Kejutan!

600 103 6
                                    

Gak tau kenapa, tapi Lia bener-bener pusing. Badannya nggak enak. Dan sialnya, si kembar jatuh sakit beneran.


Setelah mengganti kompres di dahi Nala dan Naka, Lia ke dapur buat bikin teh.

Rumah sepi karena ayah mertuanya pergi ke Malang buat kerja. Dan Yoona udah tidur. Tadinya Lia juga udah, tapi dua anaknya nangis rewel.

Nggak mau ngrepotin mamanya, Lia langsung turun tangan buat nenangin Nala sama Naka.

"Aduh, kenapa sih? Perasaan tadi masih enak-enak aja." Keluh Lia saat badannya juga mulai sedikit demam.

"Nggak mungkin kalau ketularan Naka sama Nala."

Mendengar rengekan Nala, Lia kembali ke kamar si kembar. Saat itu juga Yoona kebangun dan nyusulin mereka.

"Kalau capek, istirahat aja. Biar mama yang ngurusin mereka."

Lia menggeleng, "gapapa kok ma. Mama tidur aja."

"Lihat kamu pucat gini mama jadi nggak tega." Yoona mengusap kepala menantunya dan jalan masuk ke kamar.

Nala nangis dan Naka juga mau ikut nangis tapi langsung di suruh Lia diem. Akhirnya muka Naka merah karena nahan tangisannya.

Punggung tangan Yoona memegang dahi Nala dan Naka. "Panas banget ini, Li. Mama panggil Mark ya?"

Lia mengangguk. Yoona segera menelfon anak pertamanya itu, tidak peduli meskipun sekarang sudah pukul satu dini hari.

Yang penting cucunya sembuh.

Setelah menelfon, Yoona kembali masuk ke kamar si kembar lagi. Tangannya menopang tubuh Lia yang hampir jatuh.

"Kamu istirahat aja, biar mama yang nunggu."

"Lia tidur di sofa situ ya ma? Nanti kalau kak Mark udah datang, tolong bangunin Lia." Tangan Lia menunjuk sofa di kamar itu.

"Ya udah, gapapa."

Lia segera tiduran di sofa, sambil nahan pusingnya.

🖤

"Flu biasa kok ma, sekarang Mark kasih obat penurun demam dulu. Nanti kalau udah pagi, beliin obat ini." Mark memberi selembar kertas pada mamanya.

Yoona mengangguk, "sebentar. Kayaknya Lia ada perlu sama kamu." Ia langsung bangunin menantunya.

Lia mengerjapkan matanya, setelah sadar ia langsung berdiri dan menarik kakak iparnya.

"Kak, Lia tau kalau kakak tu dokter spesialis anak. Tapi, please... badan Lia juga nggak enak. Pusing banget dari tadi. Kasih Lia obat."

Wajah Lia melas banget. Mark cuma natap adik iparnya dan membuka tasnya.

"Ini punya Yeri, tapi kayaknya lo butuh."

Mata Lia menatap bingung telapak tangan Mark, "kok testpack sih? Lia butuh obat, kak!"

"Sekarang ke kamar mandi dan cek. Kakak tunggu disini."

Pa and Ma | JaeLiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang