Perth duduk sendirian di bawah pohon besar yang melindunginya dari panasnya sinar matahari. Minuman dingin di atas meja sudah habis setengahnya.
Suara bisik-bisik yang cukup ribut terdengar oleh Perth tapi ia tidak terlalu ambil pusing. Kampus pada siang hari begini memang ramai terutama oleh mahasiswa baru. Kelas mereka padat pada jam-jam segini.
"K-Kak Perth.."
Perth langsung menoleh ke sumber suara. Di sana berdiri dua orang perempuanㅡ mahasiswa baruㅡ dengan canggung di belakangnya.
"Ya?"
Mereka saling mendorong dan berbisik tak jelas. Ternyata suara yang tadi Perth dengar berasal dari mereka.
"Ada yang bisa dibantu?" Tanya Perth berusaha membantu.
"Kita mahasiswa semester 1 Kak. Waktu itu Kak Perth jadi ketua gugus kelompok kita pas masa orientasi." Jelas salah satu dari mereka. Seorang perempuan yang terbilang manis dengan wajah imut-imutnya.
Perth manggut-manggut mendengarkan.
"Temen aku pengen kenalan sama Kak Perth katanya. Tapi dia malu." Lanjutnya lalu menyikut teman di sebelahnya.
Perth beralih ke perempuan satunya yang terlihat lebih pemalu. Sejak tadi ia menunduk tak berani menatap Perth langsung. Perempuan ini terlihat lebih menggemaskan. Oh, tapi tetap tidak ada yang bisa mengalahkan pacarnya.
"Kenapa malu?"
"Soalnya dia suka sama Kak Perth."
Perth kaget. Tak menyangka ada yang menyukainya. Ia langsung memutar otak untuk berpikir respon apa yang paling baik agar perempuan itu mengerti tanpa sakit hati yang terlalu.
Kejadian ini membuatnya merasa deja vu.
"Kamu di sini? Aku cari-cari di depan ruangan dari tadi ternyata ada di sini."
Itu suara Mark.
"Siapa?" Tanya Mark yang sadar akan kehadiran dua orang lain di sana.
"Kenalin, ini Mark Siwat. Dia pacar aku."
Mark masih memasang wajah bingungnya. Namun ia langsung mengerti begitu melihat ekspresi wajah kedua perempuan itu. Tak perlu waktu lama mereka langsung pamit pergi.
Perth menghela napas.
"Saingan aku makin banyak aja kayaknya." Komentar Mark.
"Aku kayak deja vu."
"Makanya aku kan udah bilang waktu kamu pengen ikut jadi panitia orientasi, mending gak usah. Bener kan kata-kata aku."
"Gak usah takut, Kak. Yang kayak kamu tuh gak ada. Cuma ada satu-satunya kesayangan aku."
Mark mengerucutkan bibirnya.
"Tau gitu waktu orientasi itu aku kenalin Kak Siwat ya. Sekalian pamer punya pacar manis."
"Jangan aneh-aneh. Waktu itu aku lagi sibuk nyusun laporan akhir."
"Oh iya! Gimana sidangnya tadi Kak? Lancar? Maaf aku beli minuman dulu sekalian ngadem di sini sebentar."
Mark tersenyum lebar. "Lancar dong."
Perth ikut senang. Akhirnya kerja keras Mark menyusun laporan akhirnya berbuah manis. Itu artinya sebentar lagi Mark akan wisuda dan lulus dari kampus ini. Waktu terasa begitu cepat.
Hari ini jadwal sidang Mark dan sebagai pacar yang baik, Perth menemaninya yang sangat gugup sejak pagi. Perth yakin Mark bisa melewati tahap ini dengan baik karena Perth selalu ada menemani Mark selama lelaki manis itu pusing-pusing menyusun laporan akhirnya. Ia tahu betul perjuangan dan usaha Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Siwat [PerthMark]
RomanceKata orang, kalau mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan usaha dan susah payah, maka kita akan menghargai dan menjaga apa yang kita dapat itu. Karena kita tau perjuangan buat ngedapetinnya. . Cerita tentang usaha Perth Tanapon untuk ngedapetin...