Fruits

665 99 5
                                    

Story : Fruits

.

.

Ini akhir pekan, dan Nanon ingin menghabiskan hari liburnya di rumah, bersama dengan Chimon dan si gembul yang setiap harinya selalu berbuat keributan dengan tingkahnya yang cukup membuat gemas.

Kebiasaannya saat belum berumur dua tahun kembali. Yaitu tidak mau memakai baju setelah mandi. Sehingga Nanon harus selalu berlari-lari mengejar langkah si kecil yang terbilang aktif itu mengelilingi rumah.

"Yah! Pakai bajumu, Marc Pahun!" Nanon tidak bisa untuk tidak mengeraskan suara. Ia harus melakukannya agar Marc mau mendengarnya dan berhenti berlari.

Tapi, apa? Si kecil terus berlari dengan tawanya yang pecah seperti tidak pernah merasa lelah. "Daddy~ kejalll!" Begitu katanya tanpa berhenti berlari.

Ayahnya hanya menghela nafas seraya menggelengkan kepala. Ia mengambil nafas dalam sebelum mempercepat langkah kakinya untuk menyusul jagoannya yang sangat sangat dan sangat pintar itu.

HAP!

"Kena kau!"

Marc langsung tertawa keras begitu tubuh bulat telanjangnya ada di gendongan sang ayah. Tawanya semakin tak terkendali sewaktu tubuhnya melayang di udara akibat kedua tangan Nanon yang menerbangkannya tinggi-tinggi.

"Daddy! Hahahaha, ctop!"

Pada akhirnya, Nanon berhenti karena tidak ingin Marc merasa pusing akibat ulahnya. Jadi, setelah menghadiahi perut Marc dengan ciuman-ciuman gemas, Nanon membawa si kecil ke sofa di ruang tengah―disana sudah tersedia pakaian yang akan di pakai Marc, begitupun dengan bedak dan segala macam keperluan si bayi.

"Diam dan jangan lari-lari lagi, okay?" Nanon memberi perintah setelah mendudukkan si kecil diatas sofa.

Marc mengangguk, tangannya bergerak meraih botol minyak rambut miliknya yang bergambar tokoh Avengers Iron Man dan memainkannya. Sementara sang ayah sibuk memakaikan minyak angin dan bedak di tubuh putih halus Marc, si kecil itu tetap anteng memainkan botol minyak rambutnya. Terkadang bibirnya akan mengerucut seperti sedang bermain dengan tokoh Iron Man di gambar botol itu, sesekali akan memukul-mukul kepala ayahnya dengan tak main-main sampai sang ayah mengaduh, dan terakhir adalah...

"YA!"

...si kecil kabur lagi sebelum memakai celana!

"PAHUN!"

Nanon tidak bisa untuk tidak berteriak. Gemas sekali ia pada anaknya sendiri. "Kau belum memakai celana, ya ampun!"

Marc, umurnya tiga tahun, suka sekali berlarian di rumah tanpa celana dan hanya memakai diapers saja.

"Goooo, daddy! Laliiiiiii!"

Nanon tidak tahu lagi harus apa. Marc itu... kalau sudah besar mau jadi apa?

.

.

.

Chimon melebarkan kedua matanya, menatap tidak percaya pada objek diatas konter yang... banyak sekali. "Kau tidak salah? Buah sebanyak ini untuk siapa, Non?"

"Untuk kita. Untuk siapa lagi?"

Kepalanya terangkat, dan kali ini ia menatap pada Nanon masih dengan pandangan yang sama. "Kita? Sebanyak ini?"

Nanon mengangguk mantap. Ia baru kembali dari membeli buah-buahan di supermarket, dan apa yang dibelinya ternyata membuat istrinya seterkejut itu. "Tenang saja, kau punya aku dan Marc yang bisa menghabiskan semua ini dalam sekejap." Katanya, jenaka.

The Little Prince [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang