4. Spin Off ㅡ Day Off

361 43 16
                                    

"Perth."

"Iya, Kak Siwat?"

"Makasih ya udah ajak aku ke sini. Serius, tempat ini indah banget."

"Aku ikut seneng kalo Kak Siwat seneng."

"Lebih dari seneng. Rasanya semua capek aku selama di kampus langsung hilang gitu aja ngeliat pemandangan kayak gini."

Perth tersenyum lebar. Tak sia-sia usahanya mengajak Mark berlibur ke sebuah pulau lumayan jauh dari kota. Kebetulan keluarga Perth memiliki rumah di pulau ini jadi mereka tidak harus mengeluarkan uang untuk bermalam.

Mereka tiba tadi siang. Dan Mark langsung mengajak Perth berkeliling pantai, seolah tidak memiliki rasa lelah setelah menempuh perjalanan berjam-jam.

Sekarang matahari telah terbenam. Mereka duduk di salah satu batu besar dekat pantai yang mengarah langsung ke laut. Mereka baru saja menyaksikan matahari terbenam dengan sangat indah. Mata Mark sampai berkaca-kaca saking indahnya.

Kedua tangan mereka bertaut dan kepala Mark bersandar pada bahu kokoh kekasihnya. Mulutnya tak bisa berhenti tersenyum.

"Mulai dingin. Yuk masuk?" Ajak Perth yang mendapat anggukan dari Mark.

Mereka hanya menginap semalam karena tidak mungkin mereka langsung pulang. Lelah sekali rasanya. Setidaknya mereka ingin beristirahat terlebih dahulu sebelum melalui perjalanan panjang kembali.

Karena ini bukan sebuah penginapan, maka mereka harus menyiapkan makanan sendiri. Perth langsung menyibukkan diri di dapur setelah mandi. Mereka membawa beberapa bahan makanan untuk diolah.

"Untung pacar aku jago masak. Jadi kita gak akan kelaperan." Ucap Mark yang baru saja selesai mandi.

Perth tertawa sekenanya.

Mark berjalan melewati Perth untuk melihat lebih dekat apa yang sedang dikerjakan si yang lebih muda.

"Kak Siwat harum banget."

"Makasih~" Jawab Mark dengan nada sengaja diayun manja. Dagunya ia letakkan di bahu Perth, berniat menggoda lelakinya.

Yang tidak Mark ketahui adalah Perth susah payah menahan diri karena ulahnya. Ayolah, Perth juga lelaki yang penuh rasa ingin tahu dan situasi mereka sekarang tidak membantu sama sekali.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tawar Mark membuyarkan lamunan Perth.

Perth menjelaskan pada Mark apa yang bisa ia lakukan dan setelahnya mereka sibuk menyiapkan makan malam.

Sekitar setengah jam kemudian, makanan pun jadi. Mereka duduk untuk menghabiskan makan malam mereka.

Perth melirik baju yang Mark kenakan, yang cukup mengganggunya sejak tadi.

"Kak Siwat gak dingin? Kancing bajunya dibuka banyak gitu."

Mark melirik bajunya sekilas. "Justru aku gerah abis masak." Kemudian Mark membenarkan posisi kemejanya yang sedikit melorot dari bahunya.

Setelah itu tidak begitu banyak pembahasan berarti. Mereka sibuk menyelesaikan makanan masing-masing.

Baju yang Mark kenakan adalah semacam kemeja dengan bahan satin jadi baju tersebut mudah sekali melorot menampilkan sebagian tubuhnya yang putih mulus.

Perth berjalan perlahan menghampiri Mark yang sedang duduk di depan meja rias. Ia berdiri mematung di belakang Mark. Lelaki manis itu sampai bingung dibuatnya.

"Kenapa sayang?" Tanyanya.

"Kak Siwat, boleh aku peluk?"

Mark menghentikan aktivitasnya. Ia menatap wajah Perth melalui pantulan di cermin. "Emang aku akan nolak sampe kamu minta izin segala?"

Kak Siwat [PerthMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang