Pagi hari yang lumayan mendung menemani mereka menuju kampus hari ini. Tidak aneh jika nanti tiba-tiba hujan turun karena langit tampak gelap, siap membasahi bumi dengan ribuan tetes air.
Di dalam mobil Perth sudah tersedia payung kalau-kalau hujan turun jadi mereka tidak perlu khawatir. Memang belakangan ini cuaca sering mendung. Apakah sudah memasuki musim hujan? Entahlah, karena cuaca sekarang sulit untuk diprediksi.
Mark duduk dengan nyaman di bangku penumpang, matanya menyipit hampir hilang kala dia tertawa lebar. Tubuhnya ikut bergetar setiap ia tertawa.
Perth yang sedang mengemudi melirik lelaki di sebelahnya. Untuk beberapa saat ia ikut tertawa ketika melihat Mark tertawa. Bukankah pacarnya ini sangat menggemaskan saat tertawa? Kalian setuju, kan?
Perth mengulurkan tangannya meminta perhatian begitu merasa Mark semakin lama semakin mengacuhkannya. Lelaki manis itu terlalu sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Kak Siwat.." panggil Perth dengan nada dibuat manja.
Mark meraih tangan Perth yang terulur sebentar sebelum tangan itu kembali memegang ponselnya untuk mengetik.
Mark kembali cekikikkan sendiri.
"Chat-an sama siapa sih Kak?" Tanya Perth mulai penasaran.
Sebenarnya ia bukan tipe yang posesif atau semacamnya. Perth lebih memilih untuk memberikan kepercayaan dan privasi kepada pacarnya tapi sekarang ia sangat penasaran. Murni karena penasaran jadi ia bertanya.
Mark melirik Perth sebentar sebelum menjawab, "ini sama Blue."
Perth mengangguk.
Hujan rintik-rintik mulai turun menghalangi pemandangan di kaca depan. Semakin lama air yang turun semakin banyak, mau tidak mau Perth menyalakan wiper mobilnya. Hal yang paling menyebalkan dari turunnya hujan saat di jalan adalah macet.
Perth mengetuk-ngetukkan kukunya di stir mobil. Kendaraan di depannya sejak tadi tidak juga maju.
Perth pun menegakkan tubuhnya untuk melakukan sedikit peregangan. Belakangan ia terlalu banyak duduk dalam waktu lama jadi badannya sakit.
"Pinggang aku pegel banget nih Kak. Terus juga jadi pada sakit badan aku. Apa karena tegang kelamaan duduk di posisi yang sama ya Kak?"
"Banyak minum air putih." Jawab Mark masih dengan ponsel di tangannya.
"Iya, kurang minum juga."
Mark tidak menanggapi lagi. Dari yang Perth lihat Mark masih saja asik dengan ponselnya padahal ada dia di sebelahnya.
.
.
Selesai kuliah Perth menjemput Mark di gedung kampusnya yang lumayan jauh. Hujan masih saja turun. Tadi siang sih sempat berhenti sebentar.
Perth dan Mark berjalan bersama menuju parkiran dengan Perth yang memegangi payung.
"Perth, nanti mampir ke pet shop sebentar ya." Kata Mark begitu mereka sampai dengan selamat di dalam mobil.
"Ada yang mau Kak Siwat beli?"
"Nggak. Mau jemput kucing peliharaan Blue. Tadi dia minta tolong soalnya dia masih harus nyelesain tugas prakteknya. Kasian juga kalo dijemput pake motor hujan-hujan gini."
Perth tak menjawab. Ia sibuk menyiapkan mobilnya.
"Perth," panggil Mark dengan memasang muka memelas begitu lelaki yang lebih muda menoleh. "Boleh, kan?"
Perth tak punya pilihan lain selain mengangguk.
Mark bersorak gembira. "Thank you!"
"Makasih aja nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Siwat [PerthMark]
RomansaKata orang, kalau mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan usaha dan susah payah, maka kita akan menghargai dan menjaga apa yang kita dapat itu. Karena kita tau perjuangan buat ngedapetinnya. . Cerita tentang usaha Perth Tanapon untuk ngedapetin...