#20 | Panggung Sandiwara Aksi

30 13 31
                                    

Hey, apa kabar? Aku harap kalian baik-baik aja ya, Gaes~

Njan lupa vote setelah membaca ya, Gaes~

Krisar di comentnya jangan sungkan-sungkan, Gaes.

Happy reading~

___________________

Hari telah berganti. Setelah kemaren  mendapatkan ide, sekarang Rei datang pagi-pagi sekali ke sekolah. Rei berniat untuk menceritakan idenya pada Aldi dan Fauzan.

Setelah meletakkan ranselnya di kelas, Rei menunggu dengan antusias di dekat gerbang sekolah.

"Wah Rei, kamu udah datang aja, nih?" Sosok wanita, yang masih segar dengan tatanan bedak yang membuatnya tampak cantik itu baru saja memasuki perkarangan sekolah.

"Iya, Tara. Aku lagi semangat-semangatnya, nih!" ucap Rei yang sesekali mengalihkan pandangannya ke pintu gerbang masuk, menunggu dua sosok anak laki-laki yang akan melewatinya.

"Kamu kayaknya merhatiin gerbang sekolah aja, deh. Kamu lagi nungguin orang, ya?"

"Iya, Tara. Kalau gak terus dilihatin, nanti mereka keduluan masuk kelas." Sorot mara Rei terus melihat Tara sesaat, setelah itu fokus lagi mengawasi pintu gerbang sekolah.

Di dalam hati, Tara bertanya-tanya tentang siapa yang akan ditemui Rei. Ingin sekali dia bertanya. Tapi, Rei tampak sangat sibuk dengan tujuannya. Hal itu membuat Tara mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Rei.

"Oke, deh. Tara masuk dulu ya, Rei."

"Oke, cantik." Rei sedikit tersenyum mengucapkan itu lalu beralih ke gerbang kembali. Tanpa sadar, pipi Tara memerah tidak karuan.

Merasa mulai bosan berdiri, Rei berjalan, kemudian duduk di sebuah ayunan. Beberapa saat kemudian, Aldi datang dengan pakaian rapinya.

"Aldi!" Rei bersorak sembari melambaikan tangannya.

"Hah? Ya? Ada apa?" Wajah Aldi terlihat lusuh.

"Kamu kenapa, Aldi? Sini, duduk dulu," kata Rei sembari mempersilakan Aldi duduk di ayunan, di sampingnya. Aldi duduk dan mulai bercerita.

"Tadi pagi-pagi sekali, adikku yang berumur 3 tahun, menonton film Dora. Saat itu aku sedang makan di depan TV. Aku ikutan nonton, deh. Entah kenapa, aku jadi kesal sendiri setelah menontonnya." Raut wajah Aldi tampak cemberut dan semakin lusuh saja ketika menceritakan itu.

"Sudah, sudah. Gak usah terlalu dipikirin. Coba makan permen ini aja dulu, Di. Mana tauan, kamu jadi lebih baikan," ucap Rei sembari menyodorkan satu permen kepada Aldi.

"Ngapain sih kamu, Rei? Ini masih pagi. Kecepatan kalau sekarang makan permennya," tutur Aldi.

"Hm ... ya udah kalau kamu gak mau, Di." Rei membuka dan hendak memasukkan ke dalam mulutnya sendiri.

HAP

Permen itu dilahap dengan nikmat di tangan Rei. Ketika permen itu berhasil diamankan di mulutnya, orang itu menarik hingga lepas dari tangan Rei, dengan mulutnya. Kejadian itu, berhasil membuat Aldi dan Rei melongo sementara.

Beberapa saat sejenak, Rei berkata, '"Fauzan!" Dengan nada semangat dan senang.

Kenapa Rei tidak marah? Hal itu karena, dua orang yang ingin dia jumpai pagi ini telah berhasil ia kumpulkan.

"Hah, iya kenapa? Sekarang permen ini telah menjadi milikku." Fauzan berkata dengan santai, tanpa ekspresi yang berarti.

"Iya, makan aja. Baik, aku punya rencana untuk jam keluar main nanti," ujar Rei.

Sweet Friend | [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang