tapi, kau harus belikan aku minum dulu. Aku haus. Ini kalau kau benar ingin tahu, ya. Akan kutunggu di kursi ban itu."

"Baiklah," jawab Rei.

Fauzan berlalu ke kursi ban itu, kemudian mulai merenung, sembari mulai melahap cemilannya.

Sebuah tangan muncul dan terulur di hadapan Aldi.

"Hah?" Aldi terheran.

"Anu Di ... aku lupa membawa uang jajan. Aku pinjam uangmu dulu untuk beli minum, ya?" Rei cengingisan dan memasang raut ramah pada Aldi.

"Oh, oke ... ini Rei." Aldi memberikan uang cukup untuk membeli satu minuman.

"Yah, aku 'kan mau jajan juga, Zan. Hehehe ...," ucap Rei dengan tangan menampung ke arah Aldi.

"Ya, udah. Ini," Aldi memberikan dengan wajah sedikit jengkel. "Untukku juga satu, loh!"

Kemudian, Aldi tersenyum melihat Rei yang berjalan memenuhi tugasnya.

________________

Di hadapan Fauzan yang sedang duduk di atas kursi ban, berdiri Rei dan Aldi. Minuman yang dibeli Rei sudah berada di tangan Fauzan.

"Lalu, kau kenapa ikut ke sini?" tanya Fauzan kepada Aldi.

"Rei meminjam uangku, jadi aku juga boleh dengar, dong," Aldi menjelaskan dengan senyum percaya diri.

Sorot mata Fauzan benar-benar tajam kepada Aldi. Apakah Aldi akan ditikamnya?

Dengan sedikit mengkerutkan dahinya, Fauzan merasa jengkel, namun kemudian berkata, "Benar juga, baiklah."

"Permenmu, kesini 'kan!" tangan Fauzan menagih ke Aldi.

Dengan aura penuh ketakan, Aldi pasrah dan memberikannya pada Fauzan.

"Aku akan menceritakan masalahku pada kalian. Ini karena kalian penasaran dan sudah memenuhi syarat. Baiklah, jika kalian menyebarkan pada yang lain, atau menertawakannya sedikit saja, aku akan menghajar kalian! Sampai sini paham?" Fauzan menunjukkan karisma kepemimpinan kerasnya di harapan Rei dan Aldi.

Sontak Rei dan Aldi serempak menjawab, "Baik, Pak!"

"Baiklah ... katanya, ayahku akan datang besok ke sekolah. Aku sering bercerita ke ayah kalau aku adalah orang yang paling kuat dan sudah berhasil dihormati seperti ayah. Sebelumnya ayah bilang kalau akan datang pada minggu ini di telepon. Namun, setelah aku telepon lagi, katanya, dia akan ke sini besok. Aku bingung harus bagaimana cara buat ayah terkesan kalau ceritaku di telepon bukan bohongan." Fauzan benar-benar menceritakan masalahnya panjang lebar kepada Rei dan Aldi.

"Dihormati? Apa pekerjaan orang tuamu?" Aldi bertanya.

"Ayahku adalah seorang tentara," jawab Fauzan.

Rei dan Aldi cukup kaget dan menunjukkan raut semakin serius dengan masalah Fauzan. Pandangan Fauzan ke bawah dengan menunjukkan kebingungan dan kegelisahan.

Rei menanggapi,"Jadi, karena itu Fauzan minta Rei untuk jadi anak buah Fauzan, beberapa hari yang lalu ya, Zan?"

Fauzan menjawab,"Iya." Ia menoleh sedikit dengan raut sangarnya, lalu kembali menghadap ke bawah.

"Susah juga, nih." Aldi juga menanggapi sembari tangannya menyentuh dagu, menunjukkan raut serius, sedang berpikir.

"Iya, sekarang kalian boleh pergi. Aku tidak akan memaksa kalian," ucap Fauzan dengan raut ramah yang menyeramkan. Kenapa menyeramkan? Karena, senyum ramah Fauzan seperti menyimpan pesan tersirat yang menakutkan.

Padahal dia tidak selalu jahat. Mungkin karena perawakannya yang keras, dia tampak seperti orang jahat. Kenyataannya, Fauzan adalah anak yang keras dan pemarah, namun bukan berarti salah. Dia cuma gampang emosi saja.

Tidak adanya ide yang muncul, membuat Rei menjadi kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mampu membantu. Sementara, Aldi juga tidak mendapat ide untuk memecahkan masalah Fauzan. Kemudian, bel masuk kembali pun berbunyi.

___________

"Kamu kenapa Rei?" Tara menegur Rei yang sedang termenung. Lalu, Rei melihat Tara meminum minuman susu sembari menatap Rei.

"Kamu kenapa, Rei? Orang udah pada makan dan minum, loh ... Padahal, kamu biasanya semangat habisinnya. Kamu lagi mikirin apa?"

Rei tersadar dan langsung melahap hidangan di hadapannya. Raut wajah Tara cemberut ke arah Rei.

"Eh, kamu kenapa Tara?"

"Aku lagi nanya kamu, kok gak dijawab, sih?"

"Oh, iya Tara. Aku lagi kepikiran sama Fauzan. Dia ...."

Rei menjelaskan masalah Fauzan yang diketahui Rei. Lalu, setelah selesai menceritakan semuanya, Rei tersadar bahwa dia tidak boleh menceritakan ini kepada yang lain.

"Eh, Tara ... cerita ini jangan bilang siapa-siapa, ya. Aku mohon." ucap Rei pada Tara. Sebenarnya bukan ketakutan pada ancaman Fauzan. Namun, Rei mau menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya.

"Hmm ... jadi kamu bantuin gak Rei?"

"Maunya gitu, Tara. Tapi aku bingung harus ngapain."

"Fauzan salah juga sih. Ngapain juga dia pura-pura jadi orang yang sudah dihormatin seperti ayahnya di sekolah ini, 'kan," ucap Tara sembari kembali meminum susu yang masih sedikit hangat itu.

Tara baru saja menghabiskannya. Berbeda dengan Rei yang langsung menghabiskannya karena ingin fokus berpikir.

"Oh, iya! Benar juga! Kenapa gak kepikiran dari tadi, sih?! Makasi ya, Tara ... aku jadi dapat ide untuk bantuin Fauzan.

"Hah?" Tara memiringkan kepadalanya dan belum mengerti dengan ucapan Rei.








To be continued~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terima kasih dah mampir dan jangan lupa bintangi dan coment biar ceritamya jadi lebih muantap lagi 😁🙏

Sweet Friend | [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang