pusing

583 102 5
                                    

Masih di rumah Haechan dan Ryujin, Lia sedang mengawasi anaknya yang mangku Keiko. Takut kalau tiba-tiba di lempar itu bayi.

Siyeon juga sama, bedanya perempuan itu sambil ngeteh dan ngelusin perutnya.

"Eh, Li.. besok lusa si kembar ulang tahun kan?" Tanya Siyeon.

Lia mengerutkan keningnya, "emang iya?"

"Kan lo mamaknya, gimana sih? Begini nih kalau otaknya otak domba di hago."

Ryujin kembali lagi gabung sama Lia dan Siyeon, dia tadi ke kamar mandi sebentar. "Ada apa?"

"Lusa ulang tahun Naka sama Nala. Gue harus ngapain?" Tanya Lia dengan wajah begonya.

"Ya ngerayain, gimana sih?" Kali ini sahut Ryujin.

Lia menghembuskan nafasnya, "Nana nggak di sini lagi. Kalian bantu gue ya?"

"Di rayain di rumah mama aja, Li. Sekarang lo telfon mama, bilang ke dia. Biar mama ngabarin yang lain." Ide Ryujin.

Siyeon mengangguk setuju, "nanti gue bilang ke Jeno. Biar dia ajak Jaemin pulang."

"Okay deh."

🖤

Sore hari, mereka baru pulang. Sampai di rumah Nala nangis lagi. Ingat papanya. Naka juga ikut-ikutan.

Lia pusing banget. Ditambah cafe lagi rame dan studio juga rame. Pusing ngehandle.

Apalagi Hendery lagi izin libur, jadi nggak bisa bantuin dia ngurus studio. Cafe juga begitu. Biasanya ada Yeji yang bantuin dia ngurusin kalau di tinggal sama suaminya.

"Aduh, diem dulu. Mama lagi telfon." Ucap Lia sambil nyuruh Nala dan Naka diam.

Ia kembali fokus sama telfonnya, "udah yang itu di tolak dulu. Bilang ke pelanggan, kalau cafe udah mau tutup. Kalian juga cuma berdua kan?"

"Iya, bu. Kalau begitu terimakasih. Oh satu lagi bu, ada pelanggan yang mau booking cafe buat acara ulang tahun anaknya. Gimana bu? Dari tadi dia udah cerewet nanyain terus, bisa apa enggak."

"Iya-iya gapapa, nanti kamu urus itu sama Yeji. Saya sibuk banget." Lia langsung matiin handphonenya dan nerima handphone satunya lagi.

Kali ini telfon dari Johnny. Lia menerima panggilan sambil gendong Nala yang makin nangis. Sedangkan Naka nempel di kakinya.

"LIA!! SUAMI LO KEMANA SIH? NGGAK BISA DI HUBUNGI!"

"Aduh! Dia kan ada kerjaan di Bandung. Kenapa?"

"Ah iya, lupa. Besok ada pemotretan dan Ten masih di Thailand. Gue nggak bisa kalau sendiri. Butuh suami lo nih."

Lia mengigit bibir bawahnya, "ya udah suruh aja si Dejun. Dia bisa kan gantiin Ten?"

"HUWAAA MAMA.. KANGEN SAMA PA." Teriak Nala tepat di samping telinga Lia. Bikin Lia meringis.

"Gila ya lo? Udahlah, besok gue suruh aja Aheng. Ya udah, urusin tuh anak lo. Berisik!"

"Heh, sialan emang lo bang!"

Lia langsung matiin handphonenya dan ngurusin dua anaknya, "kalian udah stop nangisnya!"

"Tapi kangen sama pa."

Pa and Ma | JaeLiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang