Story : Nana
.
.
Satu bulan sudah berlalu dari hari kepergian Tay Tawan. Sosok itu tidak akan terhapus dari ingatan orang-orang yang mengenalnya, termasuk seorang Ohm Pawat.
"Aku begitu terkejut saat ayahmu menghubungiku waktu itu." Ohm membuka suara, bercerita tepat di hadapan Nanon yang diam mendengarkan. "Beliau memintaku kembali ke kantor untuk membantumu. Aku bertanya kenapa, tapi ayahmu hanya tertawa..."
Nanon tersenyum mendengarnya. Ia tahu, ayahnya itu selalu penuh dengan kejutan. Pada Marc contohnya... ia ingat sekali ada sesuatu yang di kirim ke rumahnya beberapa hari setelah ayahnya pergi, dan isinya adalah sebuah hoverboard berwarna biru yang membuat Marc memekik senang. "Ah, Marc meminta benda ini sehari sebelum kami pergi Shanghai. Dan sepertinya, ayahmu tidak lupa memesannya sebelum dia pergi." Itu yang di katakan New untuk menjelaskan waktu itu.
"Aku berbicara dengan First, dan dia menyutujui untuk mengakhiri masa kerjanya disana, memilih untuk ikut pindah ke Bangkok. Tapi kemudian berita buruk itu sampai padaku yang membuat kami datang ke Bangkok lebih cepat dari waktu yang sudah di tentukan sebelumnya."
Ingatan Nanon kembali memutar pada malam ia mendapatkan berita dari Shanghai. Senyum getir muncul, tapi ia berusaha menguatkan dirinya sendiri dan masih mendengarkan dengan seksama cerita Ohm.
"Dan yang lebih mengejutkan adalah... ayahmu sudah membelikan tanah juga rumah untuk kami tinggal. Apa maksudnya itu? Kau bisa paham?"
Ayah Marc Pahun itu tertawa sedikit keras, sudah menduga kalau ayahnya benar-benar penuh kejutan. "Benarkah? Kau sudah melihatnya?"
Ohm mengangguk. "Ya, dan rumahnya... wah, benar-benar. Bagaimana mungkin presdir besar Tay Tawan membelikan rumah yang begitu besar, dengan sertifikat atas namaku, huh?"
"Sudah kubilang, papa memang selalu begitu. Mungkin itu hadiah pernikahanmu? Tidak usah di pikirkan..."
"Apanya yang tidak usah di pikirkan? Itu bukan hal kecil, Non! Ya ampun..."
Nanon masih tertawa. "Kita sudah lama saling mengenal, tapi kenapa kau seperti tidak tahu sifat papa, eh? Itu tandanya, papa menyayangimu, papa ingin kau tinggal di Bangkok dan tetap bekerja di kantor. Lagipula, papa juga suka melihatmu bermain dengan Marc."
Ohm membuang nafas sedikit kuat, lalu mengembangkan senyum seraya berkata, "Ah, anak itu... dimana dia? Aku ingin mengajaknya sebentar bertemu First."
"First?"
"Ya, dia ingin bertemu Marc katanya. Entah itu keinginannya―atau keinginan malaikat kecil kami."
Nanon terkekeh pelan, ia lupa jika beberapa hari yang lalu Ohm memberinya kabar tentang kehamilan First.
"Setan kecil itu sedang sibuk mencari-cari seseorang."
"Siapa?"
"Fiat. Aku pikir, mungkin Chimon sedang membawanya pergi ke rumah Phi Singto karena sejak kemarin Marc terus saja merengek ingin bertemu Fiat."
Ohm merespon dengan tawa renyah, memahami seberapa dekatnya Marc pada Fiat. "Ow, baiklah. Mungkin, aku akan menculiknya lain waktu." Ucapnya setengah bercanda.
.
.
.
Fiat itu tipe anak laki-laki yang baik, pendiam, dan penurut. Ibunya, Krist Perawat, adalah seorang dokter yang terkadang akan selalu sibuk seharian di rumah sakit. Sedangkan ayahnya, Sinto Prachaya, memiliki kantornya sendiri yang sering bekerja sama dengan kantor ayahnya Marc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Prince [Completed]
Cerita PendekSejak kelahirannya, dia selalu mencuri perhatian orang-orang disekitarnya. pangeran kecil Nanon dan Chimon ini akan tumbuh dengan banyak sekali limpahan kasih sayang.