Another storm

435 7 0
                                    

*author pov*
Waktu berganti waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan. tak terasa dimas dan nisa sudah menginjak bulan ke 6, canda, tawa, tangis, marah, mereka lewati bersama. hari ini dimas memutuskan untuk mengajak nisa ke rumah temannya, ia sudah merencanakan surprise untuk hari jadinya bersama nisa yg ke 6 sepulang sekolah. "yang, ngapain sih pake ditutup segala? Emang kita mau kemana?"tanya nisa pada dimas. mata nisa ditutup kain oleh dimas. dimas memacu motornya, ia sengaja membawa motor, alasannya ia rindu dipeluk dari belakang oleh nisa. "udah kamu tenang aja, peluk yg kenceng ya sayang." ujar dimas. Nisa hanya menuruti apa yg dimas perintah. setelah 15 menit perjalanan dari sekolah menuju rumah aldy, teman dimas, dimas memarkirkan motornya. "yang tunggu motor bentar ya. Nanti aku balik lagi kesini. I love you." Ucap dimas seraya mengecup kening nisa. "ah jangan lama lama loh yaaaang. i love you too." ucap nisa. "iya sayang sabar yaaaa." Ucap dimas. dimas menghampiri teman temannya yg sudah menyiapkan surprise pesanan dimas. "dy, gimana? Ready?" Tanya dimas. "lama bat lu dim. ena ena dulu ye? Haha. ready kok." ujar aldy. "tai kali ena ena di sekolah. haha. Oke nanti kalo gue buka penutup matanya nisa, kalian pada ready ya. pokoknya kalo ini berhasil, gue traktir yg ena ena." ujar dimas. "siap sooob!!!!" Ujar teman dimas kompak. dimas menghampiri nisa, ia menggendong nisa turun dari motornya. "yang apaan deh di gendong segala, nyuri nyuri kesempatan yaaa?! Bandel" ujar nisa. "yaelah yang, kayak ngga pernah aja. haha. udah diem aja ah kamu. ntar aku cipok nih." ujar dimas menggoda nisa. "ogah, mesyuuuuuum amat sih kaaaak dimaaas." ucap nisa sambil mencubit perut dimas. sesampainya mereka di halaman belakang rumah aldy, dimas membuka penutup mata nisa. "happy 6 monthversary nisa dimas." ucap teman dimas kompak, sambil memberikan bunga mawar merah tiap orang kepada nisa. dan tiba tiba vanya keluar dari kerumunan teman dimas sambil membawa cake kesukaan nisa, tiramissu cake dengan lilin kecil sebanyak 6 buah. "happy 6 month pasangan alay. aaaah ngga nyangka bisa awet juga lau berdua." ujar vanya menghampiri nisa dan dimas. "dim, ini kamu yg nyiapin?" Ucap nisa gemetar, ia tak tau harus berkata apa, ia terharu sekaligus senang. " absolutely my sweaty pie, happy 6 monthversarry ya, aku ngga minta banyak sama kamu, cukup temenin aku disamping aku saat suka maupun duka, just hold my hand and we'll through the world together. i love you my other half." ucap dimas sambil memberikan se bouquet besar bunga lili putih, kesukaan nisa dan didalamnya terdapat kalung berliontinkan sayap, karena bagi dimas, nisa adalah malaikat tanpa sayap, jadi ia membelikan sepasang sayap untuk nisa. "honestly, aku ngga bisa ngomong apa apa lagi dim, speechless banget. i will dim, i will. me love you more than you love me, my dimiiiii." ucap nisa sambil menangis terharu. "sini aku pasangin kalungnya yang." dimas memasangkan kalung yg ia beli kepada nisa. "ya allah yang, aku suka banget kalungnya, makasih ya yang. Anyway aku juga punya kado buat kamu. Bentar ya yang." ujar nisa. nisa mengambil sesuatu dari tasnya. "wah apaan nih yang?" Tanya dimas. "buka aja yang." ujar nisa. dimas membuka kado pemberian nisa, dimas tertegun melihat apa yg nisa berikan pada dimas. "ya allah yaaaang, vans? Ini mahal banget yang, ori pula. kok kamu tau aku ngincer ini?" Ucap dimas tak percaya. ya, nisa membelikan sepatu sneakers yg dimas inginkan. dimas memeluk nisa erat, seolah ia tak ingin kehilangan gadisnya yg satu ini. mereka berdua memotong cake hari jadi mereka dan membagikan kepada teman teman nisa dan dimas. mereka semua terlihat bahagia melihat dimas dan nisa seperti sekarang ini, terutama dimas yang semakin dewasa karena terbawa oleh nisa. "nca, bentar ya aku mau ke kamar mandi dulu." ujar dimas. nisa hanya mengangguk. tiba-tiba saja handphone di tas dimas berbunyi.

from : icha NF
diiiiim, besok les bareng lagi yaaaa. makan  mie ayam dulu pulangnya. see you ;)

nisa sedikit shock membaca pesan yg baru masuk di hp dimas. masalahnya setahu nisa dimas selalu berangkat les sendirian, dimas tak pernah bercerita bahwa dirinya berangkat bersama temannya, apalagi seorang wanita. karena rasa ingin tahu nisa, ia membuka inbox dimas, hati nisa terasa sakit, banyak sekali sms dari wanita lain, terutama dengan kata kata yang manis. "kenapa kamu ngga pernah terbuka sih dim sama aku, dan kenapa harus aku tau sendiri? tanpa ada inisiatif kamu ngasih tau aku? dan kenapa baru sekarang dim? disaat kita udah setengah tahun?" ujar nisa dalam hati. wajah nisa berubah menjadi murung, sungguh hatinya sangat kalut. lagi-lagi ia dikecewakan oleh orang yang sangat ia sayangi. "loh nca? kok bete gitu mukanya." ujar dimas seraya memasukkan baju seragamnya kedalam tas. "ica siapa?" tanya nisa datar. dimas kaget mendengar pernyataan nisa, bagaimana nisa tau tentang teman lesnya itu? ada yg tidak beres sepertinya. "oh ica, temen les yang. kamu kok tau? kenal emang?" tanya dimas berusaha tidak gugup. "aku kecewa dim sama kamu, selama ini kamu ngga pernah bilang sama aku kalo berangkat les sama dia, kamu selalu bilang kalo berangkat les sendirian. tadi hp kamu bunyi, aku liat ada sms, aku buk dan itu dari ica ica itu. dan aku buka inbox kamu pun jijik dim bacanya. terlalu nyakitin mata, apalagi hati. kenapa sih dim? susah banget buat jujur sana aku? kenapa? apa jujur itu dosa?" tanya nisa sambil mennitikan air mata. vanya yg tak jauh dari tempat nisa dan dimas duduk, melihat gerak gerik nisa yg menangis. jujur vanya tak rela jika dimas menyakiti nisa lagi, dan ia berharap nisa dapat pengganti yg lebih baik, namun ia tak punya peran banyak, karena yg menjalani semuanya adalah nisa dan dimas, bukan dirinya, terlebih ia tau bahwa nisa sangat menyayangi dimas. "maafin aku nis, maaf." ujar dimas tak banyak berkata. ia tau ia salah, dan ia tak punya pembelaan lagi. "kamu ngga capek minta maaf terus? jangan keseringan minta maaf dim, nanti jadi ngga ada artinya." ujar nisa sesenggukan. jujur nisa sangat teramat kecewa terhadap dimas, disaat dirinya setia pada satu lelaki, yaitu dimas, dimas hanya mempermainkan dirinya dan mengumbar kata manis pada wanita lain. " i'm sorry nis, i know it was my fault. maafin aku." ujar dimas. tiba-tiba handphone dimas berbunyi.
saying i love you, is not the word i want to hear from you. terpampang lah nama si pemanggil 'KAK THYA'. "siapa lagi sih dim? ya allah." ujar nisa menangis lagi. dimas mengangkat telfonnya, tiba tiba nisa merebut hendphone dimas dari tangan dimas dan menekan tombol loudspeaker.
"halo dim, kamu dimana? aku mau curhat."
"ng.... lagi di tempat temen kak. curhat apa?"
"cepet kerumaaaah, aaaaah. mumpung ngga ada orang, i need your hug and shoulders dim. come home fast. love you." ujar wanita disebrang sana yang tak nisa ketahui. nisa semakin menangis saat mendengar ucapan wanita di sebrang sana. "nis, ini ngga kayak yg kamu bayangin, dia bukan siapa siapa aku nis, dia kaka kelas aku, cuma udah aku anggep kayak kakak sendiri." ujar dimas sambil menggenggam tangan nisa. "sesering apa dia curhat ke kamu?" tanya nisa mencoba santai sambil mengatur nafasnya. "mmmm, cukup sering." ujar dimas merasa bersalah. "pantes dim, hp kamu selalu kamu pegang. main ke rumah ngga pernah betah, bawaannya mau pulang terus, alesannya les. udah berapa kali dim aku bilang ke kamu, ngga ada yg namanya kakak adean apalagi lawan jenis yg ngga bakal tumbuh rasa, liat aja kita dulu gimana. kenapa sih dim? kamu tuh terlalu welcome dan ngga pernah hargain posisi aku. bahkan kamu ngelakuin semuanya seenak udel kamu." ujar nisa masih sesenggukan. dimas tau ia salah, ia selalu membuat gadisnya ini menangis. "maafin aku nis, maaf. tolong nis, ini hari jadi kita, aku cuma ngga mau suasananya rusak." ujar dimas. "hah? ngga salah dim? kamu yg bikin semuanya rusak. kamu. udah lah dim, aku capek, bener bener capek" ujar nisa sambil berlari keluar rumah aldy. dimas kaget melihat gadisnya kabur. ia mengejar nisa, ia hampir lupa kalau nisa sangat jago dalam hal lari. vanya dan teman teman dimas yg lain hanya dapat bengong dan bertanya tanya ada apa dengan mereka berdua. vanya pun mengejar nisa. nisa terus berlari, hatinya terasa sakit. ia tak ingin berhenti berlari, sampai keluar dari kompleks perumahan aldy, nisa menyetop taksi. ia bergegas masuk ke dalam taksi, ia tak ingin dimas ataupun vanya menyusulnya, ia hanya ingin sendiri. "mau kemana neng?" tanya supir taksi. "nanti saya kasih tau pak, bapak ikutin kata kata saya aja." ujar nisa sambil sesenggukan. handphone di sakunya tidak berhenti berbunyi. ia sudah tau siapa yg menghubunginya, dan ia memutuskan untuk menonaktifkan handphonenya. "kenapa dim? kenapa?" ujar nisa dalam hati. sesampainya di rumah nisa, nisa bergegas membayar taksi dan masuk kerumah. "assalamualaikum." ucap nisa. "waalaikumsalam, eh anak mama udah pulang, loh nis? kok nangis?" ujar mama nisa heran melihat mata nisa yg sembab dan berlinang airmata. "berantem sama dimas ma, ma nanti kalo dimas kesini, bilang aja nisa ngga ada, nginep dirumah eyang. tolong ya ma, nisa ke atas dulu. love you." ujar nisa seraya mengecup pipi mamanya. "yaudah nanti mama bilang. love you too, hon." mama nisa hanya mengelus dadanya, jujur orangtua mana yang tega melihat anak semata wayangnya pulang dengan keadaan seperti itu dan penyebabnya adalah seorang pria. namun mama nisa tak mau melangkah terlalu dalam di dalam hubungan nisa dan dimas, sejujurnya ia percaya pada putrinya, bahwa ia sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan menurutnya berantem pada saat pacaran adalah hal yang wajar. nisa membanting tubuhnya diatas kasur ber sprei biru muda itu. ia tak henti hentinya menangis. ia menyalakan komputernya dan membuka aplikasi winamp. ia memutar lagu milik band geisha, jika cinta dia.

terlampau sering kau buang air mataku
tak pernah kau tau dalamnya rasa cintaku
tak banyak inginku
, jangan kau ulangi
menyakiti aku, sesuka kelakuanmu
ku bukan manusia yang tidak berfikir
berulang kali kau lakukan itu padaku
jika cinta dia jujurlah padaku
tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu

jika cinta dia kucoba mengerti

teramat sering kau membuat patah hatiku
kau datang padanya, tak pernah ku tau
kau tinggalkan aku, disaat ku butuhkanmu
cinta tak begini, selama ku tau
tetapi ku lemah karna cintaku padamu

jika cinta dia jujurlah padaku
tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu

jika cinta dia kucoba mengerti
mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku

nisa masih saja menangis, terlebih lagu yang ia putar mewakili perasaannya saat ini. ia tak tau apa yang ada difikiran dimas saat melakukan hal yang tak seharusya dilakukan oleh seseorang yang sudah punya pasangan. tok...tok...tok... "Nis, kamu udah makan belum sayang? buka pintunya dulu dong sayang." ujar mama nisa. "nisa udah makan kok ma, nisa lagi pengen sendiri ma, mama ngerti nisa kan ma? tolong ya ma. nisa lagi pengen sendiri." ujar nisa lembut pada mamanya. "yaudah, mama ngerti, kamu sedih boleh, tapi jangan berlarut, mama ngga tega liatnya. jangan lupa sholat ya nak." ujar mama nisa. "iya ma" jawab nisa. nisa menuju kamar mandinya, ia ingin mendinginkan kepalanya, ia memutuskan untuk mandi agar kepalanya dingin. 

Sementara itu di rumah dimas, ada vanya serta beberapa teman dimas, termasuk dion, gebetan vanya. "lo apain lagi sih kak temen gue? ngga ada kapoknya lo ya?" ujar vanya kesal. "gue salah nya, salah. gue ngga pernah bilang kalo gue berangkat les bareng ica, temen les gue. gue juga sering kerumah kaka kakaan gue buat dengerin dia curhat. gue selalu smsan sama cewek lain nya." ujar dimas menunduk. "sinting lo! gue kalo jadi nisa, udah gue abisin lo kak." ujar vanya kesal. "nya, tahan emosi kamu. lagian dimas juga udah ngaku dia salah. lo juga sih dim, cewe sebaik nisa masih aja dimainin." ujar dion. "tau lo sob, kalo tau gini mah, males gue bantuin lo kasih surprise buat nisa." ujar aldy tak mau kalah. "iya gue tau gue salah, tapi jangan pada mojokin gue kayak gini dong." ujar dimas menyesal. "gue ga bisa bantu ya kak kalo nantinya nisa minta putus. masalahnya lo udah terlalu sering nyakitin dia. semoga cepet selesai deh masalah lo. gue pulang dulu. yuk kak." ujar vanya seraya mengajak dion pulang. "berani berbuat berani tanggung jawab. gue balik dim." ujar dion menepuk pundak dimas. "sama dim, kita pulang dulu ya." ujar aldy dan teman dimas yg lain. dimas hanya menjawab dengan anggukan. ia berbaring di sofa ruang tamunya. ia merasa bersalah pada gadisnya. ia merasa bodoh jatuh dilubang yg sama untuk yg kesekian kalinya. "nis, maafin aku." ujar dimas gamang. tiba tiba saja ia mendapat ide. "ah mending bikin video, cover lagu, masukin youtube, tinggal share link di fb sama twitter dan minta orang pada subscribe deh." ujar dimas. dimas bergegas menuju kamarnya, mengambil gitar kesayangannya dan memulai membuat video coverannya.

"nisa, aku tau aku salah, aku adalah pria terbodoh yang udah nyia nyiain kamu, maafin aku nisa, aku tau kamu marah banget. but, maafin aku nis. lagu ini aku persembahin buat kamu. semoga kamu mau maafin aku."

kasih sudah ku akuisemua salahku padamu
beri aku kesempatan
untuk buktikan cinta
setia padamu lagi

maaf, maafkan diriku
yang telah membuat
hatimu terluka
hanya kau cintaku
ku tak pernah fikir
tuk pergi darimu
walau hanya sekejap saja

kan ku peluk dirimu
takkan ku lepas lagi
untuk buktikan cintaku
kan ku hapus lukamu
akhiri semua ini
hanya untukmu
hoo hoooooo

hoooo maaf, maafkan diriku
yang telah membuat
hatimu terluka
hanya kau cintaku
ku tak pernah fikir
tuk pergi darimu
walau hanya sekejap saja.
(Rio Febrian - Maafkan)

"maafin aku, i love you my swengel, Annisa Humaira." dimas menyudahi videonya dan manguploadnya ke youtube, berharap gadisnya melihat videonya. dimas juga tak lupa untuk menyebarkan link nya di twitter dan youtube, dan ia tau bahwa masalah ini harus diselesaikan secepatnya. karna ia sudah sibuk untuk persiapan UN.

------------------------------------------------------------

hoooooolaaaa, gue balik lagi nih, maaf ya baru sempet posting. maklum sibuk. hahaha. btw sayang banget video yg gue upload ke youtube udah gue apus, soalnya nisa yg minta pas putus buat yg terakhir kalinya. huhuhu. padahal gue disitu masih unyu unyu. wkwkwkwkw. happy reading yaaa. ^_^

dia bukan pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang