adik manis itu bernama annisa

863 11 2
                                    

Pagi itu, suara para siswa/siswi baru SMA Harapan Kita (samaran) terdengar sangat gaduh. Hari ini adalah hari pertama Masa Orientasi Sekolah. Wajah-wajah baru mulai mendominasi lapangan. Terlihat ada yang antusias menyambut hari itu, ada yang ogah-ogahan, ada yang cuek, bahkan ada yang sudah tebar pesona dengan lawan jenisnya. Guru-guru terlihat sibuk di lapangan. Kakak-kakak senior mulai mengambil alih lapangan dan memimpin setiap barisan. Upacara pembukaan MOS dimulai.

*Dimas pov*

Kenapa sih gue harus dapet kelompok merkurius, barengan sama nenek lampir pula. Ya allah, salah apa gue. Eh iya nenek lampir itu bukan nenek lampir beneran ya, dia temen gue namanya Anandita Prasetyo. Gue manggil dia nenek lampir karna suaranya asli cempreng banget. Kalah toak masjid. Ini belakang gue berisik banget ya.

"Eh eh, kakak kelas yg jadi leader kita ganteng ya. Kayaknya baik juga." Yaelah itu cewek kaya baru liat cowok ganteng aja. Bisik-bisik tapi suaranya gede. Eh iya, kita belum kenalan. Nama gue Augusta Dimas Syahrendra. Gue wakil ketua OSIS di SMA Harapan Kita. Dan sekarang gue lagi panas panasan di lapangan bareng sama junior-junior yang daritadi berisik ngomongin gue. Fyi, gue bukannya sok pamer atau apa, but gue emang termasuk cowok yang bisa dibilang cakep di harkit ini. Haha. Makin lama adik kelas yg baris di belakang gue ini makin rewel ya, padahal temennya ngga ngerespon omongannya sama sekali. Ah gue kerjain aja deh pas upacara selesai.

---------------------------------

*author pov*

Akhirnya upacara pembukaan pun selesai. Dimas bersama rombongan kelompok merkurius.

"Jalannya yang cepet dong! Belom sarapan apa? Hah?!" Bentak Dimas kepada adik kelas dirombongannya. Dengan perasaan takut, para murid baru itu mengikuti langkah dimas dengan tergesa-gesa. Sesampainya di kelas yang di tuju, Dimas dan Dita langsung memberikan lembar fotocopy peraturan-peraturan sekolah serta mars sekolah tersebut. Setelah membagikan kertas tersebut, ide jahil Dimas muncul.

"Tolong perkenalkan diri kalian satu per satu. Dengan nama panggilan kalian. Saya harap nama panggilan kalian jangan terkesan sok imut, cantik, ganteng, keren, atau lucu. Harus sejelek mungkin." Terdengar suara bisik-bisik dari para murid baru yang tidak setuju dengan hal tersebut.

