Gemuruh petir saling bersahutan dilangit. Begitupun rintik hujan yang makin deras. Sama sekali tidak mengganggu Jaemin yang tengah membaca novel favoritnya hingga tiba-tiba ia dikejutkan oleh Jeno yang berdiri didepan ranjangnya dengan wajah pucatnya yang semakin pucat.
"Jaem..."
Jaemin segera bangkit dan menatap Jeno khawatir, "Kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?" Kemudian tatapannya tertuju pada dada Jeno yang berlubang.
"J-Jen.. ini kenapa?"
"Aku.. hahh.. diserang oleh para pemburu vampire." Jaemin menatap Jeno kaget, "B-bagaimana bisa?"
"Ternyata mereka sudah mengawasiku sejak lama. Tapi kau tenang saja.. ugh, mereka sudah kuhabisi." Ujar Jeno pelan, tubuhnya hampir limbung jika saja Jaemin tidak menopang tubuhnya dan membantu Jeno duduk diranjangnya.
"Darah. Kau butuh darah Jeno."
Jeno menggeleng pelan, "Darah hewan saja tidak bisa meningkatkan regenerasiku, Jaem."
Oke, Jaemin panik. Keadaan Jeno saat ini semakin lemah, Jaemin yakin jika Jeno ditusuk oleh pasak kayu, kelemahan kaum vampire.
Dan yah, kekasih Jaemin adalah seorang vampire.
Namun Jaemin sedikit bersyukur pasak kayu itu tidak mengenai jantung Jaemin. Tidak bisa Jaemin bayangkan jika Jeno akan mati dan meninggalkan dirinya.
Melihat Jeno yang makin lemas, sebuah ide gila terlintas diotaknya.
"Minum darahku, Jeno." Perkataan Jaemin barusan mampu mengembalikan kesadaran Jeno, mata sayunya menatap Jaemin tidak percaya.
"Tidak, Jaem. Kau sudah gila? Jika aku meminum darah langsung darimu, itu artinya aku membuat ikatan denganmu. Dan aku hanya bisa hidup melalui darahmu sampai kau mati atau menjadi sama sepertiku."
Mata Jaemin bergerak liar, ia nampak bimbang. Tapi dirinya juga tidak bisa membiarkan Jeno mati begitu saja.
"Tidak masalah, Jen. Kumohon, minum darahku. Aku tidak ingin kau mati." Jaemin menggenggam kedua tangan Jeno.
"Aku.. aku tidak bisa.." Jaemin menangkup wajah Jeno, "Hey, tidak apa. Aku tidak masalah. Kau boleh meminum darahku."
Jeno menatap Jaemin dengan pandangan rumit. Perasaannya berkecamuk. Ia sungguh menginginkan darah Jaemin, tapi dia juga tidak ingin membuat Jaemin menjadi pemasok darah untuknya.
Namun tatapan teduh yang dilayangkan Jaemin serta leher jenjangnya yang disuguhkan dihadapannya membuat pertahanan Jeno runtuh.
Ia segera meraih tengkuk Jaemin. Matanya berkilat semerah darah, lantas ia segera menancapkan taringnya dipermukaan kulit leher Jaemin.
"A-ahh, J-jenoo..." Jaemin melenguh, merasakan sensasi perih dan panas yang menyerang lehernya.
Jeno menghisap darah Jaemin dengan rakus. Sial, kenapa darah Jaemin terasa sangat manis dilidahnya.
Setelah ia merasa cukup, ia segera menjauhkan wajahnya dari perpotongan leher Jaemin dan menjilat lelehan darah yang tersisa dibekas gigitannya.
Jeno menatap Jaemin dengan mata merahnya.
Jaemin menelan salivanya susah payah. Mengapa Jeno dengan mata merahnya, taringnya yang mencuat dibalik bibir tipisnya, serta bercak darah disekitar bibirnya justru terlihat makin sexy dimatanya.
Perlahan namun pasti, Jaemin mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Jeno dan melumatnya perlahan.
Bau anyir menyeruak di indera pengecapnya. Jaemin menghisap bibir Jeno bergantian dengan rakus, menekan tengkuk sang dominan karena merasa tidak mendapat balasan dari Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESPACITO | NOMIN
Fanfiction[re publish] Berisi kumpulan oneshoot nomin 18+ TOLONG LITERASI. ⚠️KONTEN DEWASA⚠️ ⚠️BXB / HOMO / GAY / BOY X BOY⚠️ ⚠️GASUKA? CLOSE BOOK GUA⚠️ ⚠️HOMOPHOBIC? JAUH JAUH LU⚠️ 𝑱𝒂𝒆𝒙𝒎𝒏𝒏𝒂.