TRASH ― Story : Hello, Hua Hin! (Ch. 1)
.
.
"Aku pikir kita harus pergi untuk berlibur."
Chimon Wachirawit―yang baru saja selesai memakai serum malam pada wajahnya mengerutkan dahi. Di pandanginya Nanon yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidur dari cermin di depannya. "Berlibur?"
Nanon mengangguk, tidak mengangkat kepala sama sekali dan tetap fokus pada tablet di tangannya―entah sedang apa. "Iya, berlibur. Aku, kau, dan juga Marc."
"Hanya kita bertiga?" Chimon kembali menyuarakan sebuah tanya. Sekarang, ia sudah membalik tubuh untuk benar-benar melihat Nanon yang betah di posisinya. "Kenapa tiba-tiba berpikir untuk pergi liburan?"
Beberapa detik terlewati dalam keheningan. Pada akhirnya, Nanon membuang nafas sedikit panjang dan menjauhkan tablet dalam genggamannya itu. Ia balik menatap mata cantik ibu dari pangeran kecilnya itu dan tersenyum tipis. "Aku pikir sudah lama aku tidak mengajak kalian pergi karena belakangan ini aku sibuk sekali. Jadi, yah... kita juga butuh untuk menghabiskan waktu sebagai sebuah keluarga kecil."
Entah kenapa perasaan Chimon menghangat dalam sekejap. Nanon itu... seorang yang sudah sangat dewasa. Ia bisa menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin di perusahaannya, juga sebagai seorang pemimpin dalam keluarga kecilnya.
Tidak melulu mengutamakan pekerjaan, tapi Nanon juga selalu memikirkan Marc sebagai jagoannya dan Chimon sebagai istrinya.
"Sepertinya kau dan Marc memiliki ikatan batin yang kuat." Perkataan Chimon itu mengundang kerutan di dahi Nanon. "Marc sepertinya sudah merasa jenuh berada di rumah, kalau pun pergi hanya ke rumah kakek-neneknya atau jalan-jalan ke taman bermain. Dia ingin berlibur dan kau mengiyakan bahkan sebelum jagoanmu itu memintanya."
Nanon tertawa renyah, senang sekali mendengar cerita tentang putranya dari mulut Chimon sendiri. Ia sudah lama memikirkan ingin mengajak dua kesayangannya itu untuk berlibur, tapi keadaan di kantor selalu membuatnya diam lagi dan lagi. Sibuk sekali belakangan ini, haa.
"Jadi, kemana destinasinya?" Chimon beranjak dari depan meja rias, berjalan menghampiri Nanon dan duduk di sampingnya. Ia juga mengintip pada tablet yang sedari tadi di mainkan oleh si pemilik.
"Kemanapun kau mau. Kau yang pilih." Jawab yang lebih muda. Ia kembali menyentuh layar besar tabletnya dan membuka sebuah situs browser untuk berselancar mencari tempat liburan yang menurutnya sangat bagus dan nyaman untuknya membawa Chimon dan Marc berlibur. "Okinawa?"
Chimon menggelengkan kepala seraya menatap lurus pada layar di gadget Nanon yang menampilkan tempat-tempat wisata di Okinawa, Jepang. "Kita kesana untuk bulan madu waktu itu, dan aku tidak ingin membawa Marc jauh-jauh sampai keluar negeri."
Bukan menolak pemandangan pantai Okinawa yang jelas sangat indah. Chimon juga memikirkan putranya yang baru berusia dua setengah tahun. Meskipun sebelumnya Marc pernah ikut pergi ke Cina, tapi kali ini Chimon tidak ingin membawa anak itu jauh keluar Thailand hanya demi liburan. Terkadang, Marc selalu demam jika sudah melakukan perjalanan jauh.
"Hnnnggg..." Nanon mendengung, ibu jarinya menari lagi diatas layar tablet, masih mencari-cari kemana mereka akan pergi berlibur. "Tidak mau keluar negeri, ya... Lalu, kemana?"
Sebenarnya, Chimon ingin ke Chiangmai. Disana banyak sekali gajah, dan ia bisa mengajak Marc untuk bermain langsung dengan gajah disana. Tapi tiba-tiba, satu tempat terlintas di pikirannya. Hal yang sudah lama ingin ia lakukan bersama Nanon dan juga Marc.
"Hua Hin."
Nanon melebarkan mata, menoleh ke samping sehingga membuat wajahnya berhadapan dengan wajah cantik Chimon. Jarak mereka hanya beberapa senti, dan Nanon mencuri satu ciuman di bibir Chimon―tak ingin melewatkan kesempatan yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Prince [Completed]
Historia CortaSejak kelahirannya, dia selalu mencuri perhatian orang-orang disekitarnya. pangeran kecil Nanon dan Chimon ini akan tumbuh dengan banyak sekali limpahan kasih sayang.