Story : Stranger
.
.
Sekarang Marc sudah menginjak usia tiga tahun. Kedua kaki kecilnya sudah bisa berdiri tegak dan berlari kencang, begitupun dengan bicaranya yang sudah lebih dari sekedar baik.
Setiap datang ke kantor ayahnya, ia sudah tidak lagi harus di tuntun Ohm. Marc bisa berjalan sendiri, bahkan berlarian kesana kemari dan mengganggu seluruh karyawan kantor yang sedang bekerja dengan tingkahnya yang selalu berlagak sedang mengejar musuh Iron Man.
Hari ini juga begitu. Akhir-akhir ini, Marc sering dibawa ke kantor ayahnya. Tapi disana, Marc hanya akan bersama dengan Ohm. "Daddy sedang kerja dan mommy sedang membantunya. Jadi, Marc bermain dulu dengan uncle", begitu kata paman Ohm.
Marc mengerti apa? Si kecil itu sudah terbiasa terkurung di ruang kerja Ohm dengan sebuah tablet dan mainan Iron Man pemberian Fiat si kakak baik hati kesayangannya.
Marc mendongakkan kepala, melihat pada Ohm yang sedang sibuk di meja kerjanya. Sesekali ia juga melirik pada pintu ruangan yang terbuka. Entah apa yang ada di dalam otaknya, tetapi kemudian Marc turun dari sofa dan berjalan tanpa suara menuju pintu dan keluar dari sana.
Meninggalkan tablet dan mainannya disana, juga mengabaikan Ohm yang tidak menyadari semuanya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.
"Holeee, kabuuullll."
Dan inilah Marc Pahun yang kata Nanon adalah setan kecilnya. Mulai berlarian kesana kemari demi mencari ibunya yang entah ada di lantai berapa dan ruangan mana.
.
.
.
Namanya Sattabut Laedeke ―atau mungkin orang-orang lebih senang memanggilnya dengan nama Drake. Ia baru saja bergabung ke perusahaan Vihokratana sekitar empat bulan yang lalu, dan ini adalah pengalaman rapat yang kedua untuknya.
"Kau sudah boleh keluar, Drake. Aku dan Lilly masih harus membahas sesuatu disini."
Drake melihat senyum manis milik Chimon Wachirawit yang kemudian di angguki oleh lilly di kursi lain. "Ah, iya..." Jawabnya, sedikit canggung. Karena bagaimanapun, Drake tahu siapa itu Chimon Wachirawit.
Istri presdirnya yang sekarang sedang membantu di kantor untuk perluncuran projek baru.
"Jangan lupa untuk mengerjakan sisanya dan berikan pada Ohm sebelum besok siang, pastikan juga Ohm menandatangani berkasnya."
Drake mengangguk singkat dan mulai menyusun semua kertas berkas miliknya. Ia branjak dari sana dan membungkuk sopan pada Chimon dan Lilly.
"Aku permisi..."
"Ya."
Drake berjalan keluar dari ruang rapat, meninggalkan Chimon dan Lilly yang masih membahas projek kantor mereka.
.
.
.
BRUKH!
"UUHHH!"
Marc mundur beberapa langkah ke belakang dan kemudian terjatuh sesaat setelah dirinya menabrak kaki seseorang. Kepalanya mendongak, dan menemukan seorang lelaki dewasa yang sangat tinggi sedang berdiri di hadapannya.
"Ya, hei... kau baik-baik saja, bayi?"
Marc merengut. Pantatnya sakit karena jatuh, dahinya juga perih karena menabrak kaki panjang paman di depannya. Rasanya ingin menangis, terlebih saat mendengar suara berat dengan wajah sedikit menyeramkan milik paman tak di kenal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Prince [Completed]
Short StorySejak kelahirannya, dia selalu mencuri perhatian orang-orang disekitarnya. pangeran kecil Nanon dan Chimon ini akan tumbuh dengan banyak sekali limpahan kasih sayang.