"Kenapa? Ada yang nggak setuju sama ide temen saya? Sini yang ngga setuju maju." Tukas Dita. Tidak ada respon sama sekali dari para murid baru tersebut. "Wah kalian kayaknya type anak penurut semua ya? Bahkan yang cowoknya juga. Biasanya yang cowok suka protes, kok ini diem? Takut? Memang saya siapa? Saya bukan Tuhan kok. Santai aja." Ucap Dimas. Akhirnya Dimas memulai aksinya. "Coba kamu, yang duduk di bangku ketiga dari belakang, yang pake bando pink. Maju sini, kenalin nama kamu" tunjuk dimas pada salah seorang cewek, yang tadi berbisik-bisik di lapangan tentangnya. "Sa... saya kak?" Tanya gadis itu. "Yaiyalah elo! Siapa lagi emang dikelas ini yang pake bando?" Tukas Dita. Akhirnya si cewek itu pun maju dengan jantung yang tidak karuan rasanya. "Na.. nama saya Lethisya Meilani. Nama panggilan saya......" gadis itu terdiam sesaat memikirkan nama panggilan yang harus ia buat. "Nama panggilan sayaa......." tiba-tiba Dita membentak "aduh dek, saya juga udah denger daritadi kamu ngomong itu. Siapa nama panggilannya?! Hah?" Gadis itu terdiam, dia hampir menangis dibentak seperti itu. "Udah dit, jangan dibentak. Kasian dia, mau nangis. Adik cantiiiik yang upacara tadi ngga habis-habisnya nyerocosin tentang saya, saya saja ya yang kasih kamu nama panggilan. Kayaknya panggilan yang bagus buat kamu itu tugos. Tukang gosip. Gimana? Keberatan?" Ucap dimas sambil memasang senyum yang mengintimidasi. Gadis itu terdiam, lalu menjawab "i...iya kak. Saya ngga keberatan". "HEH! Kakaknya di atas dek. Bukan di bawah. Kalo diajak ngomong, liat kakaknya. Nunduk terus. Ada recehan di bawah? Hah?!!" Bentak Dita. Gadis itu meneteskan air mata. "Loh dek. Kamu kenapa nangis? Baru diginiin aja udah nangis. Perasaan tadi di lapangan, kamu yang paling semangat ngomongin tentang saya sama temen kamu. Padahal nggak ada respon. Kamu belum pernah ya liat cowok ganteng? Pantessss heboh sendiri. Kamu ngga usah nangis. Saya ngga butuh air mata kamu. Udah sana duduk lagi ke tempat kamu." Akhirnya gadis itu duduk di tempat semula. Satu persatu siswa baru tersebut maju dan memperkenalkan diri. Sampai pada murid terakhir. Dimas merasa tertarik dengan orang terakhir tersebut. Ia tak menunjukan wajah takut, cemas, bahkan terkesan santai. Seolah-olah ini MOSnya yang ke sekian ribu. Gadis tersebut maju dan memperkenalkan diri "nama saya Annisa Humaira. Nama panggilan saya cemplon." Ujar gadis itu. "Kenapa lo dipanggil cemplon? Pengen eksis lo? Sok-sok lucu" ujar Dita. "Saya juga nggak tau kak, dirumah saya dipanggil itu sama mama saya kalo saya ngga nurut." Ujar annisa santai. "Haha. Harusnya kamu tanya dong ke mama kamu apa artinya! Emang kamu mau kalo ternyata itu artinya yang aneh-aneh? Mau gitu dipanggil kayak gitu?" Tanya dimas. Gadis itu menatap dimas dan tersenyum "saya percaya kok sama mama saya. Dia ngga akan ngasih nama yang artinya buruk buat anaknya." Ntah mengapa jantung dimas berdegup kencang saat melihat mata indah milik gadis itu. Coklat terang dan meneduhkan. Dan ya, senyumannya. Tercetak indah di wajahnya yang manis itu, dan dia punya lesung pipit yang sangat manis. Dimas terdiam sejenak, terpaku menatap gadis itu yang bingung dengan tatapan dimas. "Ehem! Ngga usah sok manis deh lo. Sok-sok senyum sama temen gue. Udeh sana lo duduk lagi" ujar Dita. Akhirnya gadis itu kembali duduk di tempatnya. MOS hari pertama pun berakhir. Dimas masih belum bisa berpaling dari wajah manis milik gadis itu. Dimas berfikir sejenak. "Siapa tadi namanya? Mmmmm. Annisa. Ya annisa. Panggilannya cemplon. Hahahaha aneh sih. Penasaran gue sama ini anak. Karna cuma dia yang santai banget ngadepin gue sama dita." Ujar dimas saat sedang mencuci muka di toilet sekolah. Sejak saat itu, di dalam hati dimas ia memutuskan untuk mencari tahu siapa itu annisa. Si pemilik senyum indah.

---------------------------------

Halooooo. Haha. Part ini absurd ngga sih? Gue newbie soalnya. Dan maaf ya kalo banyak typo. Tunggu part selanjutnya. Hehe ^_^

dia bukan pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang