Prolog

359 76 315
                                    

Mc: Rei
_________

"Halo, namaku Rei dan aku seorang anak kecil yang baik. Aku mengidolakan power ranger terutama yang warnanya merah. Dia hebat dan memimpin tim nya mengalahkan monster-monster nakal yang jahat. Aku punya satu adik laki-laki di rumah. Dia sangat bandel karena sering membuat masalah di rumah."

"Eits, jangan begitu dong," ucap seorang perempuan satu-satunya penghuni rumahku yaitu ibuku.

"Hahahaha!" tawa kepala keluarga yang super sibuk, ayahku.

"Jangan ketawa dong, Yah. Ajarin itu anaknya !" pinta ibu sembari menghidangkan makan malam di meja.
"Iya deh, habisin masakan terlezat ini dulu deh," ujar ayah.

"Ah, sayang. Kalau gini aku jadi tambah semangat masakinnya."

"Uhuk-uhuk," aku menyela dengan pura-pura batuk dan meneguk seteguk air. Terkadang mereka berdua lupa keadaan dan sering melupakan keberadaanku.

***

Setelah habis makan malam, ayah mengajariku cara berkenalan yang baik. Lalu ayah berpesan, " Nanti di sekolah kamu jangan nakal ya, Rei! Nanti kalau ada anak nakal, kamu jangan ikutan nakal ya!"

"Baik, Yah."

***

Setelah sarapan pagi, Rei pergi mendaftar sekolah dengan ditemani ibunya. Sungguh ramai anak-anak dengan orang tua/ wali masing-masing di sana. Rei digandeng ibu langsung menuju loker pendaftaran.

Terdapat sekitar sembilan antrean di depan Rei. Ketika Rei maju ke depan, seorang anak yang baru saja selesai mendaftar membuang sampah di samping dekat Rei berdiri. Anak itu berlalu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Sontak Rei melepas gandengan dari ibunya dan memungut sampah itu karena mengerti bahwa membuang sampah hendaklah di tempatnya. Sikap bijaksana Rei membuahkan senyum senang di wajah ibu.

Letak tong sampah berada di depan samping, sejajar dengan barisan ke-3. Ketika akan kembali ke barisan, Rei melihat seorang anak dengan didampingi bapak tentara yang gagah dan keren pada barisan ke-2.

Tiba-tiba dari arah barisan ke-3 terjatuh botol plastik minuman kosong yang menyentuh kaki Rei yang hendak lewat. Anak itu terlihat angkuh dan mengisyaratkan untuk Rei memungutnya juga.

Dengan hati yang tabah, Rei mengantarkan sampah itu ke tempat semestinya.

Ketika hendak kembali kebarisan kembali, Rei di dorong oleh seorang anak yang cukup kuat dengan tubuh gemuknya, "Awas, Kau menghalangi jalan!" sembari menyeringai sinis kearah Rei.

Dengan sedikit jengkel, Rei masuk antrean dan mengatur napas dalam-dalam umtuk meredakan emosinya yang sedikit memanas. Ibu Rei juga menggeram dan berubah seketika ketika hendak menggandeng tangan anak tersayangnya itu.

Setelah giliran Rei selesai, seorang yang urutan antrean sesudah Rei berbisik lembut, " Aku menyukai kekerenan yang baru saja kamu lakukan."

Rei tersentak dan menoleh sembari berjalan dengan digandeng ibu. Anak perempuan itu tampak tersenyum sangat manis walau itu terlihat dari sisi samping.

Di perjalanan pulang, Rei tersenyum senang karena sebentar lagi hari-hari di sekolahnya akan dimulai.





.

.

.

.

.

.

.

Hallo semuaaa...

Jangan lupa tinggalin jejak berupa vote yaa, Sob...

Mohon krisar nya juga , Sob...

Terima kasih.

Sweet Friend | [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang