Semoga

315 7 3
                                    

"Nis. bangun. udah sampe kita." nisa mengerjapkan matanya yg sembab. "eh, iya. Makasih ya nya, udah mau anterin gue. terus lo pulang gimana?" Saat ini mereka sudah berada di garasi rumah nisa. setelah lelah menangis, nisa tertidur selama perjalanan pulang. "Gue naik kendaraan umum aja nis. santai."
"Eh jangan. gaenak gue sama lo. dianter pa idris aja ya. dia juga pasti lagi ngga ada kerjaan."
"Ngga usah annisa humaira baby bunny nya vanya. gue cewek strong kok. haha. santai."
"Halah cewek strong, liat ka dion jalan sama ka dea aja langsung nangis bombai 3hari."
"Kampret lu. haha. yaudah sana turun, kok rumah sepi nis?"
"Mungkin nyokap lagi ke supermarket."
"Eyaudah, gue balik dulu ya. jangan galau galau lagi nis. awas aja. daaaaah."
"Iya bawel. byeee. jangan lupa sholat lo nya."
"Aye aye captain!"
Sepeninggal vanya dari rumah nisa, nisa masuk kedalam rumahnya. "Assalamualaikum." tak ada jawaban. "tumben ngga ada orang." nisa mengetik pesan kepada ayah dan mamanya.

To : bapak negara
Yah, dimana? Kok nisa pulang ngga ada orang? (send)

To : ibu negara
Mah, dimana ih? :( nisa pulang malah sepi rumah. jahara deeeeeh :'( (send)

Nisa menuju kulkas untuk mengambil salad buah buatan mamahnya. setelah mengambil semangkuk salad, nisa duduk di ruang tv, sambil menonton gossip girl. tiba tiba terdengar suara mesin mobil masuk ke garasi rumah nisa. "paling ayah." nisa melanjutkan kembali aktifitasnya.
"Duh makasih loh nak dimas udah anter tante."
"Sama sama tan, jangan sungkan minta bantuan saya." nisa terdiam sejenak, apa ia tidak salah dengar? Mamahnya menyebut nama dimas. ah tidak mungkin, ia menjauhkan fikiran tersebut. "loh ca, kamu udah pulang? Mama kira masih lama." mama nisa berjalan menghampiri nisa diikuti dengan dimas. ya, that dimas. "dih. ngapain lo disini?" Ujar nisa ketus. "hus. kamu ngga boleh gitu nis, tadi dimas udah anterin mama ke supermarket buat belanja."
"Alah, penjilat."
"Nisa!"
"Udah tante, ngga apa apa kok dimasnya. mungkin nisa lagi capek. dimas pamit ya tante."
"Gidaaaaah." ujar nisa seraya mengusir dimas.
"Nisa apaan sih! Nanti dulu dim. tante mau masak buat kalian. udah ngobrol aja dulu sama nisa. tante tinggal kedapur ya."
"Mama ih."
"Udah manut aja sama mama!"
Nisa memonyongkan bibirnya, ia tidak rela jika berlama lama bersama dimas, lebih tepatnya ia tak mau jantung sialannya itu berdetak kencang terus seperti ini. "ngga berubah ya kamu, tontonannya gossip girl mulu." Ujar dimas membuka percakapan.
"Power ranger kali ah berubah."
"Hahaha. lucu banget sih nca." mendengar dipanggil seperti itu, nisa memelototi dimas. "nca nca, nama gue annisa. bukan nca. ganti ganti aja. auah gue bete ada lo. bye." nisa beranjak dari sofa ruang keluarganya dan berjalan menuju kamarnya. "nis tunggu. aku mau ngomong." ujar dimas sambil menarik tangan nisa. karena tubuh nisa yg mungil, dan tenaga dimas yg kuat, membuat nisa tertarik kedalam pelukan dimas. jantung nisa sudah copot dari tempatnya. mungkin dimas merasakan detakan jantung nisa dan nisa pun dapat mendengar detak jantung dimas. "lepasin! Apa apaan sih." bukannya melepaskan nisa, dimas malah mempererat pelukannya nisa. nyaman. itu yg nisa rasakan, namun airmata nisa menetes. disamping rasa nyaman, rasa sakit juga nisa rasakan. "lepasin kak, nisa mohon. hiks hiks. lepasin nisa kak. hiks." ujar nisa sambil memeluk dimas balik. dimas sempat kaget, mengapa nisa memeluk dia balik? Sedangkan nisa minta dilepaskan. "maafin aku nis. maaf. please dengerin penjelasan aku. aku sayang banget nis sama kamu." ujar dimas sambil mengecup puncak kepala nisa. tangisan nisa semakin pecah, pelukannya ditubuh dimas semakin erat. jujur nisa tak ingin berpisah dengan dimas, namun sakit dihatinya ntah mengapa terlalu sakit. nisa melepaskan pelukannya dari dimas. "sini liat muka aku." ujar dimas seraya menaikkan dagu nisa. ditatapnya manik mata nisa yg berwarna coklat teduh. dimas sangat merindukan mata itu. "aku ngga mau airmata yg keluar dari mata indah kamu adalah airmata kesedihan. aku ngga mau nis. ikut aku yuk ke halaman belakang."
"Ngomong doang juga burung beo bisa." ujar nisa masih dengan nada ketus.
"Nisaaaa. ayo dong." bujuk dimas. akhirnya nisa mengangguk dengan malas, menyetujui keinginan dimas. sesampainya di saung belakang rumah nisa, dimas tidur di paha nisa.
"Apa apaan nih. bangun."
"Nis. biarin kayak gini. aku kangen. sebentar aja."
"Ya ya ya. terserah."
"Mau dimulai darimana?"
"Terserah." jawab nisa singkat.
"Ekhem. sebelumnya aku minta maaf sama kamu. maaf atas aku yg ga pernah ada waktu buat kamu beberapa bulan terakhir, aku yg ga pernah ngehubungin kamu, aku yg nyuekin kamu, aku yg diemin kamu, maaf karena aku terlalu sibuk ngurus kuliah."
"Ralat. ngurus selingkuhan, bukan kuliah."
"Nisaaaaa. dengerin aku dulu dong." ujar dimas sambil mengelus punggung tangan nisa. "lanjut nih ya. maaf udah buat kamu nunggu. maaf udah buat kamu khawatir. maaf udah jalan sama thya dibelakang kamu. dan ekhem. maaf aku udah ciuman sama thya dibelakang kamu." air mata nisa kembali menetes, seperti ada ribuan pisau menusuk jantung nisa saat ini. "nis jangan nangis. akh ngerasa jadi pria bodoh. aku beneran ngga ada apa apa nisa sama thya. kita cuma temen biasa."
"Temen? Hahahaha. temen ngga ada tuh yg CIUMAN." ujar nisa menekankan kata ciuman kepada dimas. "oke aku tau itu udah ngga wajar. tau banget nis. jujur aja akh bosen sama hubungan kita, kamu tau kenapa? Kita pacaran cuma gitu gitu aja, i mean kita paling parah ciuman. aku cowok normal nis, disuguhin kamu yg sebegini indahnya, bakal kegoda. tapi, itu waktu itu aku mikir begitu. setelah aku fikir, aku ngga bakal ngerusak kamu kalo aku sayang sama kamu. aku bakal jagain kamu kalo aku sayang kamu. aku tau nis, kamu beda dari cewek lain. kamu terlalu berharga buat dikotorin. aku minta maaf nis, karena ego sesaat aku, kita jadi begini. aku cuma mau bilang kalo aku sama thya ngga ada apa apa. aku pun udah ambil langkah menjauh dari dia. kamu bisa cek hp aku, medsos aku, dll." terlihat nisa seperti mempertimbangkan sesuatu. "udah kak ngomongnya?"
"Ya, that's enough. intinya aku minta maaf dan aku mau kamu kembali ke sisi aku."
"Sekarang gantian nisa yg ngomong. kakak dengerin dan CERNA baik baik. sejak awal nisa bilang sama kakak, nisa sama kakak itu beda. nisa kalo udah punya pacar, sama yg namanya lawan jenis pasti bakal jaga jarak. bahkan kakak tau sendiri kan kontak di phonebook hp nisa siapa aja yg cowok? Cuma kaka, ayah, dan keluarga nisa lainnya. kenapa? Karena nisa ngga mau hal yg kayak gini terjadi. disaat nisa bosen sama kaka, nisa malah berhubungan sama cowok lain. nisa ngga gitu kak. kaka minta nisa ngerti kesibukan kaka, nisa ngertiin kak. nisa support, nisa kasih waktu ke kaka. tapi apa? Malah disalah gunain." ucap nisa sambil terisak. dimas menggenggam tangan nisa dan menciumi punggung tangannya. "apa pernah nisa minta kakak buat buang semua cewek yg ada di kontak kaka? Ngga kan kak? Karena nisa ngga mau dibilang over protective, nisa ngga mau kaka mikir nisa ngekang kaka. nisa peecaya sama kaka, tapi apa kak? Nisa dapet kayak gini. siapa kak yg ga sakit? Hah? Banyak kak cowok yg lebih baik dari kaka, yg coba deketin nisa, tapi apa nisa terima kehadiran mereka? Ngga kak. nisa malah jaga jarak. buat dianter pulang aja nisa nolak kak, apalagi ciuman. sakit kak rasanya, dicuekin, dicampain, bahkan diselingkuhin. sakit. nisa ngga pernah larang kaka mau bergaul sama siapa aja. tapi yg masih dalam batas wajar. sedangkan ini, ngga wajar kak." Ujar nisa terisak.
"Aku tau nis. jujur aku khilaf saat itu. maafin aku nis. kamu tau rasanya ngga ada kamu di sisi aku? Oksigen kayak hilang nis."
"Lebay."
"Serius. mau ya maafin aku?"
"Insya allah." ujar nisa sambil mengusap air matanya. "insya allahnya orang islam kan 99% iya tau mancuuuuung."
Ucap dimas sambil mencubit hidung nisa. "dih apaan sih. baru dimaafin, udah ngeselin." nisa cemberut. "hahahaha. jadi aku dimaafin nih? Hm?" Goda dimas sambil menaik naikkan alisnya. "hmmmmm."
"Kok hm sih?"
"Iya bawel. iya! Awas lu ya kayak gini lagi. ga akan mau gue baikan."
"Iya sweet angelkuuuu. kan baikan udah nih, balikan yuk."
"Sa ae kang cendol setu babakan."
"Yeeee dia lucu. serius nis."
"Iyaaaaaaa. iya." ujar nisa sambil mengelus kepala dimas dengan penuh kasih sayang. "alhamdulillah ya allah, setelah bertapa di gunung kidul, mencoba ajian macan kawin, annisa humaira luluh juga." ujar dimas sambil memeluk nisa.
"Najong alay banget ih. wkwkwkwkw. oh ya, gimana kuliahnya? Udah selesai urusannya?"
"Kayaknya aku ngga jadi ambil di aussie deh." nisa terdiam sejenak, mencerna apa yg diucapkan dimas. ia yakin telinganya tidak salah dengar. "maksud kamu?"
"Iya. aku ngga jadi ke aussie sayaaaaang. seneng ngga?"
"Jujur sih aku seneng, cuma ngga seneng seneng banget, soalnya kan ini kesempatan buat kamu nerusin disana dim. kapan lagi coba? Kenapa kamu ngga jadi ke aussie?"
"Karna kamu."
"Dimas aku serius."
"Aku pun nis."
"Dimaaaaas."
"Nisaaaaaa."
"Ih nyebelin banget sih. tauah." ujar nisa sambil beranjak dari tempatnya. "mau kemana sih princess. baru juga deket lagi, masa udah mau pergi. ngga kangen apa sama pangeran kodok mu ini?" Ucap dimas seraya menahan tangan nisa. "abis nyebelin. aku serius ya nanya alesan kamu."
"Sini aku pangku."
"Ogah. modus! Mesum! Wooo."
"Yaelah yang. haha. aku serius sayang sama omongan aku. alesan aku ngga ke aussie ya salah satunya karena kamu. kamu tau kenapa? Aku lebih baik putus daripada harus LDR. aku ngga bisa bayangin ngga bisa meluk kamu, cium wangi kamu, ngegodain kamu, makan masakan kamu, everything about you is like oxygen for me nis. aku tau ada skype, cuma aku ngga bisa pacaran sama layar." nisa terharu mendengar ucapan dimas. ia menangis. "loh kok nangis sih nca? Ya allah." ujar dimas sambil memeluk nisa. "hiks. aku ngga tau harus seneng atau sedih. hiks. disatu sisi, aku seneng kamu ngga jauh dari aku. tapi disisi lain, aku ngga mau jadi penghalang kamu buat gapai cita cita kamu dim. aku ngga mau jadi penghalang. hiks hiks."
"Nis. kamu bukan penghalang. kamu itu motivasi aku. semangat aku. jiwa aku. passion aku nis. aku juga udah daftar di perguruan tinggi swasta. aku males masuk negeri. toh kuliah dimana aja tetep sama kan? Yg penting individunya." ucap dimas sambil menghapus airmata dipipi nisa.
"Are you serious? Aku cuma bisa dukung apapun yg terbaik buat kamu dim. apapun itu asal positif, pasti aku dukung. selalu."
"Ini yg bikin aku makin sayang sama kamu. selalu bisa bikin aku semangat buat ngejalanin semuanya. i love you my last sunset."
"I love you too, my sugar."
Setelah berbincang cukup lama, nisa dan dimas dipanggil mamahnya nisa untuk makan malam bersama. mereka bertiga tertawa bersama, bercanda, saling meledek satu sama lain. ada perasaan tenang dihati mama nisa saat tahu anaknya telah berhubungan baik lagi dengan dimas. "mah, ayah kemana sih?" Tanya nisa disela kegiatannya mencuci piring bekas mereka makan. "ayahmu ke lombok sayang. tugas kantor biasa."
"Huh, tau gitu ica ikut mah."
"Yeee. sekolah kali kamu."
"Hahahaha. iya sih. yaudah mah, ini piringnya udah selesai. nisa samperin dimas di teras dulu ya."
"Duhileh yg baru baikan, sumringah bener. jangan berantem berantem lagi ya ca. Mama ngga tega liat keadaan kamu kemaren kemaren. kayak hidup segan, mati tak mau."
"Ya allah si mama lebay banget. hahaha. tenang maaaaa. muah." ucap nisa sambil mengecup pipi mamanya sekilas. mama nisa hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.

-----------------------------

"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." ucap mama dimas, papa dimas, dan tora berbarengan.
"Darimana dim?"
"Biasa pah. urusan lelaki sejati. merjuangin cinta."
"Halah gaya lo dek. bentar lagi juga berantem lagi."
"Rese lu bang. untung lo kaka gue, kalo kagak...... gue cium lo. Hahahaha."
"Mah tuh liat tuh. anak mama, baru diputusin nisa, langsung jadi maho. tora geli."
"Hahaha. kamu ini dim. godain kakamu terus."
"Biarin ma. ohya satu lagi. gue ngga putus sama nisa, dan gue berhasil bikin dia balik lagi. udah ya ma, pa, bang, dimas ke kamar dulu. byeeee." ujar dimas dengan senyum paling manis yg ia berikan. "najong senyum lo kek bencong di taman lawang."
"Babi lu."
"Hus. dimaaas." ujar mama dan papa dimas berbarengan. merek bertiga hanya dapat tertawa melihat tingkah dimas yg seperti orang baru dapat lotre. sesampainya dikamar, dimas melihat handphonenya, ada pesan masuk dari nisa.

From : Last Sunset
Jangan sia siain kesempatan yg aku kasih ke kamu. semoga ini yg terakhir kita begini ya dim. aaaamin. hati hati ya. kalo udah sampe, kabarin. I love you. :*

Dimas tersenyum melihat pesan yg masuk di handphonenya. ia mengganti contact name nisa, karena ia ingin nisa lah yg menjadi matahari terbenam terakhir yg ia lihat. buru buru dimas mengetik pesan pada nisa.

To : Last Sunset
Iya sayang. i swear. aku bakal jaga kepercayaan yg kamu kasih. aku sudah sampai dengan selamat kok tuan putri. aku sholat dulu ya, nanti abis sholat aku telfon. i love you too hon :* (send)

Dikamar nisa, nisa hanya tak dapat berkata apa apa selain tersenyum bahagia. ia yakin kalau pilihannya untuk kembali bersama dimas bukan pilihan yg salah. semoga.

To : Sweet Prince
Oke honey. selamat sholat, calon imam. :* (send)

-----------------------------

Happy reading good people. ^_^

dia bukan pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang