I love you, i do.

1.1K 8 1
                                    

Setelah kembalinya nisa kepelukan dimas, mereka kembali seperti dulu, banyak yg iri melihat kemesraan mereka. tak jarang dimas memberikan hal romantis yg tak pernah nisa bayangkan sebelumnya. dimas semakin menunjukan bahwa ia tak main main dengan ucapannya, ia sangat menyayangi gadis yg berada disisinya saat ini. "yang, dimakan dong bekelnya, masa daritadi aku mulu yg makan." ujar dimas. ya, sekarang mereka sedang memakan bekal buatan nisa di kelas nisa. "perutku sakit banget yang, kayaknya aku haid deh. aku cek kamar mandi dulu ya." ujar nisa. dimas menjawab dengan anggukan. beberapa menit setelah nisa kembali dari kamar mandi, nisa menghampiri dimas yg duduk dibangkunya. "yang, aku dapet nih. tapi ngga bawa pembalut. vanya mana ya?" Ujar nisa. "yah gimana dong yang? Ngga bisa disumpel pake tissue dulu gitu?" Tanya dimas. nisa tertawa mendengar pernyataan dimas. "hahaha. yang yang, tembus lah nanti. Bentar deh aku tanya temenku yg cewe dulu, siapa tau ada yg bawa pembalut." ucap nisa. Nisa menghampiri temannya yg berada di dalam kelas satu persatu. tapi apa yg nisa dapat?
"Yah aku lagi ngga dapet nis."
"Yah maaf nis, ngga bawa."
"Yah udah gue pake nis tadi, buat ganti. maaf ya."
Nisa pasrah, kondisinya tidak memungkinkan untuk turun kebawah karena ia berada di lantai 4, dan perutnya sangat terasa sakit. "ngga ada yg bawa nih yang, gimana ya? Aku mau turun, tapi sakit bgt perut aku." ujar nisa lemas. "yaudah sini aku aja yg beliin. di koperasi ada kan yang?" Tanya dimas. nisa tertegun mendengar ucapan dimas, ia malu jika harus dimas yg membelikan pembalut untuknya. "eh.... Jangan yang. malu tau aku." ujar nisa. "ya allah yang, kamu mau rok kamu penuh bercak darah? Udah ah santai. diem aja disini. i love you." ucap dimas sambil mencium punggung tangan nisa. "i love you too." balas nisa. selepas kepergian dimas, nisa tertawa sendiri membayangkan pacarnya membelikan pembalut untuknya di koperasi, pasti dimas canggung sekaligus malu. tapi nisa bangga dan bahagia punya dimas, karena jarang ada pria yg mau membuang gengsinya untuk pasangannya. "Nis, lo kenapa? Pucet banget." ujar vanya duduk dibangkunya. "lo kemana aja sih nya? Gue nyariin daritadi juga. gue lagi dapet nih, melilit banget nya." ujar nisa. "ya allah nis, maaf. tadi gue di perpus, ada urusan sama kak dion. terus udah pake pembalut blm?" Tanya vanya. "cieeeee, urusan apa urusaaaan? Kalo kak dion mah kayaknya urusan hati nih. hahahhahaa. Belum nya." goda nisa. "Ih apaan sih lo." wajah vanya memerah. "lah? Lo blm pake pembalut? Terus ngga beli? Atau minta anak kelas gitu? Yaampun nisaaa!!!!" Ucap vanya. "udah beli kok." jawab nisa. "terus mana sekarang? Kok ngga dipake?" Tanya vanya. "tuh dia pembalutnya dateng." tunjuk nisa dengan dagunya ke arah dimas yg sedang menghampiri mereka. vanya tertawa terbahak bahak. "whahahahaha. anjrit lah. laki lo disuruh beli pembalut, dan mau? Gila lah, salut gue kak sama lo." Ujar vanya. "diem lu ah curut. nih yang, aku ngga ngerti mereknya. jadi aku sembarang aja belinya, itu juga ibu ibu koperasinya kayak aneh ngeliatin aku. bocah yg jajan juga pada aneh. malu yang, tapi demi kamu mah gapapa." ujar dimas. "so sweeeeeeeeeet." ucap vanya. "Makanya cari pacar curut!!!" Goda dimas. "ya liat aja bentar lg juga gue bakal gandeng orang." ujar vanya. "halah, paling pak ncep. Hahahaha" goda dimas. "Taik lo ka. udah gih nis pake, keburu kena rok nanti." ujar vanya. Nisa berjalan menuju kamar mandi untuk memakai pembalut. "kak, ko sahabat gue mau ya balik lagi sama lo?" Tanya vanya. "gue pelet." jawab dimas datar. "what the hell!!!! Demi apa kak?" Tanya vanya kaget. "hahahaha. kagak lah, ya namanya dia masih sayang gue, gue masih sayang dia, ya balikan. eh nya, emang kalo dapet itu sakit ya?" Tanya dimas. "sakit banget kaaaak. eh tapi lo beruntung, nisa gue liat dia ngga pernah ngomel ngomel gajelas tuh kalo lagi dapet. kalo cewe laen mah kak, lu bener juga jadi salah kalo dia lagi dapet." cerocos vanya. "masa sih nya? Iya sih, nisa anteng anteng aja lagi dapet juga. cuma manjanya itu, suka minta peluk lah, minta dielus perutnya lah, minta ngetek sama gue lah, aneh aneh kaya orang ngidam." Ucap dimas. "hayooo. ngomongin aku yaaaa? Awas loh yaaaaa kalo ngomongin yg ngga ngga." Ujar nisa yg sudah kembali dari kamar mandi. "geer banget kamu yang. eh yang, nih aku beliin susu, biar perut kamu enakkan. biasanya mama aku kalo lagi dapet, pasti minum susu, katanya biar ngga nyeri." ujar dimas perhatian. "lah tau aja kamu yang. makasih ya sayaaaaang." ucap nisa. "anything for you nca." ucap dimas. "mulai daaaah, gue jadi laler, nyamuk kebon, kambing congek, balik ke perpus lagi aaaaaaah. mumpung blm masuk. Byeeeee pasangan alay." ucap vanya meninggalkan nisa dan dimas. "enak aja lo curut. yaudah sana pergi, ganggu aja." ujar dimas. nisa hanya tertawa melihat kelakuan sahabat dan pacarnya itu. "nca, nanti nonton yuk. mumpung pulang cepet." ucap dimas. "nonton apa yang? Emang ada film bagus apa?" Tanya nisa. "ada yang, serigala terakhir." Ujar dimas. "Film apaan tuh?" Tanya nisa. "ya aku mana tau, nonton aja blm yang. ayooo doooong yaaaaang." rayu dimas. "yaudah ayo, tapi ganti baju dulu ya dim nanti. aku ngga mau ah dicap jelek sama orang, blm ganti baju, masih pake baju sekolah, udah keluyuran." ucap nisa. "iya sayaaaaang." balas dimas sambil mengelus puncak kepala nisa. bel masuk pun berbunyi. "yah masuuuk, masih kangen juga sama my baby nca. yaudah aku ke kelas ya nca, jangan bandel loh. i love you." ujar dimas. "Iya dimas baweeeel, kamu tuh yg jangan bandel. lupa apa siapa yg pernah bandel? Huft. i love you too." tukas nisa. "hehhehe. maaf yang, kan udah ngga diulangin lagi. daaaaah." ujar dimas sambil berjalan meninggalkan nisa. "duh niiiisssss, sisain satu dong cowo kayak ka dimas buat gue." ucap teman nisa. "Iya nis, tanya ka dimas dong, temennya ada yg single ngga?" Cerocos teman nisa yg lain tak ingin kalah. Nisa hanya tersenyum mendengarnya. vanya kembali duduk disebelah nisa, mereka pun mengikuti pelajaran selanjutnya.
-----------------------------
"Dim, gue mau ngomong." ucap rekha pada dimas yg baru saja ingin keluar kelas menjemput nisa untuk pulang bersama. "ngomong apa? Kalo mau ngomong, cepet. gue ga ada waktu, kasian nisa udah nunggu." ujar dimas. "gue sayang sama lo." Ucap rekha. dimas mematung, ia tak percaya dengan apa yg ia dengar dari rekha. "lo sakit? Gila lo." ucap dimas seraya ingin meninggalkan rekha. "gue ngga bercanda dim." Ujar rekha menahan tangan dimas. "sejak kapan?" Tanya dimas. "3taun dim gue mendem rasa ke lo. gue nunggu lo ngerasain hal yg sama kaya apa yg gue rasain, tp lo malah pacaran sama yg lain. gue udah cukup sabar dim nahan perasaan gue. lo fikir aja dim, kenapa gue single selama ini. karna lo dim. gue nunggu lo sayang sama gue." ujar rekha berkaca kaca. "sorry rhe, gue ngga bisa, karna gue nganggep lo sebagai temen, ngga lebih. dan gue udah sangat sayang sama nisa. gue yakin, lo bakal nemu yg lebih baik dr gue. maaf." Dimas meninggalkan rekha dikelas sendirian. hati rekha sakit, sejak saat itu, rekha memutuskan untuk membuang perasaannya terhadap dimas.

dia bukan pilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang