Mommy's Hand

1.2K 144 3
                                    

Story ; Mommy's Hand

.

.

.

.
Marc tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bayi berusia dua tahun empat bulan itu terus menangis sejak tadi pagi. Nanon bahkan harus pulang dari kantor karena Chimon tidak bisa mengurus Marc sendirian.

"Marc bilang, ingin apa hng? Jangan menangis terus." Chimon sudah benar-benar bingung kenapa bisa Marc rewel seperti ini. Ia terus bertanya hal yang sama, tapi Marc tetap tidak menjawab selain menangis di pelukannya.

Nanon menghela nafas berat. Ia mengulurkan kedua tangannya untuk meraih Marc untuk ia gendong. "Sama Daddy, oke? Kita jalan-jalan naik mobil, mau?"

Tapi Marc malah semakin menangis. Ia menolak untuk di gendong oleh ayahnya sendiri. Bahkan, ketika tangan Nanon menyentuh kepalanya untuk ditepuk sayang, Marc mengeraskan tangisannya. Anak itu tidak mau siapapun kecuali ibunya.

Sekarang, Chimon yang membuang nafas panjang merasa lelah. Ia beranjak berdiri dengan Marc dalam dekapannya. "Kalau Marc ingin dengan Mommy, jangan menangis." Katanya, mencoba membujuk dengan sabar. "Marc kan anak baik... jadi, jangan menangis terus. Hng?"

Chimon berjalan kesana kemari membuat gerakkan mengayun bayi kecilnya. Ia juga bersenandung dengan suara pelan, berharap Marc akan tertidur karena seharian anak itu hanya menangis. Tangannya bergerak mengusap punggung kecil jagoannya, tapi matanya tidak bisa membohongi Nanon jika dirinya lelah sekali.

"Kau sudah makan?"

Gelengan kepala Nanon terima sebagai jawaban. Ia kemudian menghampiri Chimon dan memberikannya sebuah kecupan lembut di puncak kepalanya. "Seandainya dia mau denganku." Ucapnya seraya menatap Marc yang mulai tenang dan menutup mata.

"Tidak apa-apa. Mungkin Marc memang sedang rewel, jadi...ya...begitu." Tapi Chimon tetap tersenyum. Ia tidak mengeluh sama sekali.

"Aku akan membuatkan makanan untukmu. Setelah Marc tidur, segeralah makan."

Chimon mengangguk, dan Nanon meninggalkan kamar Marc untuk membuat sesuatu di dapur.

.

.

.

Marc tertidur dalam pelukan ibunya, tapi untuk menidurkan anak itu di kasur memerlukan waktu yang sangat lama karena matanya selalu reflex terbuka saat kepalanya menyentuh bantal.

Baru setelah Marc berhasil berbaring di tempat tidurnya, Chimon menghela nafas lega. Ia berjalan dengan sedikit mengendap keluar dari kamar putranya, kakinya melangkah menuju dapur dan menemukan Nanon sedang menata makanan diatas meja makan.

"Eoh? Marc sudah tidur?"

Chimon mengangguk, seraya menarik kursi dan duduk dengan sebuah helaan nafas lelah. "Aku tidak mengerti kenapa dia benar-benar rewel hari ini." Ucapnya dengan suara pelan. Ia menerima satu gelas air putih dari Nanon dan meminumnya hingga habis.

"Apa menurutmu dia sedang merasakan sakit? Atau apa?"

"Entahlah, aku tidak tau. Setiap aku bertanya, dia hanya menangis."

Nanon tersenyum kecil memahami. Tanpa bertanya apapun, Nanon segera meminta Chimon untuk segera makan karena ia yakin istrinya itu membiarkan perutnya kosong seharian ini.

"Makanlah dulu, sebelum Marc bangun dan kembali rewel mencarimu."

Jujur saja, Chimon merasa dirinya lelah sekali hari ini. Ia tidak membereskan rumah ataupun mainan Marc yang berantakan karena bayinya terus menangsi dan tidak bisa di tinggal. Saat menghubungi Nanon dan memintanya pulang pun ia sedikit kesulitan. Chimon bahkan lupa makan, dan mungkin akan benar-benar lupa jika saja Nanon tidak bertanya padanya.

The Little Prince [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang