#07 | Hawa Kejanggalan

76 36 183
                                    

Hallo gaes, semoga awal tahun ini jadi awal yang baru bab baru lanjutan bab sebelumnya jadi lebih baik lagi. Semangat dan jaga kesehatan selalu yaa..
Happy reading!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari itu Rei pulang dengan rasa kebingungan yang menyelimutinya. Entah mengapa Baron tampak tidak membalas perbuatan Rei saat waktu makan dan juga ketika mau pulang. Hal apa yang terjadi ketika Baron dan anak itu dibawa oleh guru ke ruang guru.

Saat sampai di rumah. Rei langsung saja menghanger pakaiannya ke kamar. Lalu segera ke dapur untuk mengambil wudhu.

Ketika lewat di meja makan terlihat beberapa gelas terletak di tepi meja yang bisa saja terjatuh ketika meja bergoyang sedikit saja.

Rei segera memindahkan ke tengah meja itu agar aman dari kecelakaan yang tidak diinginkan.

Melihat gelas ini, Rei teringat akan kejadian yang lalu. Yaitu ketika gelas jatuh dengan tidak ada angin dan badai, juga kucing pun tidak terlihat batang hidungnya waktu itu.

Rei menduga bahwa yang menjatuhkan gelas waktu itu adalah adiknya, Fazal. Kemungkinan mobil-mobilan yang melaju cepat saat Fazal bermain itu, membentur meja makan sehingga menjatuhkan gelas yang letaknya di tepi meja seperti tadi.

Rei juga baru ingat, ketika gelas kaca terjatuh waku itu, Fazal tidak terlihat. Kemungkinan besar Fazal langsung lari ke persembunyiannya dan menunggu masalah itu selesai dengan tidak melibatkannya.

Rei berniat untuk memperhatikan betul, bagaimana Fazal meletakkan gelas setelah selesai minum.

Rei mengamati dengan seksama ke meja makan dari kursi sambil menonton TV.

Saat ini, Rei mengintai kedatangan Fazal yang bermain keluar rumah. Karena Fazal tidak sekolah, ia biasa bermain ke rumah tetangga tempat banyak anak-anak yang bisa diajaknya bermain. Biasanya Fazal akan pulang ketika waktu makan siang, ataupun ketika perutnya merasa lapar. Dan itu berlangsung sebentar lagi.

Tidak lama sejak Rei menatap layar TV, seorang anak gemuk masuk dengan kasarnya kepada pintu.

Dia menarik ganggang pintu, membuka dan mementalkan pintu ke dinding. Sungguh kasihan sekali pintu itu.

Benturannya sangat kuat, hingga membuat Rei terkejut mendengarnya. Untung saja tidak ada ibu ataupun ayah di rumah, sehingga Rei kemungkinan tidak terlibat masalah lagi.

Langsung saja Fazal berjalan tergesa-gesa ngos-ngosan ke arah meja mencari keberadaan air.

Waktu itu Rei sudah menyediakan gelas dengan air di dalamnya. Tidak hanya satu, Rei meletakkannya dua gelas air penuh, di bagian tengah meja. Seketika dua gelas air itu disedot habis tanpa sisa.

Gelas yang pertama diletakkan Fazal kembali ke tengah dan bergantian mengambil gelas kedua. Ternyata, setelah habis, Fazal meletakkan gelas kedua di tepi meja, lalu berlalu ke arah kipas angin. Saat itu Rei yakin bahwa Fazal memiliki kebiasaan membahayakan itu.

Langsung saja Rei ingin menasehati adiknya itu.

"Dek, jangan letakin gelas di tepi meja. Nanti gelasnya mudah jatuh, terus pecah, kena kaki sakit, luka, berdarah. Lain kali, letakin di tengah, ya Dek!"

Fazal menjawab, "Berisik bang Rei. Aku gerah main, terus juga dikejar-kejar sama anjing tadi."

"Kamu bilang apa Fazal? Gak boleh ngomong 'orang itu anjing'!"

"Apaan sih, Bang. Tadi Aku benaran dikejar anjing sama teman-teman, kok."

Rei pun sadar kalau sudah salah mengerti ucapan Fazal,"Oh, ya udah. Sekarang taruh gelasnya yang benar, Dek!"

"Duuh ... rewel amat sih!" nadanya mengeras dan jengkel.

Fazal bangkit dan berjalan menuju meja. Lalu menggeser gelasnya ke tengah dengan mendorongnya.

Dorongannya cukup kuat sehingga membuat gelasnya hilang keseimbangan untuk berdiri tegak.

Gelasnya sampai jatuh dan bergulir ke tepi yang lain. Benda itu bergerak menggelinding dengan kecepatan sedang yang cukup untuk sampai terjun ke lantai.

Rei yang menyadari itu, bergegas mengejar ke tepi meja, tempat gelas akan terjatuh tersebut. Rei merasa tak bisa meraihnya. Refleks, ia pun melompat dan meraihnya. Untungnya berhasil tertangkap dan langsung saja ditaruh Rei kembali ke tengah meja.

Mata Rei langsung saja melotot ke arah Fazal berada. Sayangnya, Fazal sudah tidak di tempat. Rei mencoba mencari keberadaannya, namun tidak ada dimanapun terlihat. Kemungkinan besar, Fazal kembali berlari keluar untuk bermain.

Rei pasrah dan kembali ke kursi untuk tidur sambil melanjutkan nonton TV hingga ia terlelap dan tertidur.

Keesokan harinya Rei bersekolah kembali.

___________________________________

Saat jam bermain seperti biasa Baron melanjutkan memalak minuman dari beberapa anak yang lain.

Tapi dia tidak meminta punya Rei ketika Rei berjalan melewatinya. Rei merasa sikap Baron itu cukup aneh.

"Jika dia sudah jadi anak yang baik, lalu kenapa dia masih memalak minuman anak-anak yang lainnya?" batin Rei.

Beberapa hari berlanjut damai seperti itu. Rei mengikuti persekolahan dengan cukup damai dan masih saja bingung dengan sikap Baron kepadanya.

Lalu suatu hari, terdengar keributan di suatu tempat, di taman bermain itu.

"Sakit ...," rintih seorang anak yang sedang terjatuh duduk kesakitan. Anak itu memegang dadanya.

"Salah sendiri kenapa kau sengaja bikin aku jatuh dengan kulit pisang yang kau buang di lantai tempat aku mau berjalan ini!?" jawab anak yang berdiri dengan ekspresi marah.

Rei sedikit terheran melihat anak yang terlibat itu adalah orang yang sama dengan anak yang terlibat perkelahian sengit dengan Baron.

Rei berpikir bahwa anak dengan wajah merah itu melakukan sesuatu sehingga membuat anak itu terjatuh dan kesakitan.

"Bukan aku yang menaruh kulit pisang itu di sana Fauzan", ucapnya membela diri dengan masih tampak kesakitan di dadanya.

Di sana Rei baru mengetahui nama anak itu, yaitu Fauzan.

"Lalu, siapa, hah? " bentak Fauzan yang penuh amarah itu.

"Aku tidak tahu," jawab anak kesakitan itu lagi.

"Benar dia kok! Aku melihatnya sendiri," potong anak yang berada di samping Fauzan.

Karena keributan itu, Fauzan kembali dilerai dan di bawa ke ruang guru. Kali ini, bersama dengan anak yang kesakitan itu dan anak laki-laki yang berada di samping Fauzan, yang memotong pembicaraan Fauzan dengan anak yang merintih kesakitan itu.


TO BE CONTINUED...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wah Fauzan, hobi banget masuk ruang guru. Mau jadi guru kamu yaa?
Salah cara tuh!😬
Hai gaes, jangan lupa vote jika kalian suka. Mohon juga kritik dan sarannya , yaa. Terima kasih banyak..🙏

Sweet Friend | [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang