Another Lies

794 6 3
                                    

"Sini buruuaaaan!!!!" Ujar vanya yg melihat nisa baru memasuki gedung bioskop di salah satu mall di jakarta selatan tersebut.
"Mana dimas?"
"Udah ayo kita masuk, nih gue udah beli tiket buat kita berdua, ngga salah lagi nca, dia sama cewek."
Deg. hati nisa terasa sakit. namun ia masih terus berusaha mengelak kalau dimas tidak mungkin mengkhianatinya lagi.
"Lo salah orang kali. udah ah yuk balik."
"Sekali aja lo percaya sama gue, mana mungkin gue bohong soal begini, ngga ada untungnya nca buat gue. udah ayo." ujar vanya sambil menarik tangan nisa memasuki theater 2. Setelah menemukan tempat duduk mereka, vanya celingak celinguk mencari sosok yg ia yakini adalah dimas.
"Kok ngga keliatan ya nca?"
"Ya iya lah oon, orang gelap gini. udah sih, nonton aja. ini mah gue udah nonton sama dimas kemaren. awas loh ya kalo salah orang. lo harus traktir gue makan."
"Iya elah. gue yakin ga salah orang kok." Akhirnya vanya memutuskan untuk menonton film yg diputar, meski vanya kurang suka drama indonesia.
Setelah film hampir selesai, vanya mengajak nisa keluar.
"Ayo keluar."
"Lah blm kelar kali nyaaaa. ya allah."
"Udah buru." akhirnya vanya dan nisa bergegas menuju pintu keluar theater. namun vanya berhenti di ambang pintu keluar.
"Paling ini kelar 5menit lg. tunggu sini aja kita. biar yg pada keluar ketauan siapa aja. gue yakin ada ka dimas." nisa yg sudah malas berdebat dengan vanya, akhirnya memilih untuk mengikuti vanya. Film selesai dan..........................
"Dimas!" Ucap nisa tak percaya melihat dimas merangkul seorang wanita yg ia tak kenal. Dimas mematung, pucat pasi, ia kaget melihat nisa dan vanya.
"Ng... nis... ka... kamu ngapain disini?"
"Seharusnya aku yg nanya, kamu ngapain disini sama cewek ini?" Ucap nisa dengan nada bergetar, dadanya sakit, sesak, tak bisa bernafas rasanya.
"Kamu nisa ya? Kenalin aku faza, temen dimas. ini ngga kayak apa yg kamu bayangin kok nis." ucap faza berusaha mencairkan suasana. "kita ngga cuma berdua, kita ramean kok sama yg lain, cuma yg lain nontonnya beda." dimas yg mendengar penjelasan faza pun mengikuti alur faza. "iya nca, ini ngga kayak yg kamu bayangin. aku juga rangkul faza karna dia tadi di dalem ngerasa pusing dan lemes. Aku takutnya nanti dia jatoh. ntar aku dikira ngapa ngapain anak orang."
"Yakin lo ramean kak? Gue tau loh. daritadi gue liat lo sama temen lo cuma berdua, ngga ada tuh kontak sama orang lain disekitar lo.." Ucap vanya ketus.
"Ya kan tadi udah aku bilang, hmmm siapa nama kamu? Vanya ya? Nah iya vanya. kita beda theater, karna tontonannya beda. yg lain pada nonton horor, aku anaknya penakut, jadi minta temenin dimas nonton ini." ucap faza.
"Harus ya kak faza minta temenin dimas?" Ucap nisa parau.
"Masalahnya cuma aku yg cewek nisa, yg lain cowok semua, dan ga ada yg suka drama kayak gini." ucap faza menjelaskan. merasa menjadi tontonan sekitar, dimas mengajak vanya, nisa, dan faza untuk keluar dari bioskop.
"Ngga enak nih diliatin. keluar aja yuk. cari makan." ajak dimas.
"Gausah, aku sama vanya mau pulang kok. have fun ya sama TEMEN nya." nisa sengaja menekankan kata teman saat berbicara pada dimas. nisa menarik tangan vanya agar keluar dari bioskop. Vanya memutar tubuhnya ke arah dimas sambil membentuk mulut "awas lo ya". dimas hanya diam mematung dengan faza.
"Za, gimana nih? Nisa pasti curiga banget. dan sialnya aku lupa kalo rumah vanya deket sini, wajar kalo dia sering kesini." ucap dimas.
"Santai dim, nanti aku bantuin, sekalian minta bantuan bocah bocah. makanya besok ajak nisa ke kampus pas dia balik sekolah. ntar aku atur sama bocah."
"Duh makasih bgt ya za. ngga tau deh aku kalo kamu tadi ngga ngarang cerita."
"Hahahha. santai dim. yuk makan. aku laper."
"Yuk."

-----------------------------

Sepanjang perjalanan nisa menangis memikirkan dimas dan faza. vanya yg sedang menyetir pun kesal melihat sahabatnya menangisi badzingan macam dimas. haha. "niiiis. udah dong jangan buang air mata lo demi jerk itu. gue ngga tega liatnya nis."
"Gue ngga nangisin kejadian tadi nya. gue nangis karna gue ngerasa gagal jadi pacar, gue selalu kecolongan. dan sayangnya gue selalu percaya omongan dimas. dia bilang belajar, gue percaya nya. tapi malah ketemu di mall. siapa yg ngga kesel? Terserah dia mau jalan sama temennya, tapi kenapa harus bohong sama gue?"
"Iya gue tau banget nis rasanya jadi lo. gue sama kak dion pun ngerasa sekarang kayak berjarak gitu. tapi alhamdulillah kak dion ngga nyalah gunain kepercayaan gue. makanya nis, sekali kali lo jangan selalu luluh saat dimas ngelakuin salah, lo harus tegas biar dimas ngga semena mena."
"Lo sendiri tau kan gue anaknya gimana? Bentak orang aja ga pernah nya, bahkan sekalinya bentak, kayak orang biasa lg ngomong."
"Gue kan bilang lo harus tegas, bukan tempramen suka bentak bentak. lo tuh harus bikin dimas kapok nis, buat bohong sama lo. apa lo mau hubungan lo penuh kebohongan terus?" Nisa menggeleng.
"Ngga kan? Nah makanya mulai sekarang lo harus tegasin dimas, ngga perlu lo marah marahin dia atau bentak bentak macem Pak togar. haha. tegas bukan berarti kasar."
"Iya nyaaaa. iyaaaaa. makasih ya, lo selalu bisa ngasih advice yg bermanfat buat gue. i'm proud to have you, bestie."
"Me too sayang." ucap vanya.
Tiba tiba handphone nisa berdering, dan terpampang lah foto dimas.
"Dimas nelfon nih."
"Angkat aja, loud speaker ya beb. hahah"
"Yeeee, dasar."
*klik*
"Hallo assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. kamu dimana nis?"
"Djln plg" ucap nisa singkat. (jujur, si nisa emang ngomong gitu, sesuai sama yg gue tulis)
"Sama vanya?"
"Y"
"Besok pulang sekolah aku jemput, ada yg mau aku omongin."
"O,Ok"
"Kamu kenapa sih? Kesambet alien mana? Jawabannya disingkat singkat gitu."
"Bkn ursn km."
"Ck. yaudah lah nis, aku tau kamu masih marah, percuma aku ngomong skrg, yg ada kamu ngga akan nanggepin. see you tomorrow, i love you."
"Y. me too."
Nisa mematikan sambungan telfon milik dimas.
"Bhahahahaha. anjir lo nis, jawabnya kek make hp esia aja."
"Kesel gue nya. haha. nginep aja yuk di rumah gue. besok pagi buta minta mang parman anterin perlengkapan sekolah lo."
"Lah ini mobil aja gue pake oneng. gimana dia nganternya?"
"Pakek motor kan bisa. ya ya? Pleaseeee." nisa memasang puppy eyesnya.
"Mulai deh si nisa, ckckck. iye elah. iye. demi lo nih."
"Asiiiikik. Maacih panyahkuuuuh."

-----------------------------

Maaf ya updatenya segini dulu, masih ngurusin nyokap di RS soalnya. happy reading.^_^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dia bukan pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang