Susah banget hidup sama anak yang tingkahnya minta di pondokin ke pesantren.
Kayak satu keluarga ini.
Lia sampai pusing banget gimana caranya biar Naka mau turun dari pohon. Anaknya laki-lakinya itu emang agak di luar nalar.
"Naka ngapain sih naik pohon? Ayo turun!"
Kepala Naka menggeleng, "ndak mau."
"Ayo turun, Naka. Nanti papa pulang bisa dimarahin loh." Lia menarik kaki anaknya tapi di tarik balik sama Naka.
Sedangkan anak satunya, cuma diem aja sambil makan biskuit.
"Nala, bujuk Naka biar mau turun." Final Lia yang udah capek.
Siang-siang bujukin Naka buat berhenti bertingkah itu sangat melelahkan. Ada-ada aja. Naka naik pohon gara-gara ngejar kecoa terbang.
Terus berakhir gak mau turun.
Nala berdiri, "Na turun. Pa mau pulang."
"Ndak." Naka menyodorkan jambu biji ke arah kembarannya, "mau?"
Tangan Nala meraih jambu biji itu. Ia memakannya dan berakhir.. "ma, La mau naik. Ikut Na ambil jambu."
🖤
"Pa, ma jahat.." ujar Naka sambil berlari ke arahnya.
Jaemin baru saja pulang dari kerja. Pemandangan yang ia lihat adalah Lia ngomel, Naka nangis, dan Nala asik nyemilin jambu sambil ngitung bijinya ada berapa.
"Kenapa, hm?" Jaemin jongkok, mensejajarkan tinggi Naka, "udah nggak usah nangis. Papa bawa es krim nih. Di makan sama Nala ya?"
Naka langsung berhenti nangis dan meraih paper bag berisi gelato. Laki-laki kecil itu langsung menarik saudara kembarnya ke belakang.
Sedangkan Lia masih cemberut, "anak kamu tu ada aja tingkahnya. Capek tau!"
Jaemin terkekeh, "anak kamu juga Lia.. sini." Tangannya menepuk sofa di sampingnya, "coba cerita. Si kembar kenapa?"
"Masa ya tadi, Naka naik pohon jambu belakang rumah gara-gara ngikutin kecoa terbang. Terus Nala malah ikut-ikutan. Pas udah turun, mereka nyemilin adonan kue yang belum jadi. Berakhir Naka sakit perut."
Lia menghembuskan nafasnya. Sedangkan Jaemin malah ketawa, bayangin secapek apa istrinya ngomelin dua kecebongnya.
"Udah, Li.. namanya juga anak kecil. Kamu mau makan apa? Aku masakin."
"Nggak usah. Kamu mandi aja sana, udah aku siapin airnya. Na, lain kali jangan bawa es krim lagi. Tau sendiri mereka gampang pilek kalau minum es."
Kepala Jaemin mengangguk, "iya mama.. maafin bayi besarmu ini, hm?"
Lemah sudah kalau suaminya sok lucu begini. Lia mencubit perut Jaemin dan menyuruh laki-laki bongsor itu untuk mandi.
🖤
"La, ndak boleh. Nanti Ma malah." Ujar Naka saat lihat Nala mainin tanah basah dan berceceran di lantai teras rumah.
Nala menoleh, "ma ndak malah kalau sama La. Ma kan sayang sama La, kalau sama Na.. ma benci."
"YA AMPUN, NALA!!" Lia langsung gendong Nala dan di ikutin Naka berdiri. Jaemin juga nyusulin mereka.
Lia memberikan tubuh Nala pada suaminya, "siapa yang bolehin kalian main tanah?"
Sekarang wajah Nala cemberut, ia menunduk melihat ke arah Naka. "Na, ma sekalang benci sama La."
"Naka sama Nala nggak boleh main tanah. Kotor, nanti kalau ada cacing masuk perut kalian gimana?" Ucap Jaemin sambil gelitikin perut Nala, "mama juga nggak benci sama Nala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pa and Ma | JaeLia
Fanfiction[END] --- Berawal ketika pasangan ini memiliki Dua Kecebong yang selalu membuat mereka merasakan berbagai macam perasaan. Entah marah, tertawa, bahkan menangis sampai sesak rasanya. Dari situlah Naka Nala's daily dimulai. --- Enjoy with ur Coffee a...