#30 (Ending)

12 2 0
                                    

Dont forget vote and coment this story for support me writing~

Thank you.

Happy reading!


=======

Hari itu cukup melelahkan bagi Rei dan teman-temannya. Tidak berselang lama setelah Rei sampai di rumah, selesai mandi dan sholat, dia langsung tertidur di kursi. Sedangkan, adiknya juga tertidur sambil televisi menyala tanpa penonton di sana.

Setelah bangun, Rei mendapati hari sudah maghrib dan waktunya sholat. Akan tetapi, sayangnya dia tidak sempat mendengar adzan saat itu.

Setelah itu, baru teringat bahwa bagaimana dengan jalan-jalannya besok bersama teman-teman dan guru TK-nya. Ia segera bertanya kepada ibu yang dilihatnya.

"Bu, besok aku ada jalan-jalan. Aku perginya bareng siapa ya, Bu? Apa ibu libur besok?"

"Oh, itu. Sama Bibimu aja ya, Nak. Ibu masih dinas besok."

"Baiklah, Bu."

"Ibu udah siapin barang-barang untuk besok. Mungkin kamu bisa nambahin makanan untuk besok sama Paman kamu yang sebentar lagi datang."

"Wokehlah, Bu."

Setelahnya, Rei membeli beberapa makanan untuk dimakan dalam perjalanan nanti. Juga tidak lupa paginya bibi yang menyiapkan makanan dengan daun pisang serta lauk di dalam plastik. Kemudian, Rei siap berangkat ke sekolah, dimana ada bis besar untuk pendamping anak-anak dengan orang tua atau walinya naik.

Setelah beberapa lama dalam perjalanan, suara bising dari anak-anak lain begitu mengganggu. Salah seorang anak yang pemabuk perjalanan sudah merasakan mual dari perutnya.

Tidak ingin dia melewatkan pemandangan indah perjalanan yang baru saja ia temui. Akan tetapi, kepalanya terasa berputar-putar tidak karuan. Dia benar-benar tidak punya pilihan selain tidur.

Untuk meminimalisir rasa mualnya, sehelai salompas dilekatkan kepada perutnya yang langsing. Tidak seperti sekarang, eh, maksudku, entahlah bagaimana kedepannya. Ya ampun, apakah aku keceplosan, ah, sudahlah.

Setelah terlelap beberapa lama, Rei dibangunkan oleh bibinya. "Rei, udah sampai, nih!"

"Huh, iya, Bi? Uwek!"

"Eh, belum, kok. Tidur aja lagi."

Rei menurut tanpa terlalu mempertanyakan maksud bibinya membangunkannya. Hal itu karena Rei benar-benar tidak punya tenaga fokus ke hal lain selain tidur berharap lekas sampai dan rasa mual serta pusing yang mengganggu ini lekaa usai.

Padahal, bibinya ingin mengajak Rei menikmati air terjun yang yang cukup indah dipandang. Sayang sekali, Rei tidak akan bisa menikmatinya dalam kondisi mabuk di tengah jalan yang macet ini. Setidaknya, begitulah pikir bibinya.

Sesampainya di lokasi yang sebenarnya, yaitu tempat mandi air dingin, asri bukit, Rei mulai pulih dan kembali bersemangat, walau dengan rasa mual yang ia berhasil tahan.

Setelah sampai, semua anak disuruh berbaris. Dilakukan upacara perpisahan juga ada bendera buatan. Pelaksana mengiring bendera diikuti juga oleh Meri sebagai pemegang bendera di tengah.

Setelah selesai, seperti upacara bendera, ibu kepala sekolah menyampaikan pidatonya kepada anak-anak murid semuanya. Hal yang Rei dapat dari sana adalah bahwa ada ucapan "semoga menjadi anak baik dan senantiasa berbakti kepada bangsa dan negara serta menjadi kebanggaan bagi orang tua dengan kesuksesan yang akan anak-anak raih kelak."

Kemudian, acara diakhiri dengan tepuk tangan serta dilanjutkan dengan mandi bersama didamping masing-masing wali atau orang tua masing-masing. Rei ditemani oleh bibinya yang masih anak kuliahan.

Sweet Friend | [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang