Game

40.6K 1.8K 55
                                    

Jaemin menatap kesal Jeno yang masih sibuk berkutat dengan stick game nya. Hell. Apa tujuannya lelaki itu mengundang dirinya untuk datang ke apartemennya jika akhirnya dia diabaikan seperti ini?!

"Jeno! Buat apa lo nyuruh gue kesini kalo lo malah sibuk sama game lo itu?" Jaemin bersungut kesal, namun Jeno tak menghiraukannya.

"Buat ngeliat gue main game lah." Jawaban Jeno yang terlampau santai itu membuat Jaemin menganga tidak percaya.

"Gue pulang nih." 

"Pulang aja. Diluar hujan deres tuh. Gak takut emangnya?" Jaemin sejenak ragu. Ia memang takut untuk menyetir mobil sendiri disaat hujan deras seperti ini.

"Terus gue ngapain dong?!" Tanyanya pada akhirnya.

Jeno mengangkat bahunya acuh, "Terserah."

Jaemin memukul perut Jeno cukup keras dan mampu membuat lelaki tampan itu mengerang kesakitan namun tidak menghilangkan fokusnya untuk bermain game yang membuat Jaemin makin kesal.

Kemudian ide jahat terlintas diotak mesumnya ketika melihat posisi Jeno yang tidur terlentang dengan kepala yang menyandar di headboard dan kedua tangan yang sibuk berkutat dengan stick gamenya.

Jaemin yang kesal karna Jeno lebih memilih bermain game, segera melucuti pakaiannya. Namun Jeno tidak nampak tidak tertarik membuat Jaemin makin kesal.

Tapi diam-diam Jeno mengulas senyum tipis melihat apa yang tengah dilakukan kelinci manisnya itu.

Dengan tergesa Jaemin melepas celana dan dalaman milik Jeno. Mengocok dan mengulum penis Jeno. Tapi sepertinya Jeno masih tidak terganggu dan masih sibuk bermain dengan gamenya.

Jaemin mendengus, namun ia tidak kehabisan ide. Lalu Jaemin segera memposisikan tubuhnya diatas Jeno, kemudian memasukkan penis milik Jeno dilubangnya dengan perlahan.

"Ughh.. hngg ahh!!"

Jaemin mendesah ketika penis Jeno berhasil masuk sepenuhnya kedalam lubangnya. 

Dan lagi-lagi Jeno masih sibuk dengan gamenya. Jaemin meniup poninya kesal 

Dengan tempo pelan Jaemin bergerak naik turun, "Ahngg J-Jenn mmmhhhh... Hahhh eungggg.." Desahan Jaemin mulai terdengar memenuhi sudut ruangan kamar Jeno.

Jaemin mengernyit kesal saat Jeno masih dengan santainya bermain game tanpa memperdulikannya. Lalu Jaemin mengetatkan lubangnya, menimbulkan kerutan samar didahi Jeno membuat Jaemin tersenyum menang.

Namun senyumnya luntur seketika saat Jeno kembali fokus dengan gamenya.

Jaemin mendengus kesal, ia menghentikan kegiatannya. Namun saat ia hendak menjauhkn diri dari Jeno, tiba-tiba saja lelaki tampan itu mencengkeram pinggangnya dan membantu gerakan naik turunnya semakin cepat.

"Gerakan lo lambat banget. Gimana gue bisa terangsang kalo cuma segitu doang?" 

"Bangsat—AHHH! Jenohhhh hngggg mhh ahhhh..." Jaemin mendesah keras ketika Jeno mulai menghentak lubangnya dengan keras. Sedangkan tangannya membantu pergerakan naik turunnya diatas Jeno.

Jaemin menggeleng, ini terlalu cepat dan dalam. Jaemin tidak mampu menahannya. Ini terlalu nikmat!

"Ahh Jennhh ak-aku keluarr mhhh aahhh!" Jaemin memuntahkan cairannya hingga membasahi perut berotot dan dada bidang sang dominan.

"Lo keluar banyak. Keenakan ya?" Jeno tersenyum miring, sedangkan Jaemin mendengus kesal dan memukul dada Jeno.

"Udah, giliran gue yang kerja. Lo ngedesah aja." Dan dengan cepat Jeno membalik posisi mereka hingga kini ia berada diatas Jaemin. Mengukung si manis dibawahnya tanpa melepas penyatuan keduanya.

"Anjir lengket." Ujar Jeno pelan. "Lap pake tissue basah dulu sono!" Sungut Jaemin.

"Gak ah, nanggung. Abis ini juga lengket lagi." Kata Jeno santai. Kemudian ia mulai bergerak dan segera menyambar bibir tipis Jaemin.

Menelusupkan lidahnha ke dalam rongga mulut sang submissif. "Eungghhh mhhh hhhh.." Jaemin melenguh saat Jeno mulai mempercepat gerakannya. 

"Ketatin lubang lo kek t-tadi donghh na.." 

"Hh nghhh g-gak mau shhh hhhngg.." Sprei ranjang Jeno sudah berantakan akibat menjadi sasaran pelampiasan kenikmatan yang dirasakan Jaemin.

Jeno menggeram kesal, lantas semakin memperdalam hentakannya hingga Jeno berhasil menumbuk titik kenikmatannya membuat Jaemin menjerit dan refleks mengetatkan lubangnya.

"Anjir! Enak bangethh na.." Jeno menenggelamkan kepalanya diceruk leher Jaemin tanpa menghentikan gerakannya. Tangannya yang menganggur ia gunakan untuk memilin puting Jaemin yang menegang.

"Ah! J-Jennhhh hnggg yahh! Ouhh f-fasterhh.." 

Jeno mengangkat wajahnya, "Apa? Gue gak denger."

Jaemin mencengkeram pundak Jeno kuat, "L-lebih cepethh g-goblokhh hahh.." 

Jeno terkekeh, "As you wish, baby." Jeno mempercepat gerakannya. Menghujam lubang Jaemin dengan cepat dan dalam.

Peluh mulai membasahi wajah tampannya, ia menggeram ketika lagi-lagi Jaemin mengetatkan lubangnya membuat penis Jeno makin dijepit dengan hangat oleh lubang Jaemin.

"G-gue mau keluar jenhhh ahhh ouhh mmhhhh.." 

"Bentar na.. tunggu gue dulu." Jeno mempercepat hentakannya, ia kembali melumat bibir Jaemin dengan tergesa-gesa.

"Mhhhh g-gue gak b-bisa hnggg nahan la-lagiiihh ahhh!" Jaemin mengerang setelah mencapai pelepasan keduanya. Dan beberapa hentakan selanjutnya, Jeno ikut menyemburkan cairannya memenuhi lubang Jaemin.

Kemudian Jeno melirik layar plasma yang menampilkan tulisan 'YOU LOSE' tanda dirinya kalah. 

"Gue kalah tuh. Gara-gara lo." Ucap Jeno pada Jaemin yang berada dibawahnya.

Jaemin yang masih terengah menatap kesal kearah Jeno, "Kok salah gue?"

"Ya terus yang mulai ini tadi siapa?"

"Gue."

"Yaudah, berarti salah lo."

"Anjir. Minggir, gue mau ke kamar mandi." Jaemin mencoba mendoring tubuh besar Jeno namun lelaki tampan itu malah menahan kedua tangannya disisi kepalanya.

"Karna game gue kalah. Sebagai gantinya gue mau main sama lo.." Jeno mendekatkan wajahnya kemudian berbisik ke telinga Jaemin dengan sensual, "Sampe lo kalah."

.
.
.
.
.
End.

Dobel ya

DESPACITO | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang